Sumpah Setia

1683 Words
Singkat kata singkat cerita, sudah dua belas hari berlalu sejak Pangeran Ash jatuh pingsan. Keadaan sang pangeran yang memiliki tanda kutukan itu pun telah diberitakan pada Raja Lemonds. Kemudian sebagai ayah yang masih menyayangi putranya, pria tersebut menyelinap keluar dari istana raja. Melakukan teleportasi yang langsung berpindah ke kamar Ash. “Apa kalian yakin kalau Ashil tidak menyakiti anakku sama sekali?” tajam Raja Lemonds saat melihat kondisi memprihatinkan Pangeran Ash. Ellio menunduk dalam. “Kami telah melakukan interogasi mengerikan pada anak kami sendiri, Yang Mulia. Dan kami bisa memastikan kalau saat Pangeran Ash pingsan, Ashil hanya kebetulan berada di sana.” “Ellio … aku telah berbesar hati membiarkanmu menyembunyikan kekuatan Ashil dari publik. Jadi, jangan kecewakan kemurahan hatiku itu, apa kau mengerti?” Raja Lemonds tetap memberikan tekanan. Membuat sepasang suami istri di hadapannya hanya dapat semakin menunduk dalam dengan tubuh gemetaran dan keringat dingin yang bercucuran. “Jadi, apa rencanamu untuk ini sekarang?” “Ah, itu … sebenarnya kita tidak bisa berbuat apa-apa.” “Apa kau bilang? Rupanya kau sangat ingin menggali kuburanmu sendiri, Ellio.” Emosi Raja Lemonds hari ini sangat tidak terkendali. Jujur saja, ia yang dikatakan maha perkasa ini malah sedang dilanda kecemasan tingkat tinggi sekarang. “M-mohon maaf Yang Mulia Raja, tapi benar itu faktanya. Saya hanya bisa menyegel Kutukan Sihir Pangeran Ash agar tidak menggerogoti jiwanya. Lalu pengobatan dari semua tabib yang Anda kirim … sebenarnya tidak akan mempan.” “Jelaskan padaku.” Ellio melirik ke arah Ashleigh. “Kutukan Sihir itu bukanlah hal yang wajar. Dari semua sejarah kerajaan ini, hanya ada satu orang yang pernah mengalaminya pada zaman dahuli. Dan itu pun seratus tahun yang lalu, serta orang itu … berakhir dengan kematian.” “Kalau itu aku juga sudah tahu. Jangan berbelit-belit! Padahal Pangeran sudah membangkitkan sihirnya, jadi kenapa kekuatan fisik Pangeran Ash tidak meningkat drastis? Itu yang ingin aku tahu jawabannya.” Beatrice menepuk pundak Ellio yang bisa saja lepas dari rongga saking suaminya itu merasa ciut. Padahal penjelasan yang tadi bukan basa-basi semata, itu perlu untuk dirunut. Karena dari sanalah akar permulaan masalahnya berasal. Ah, mungkin Ellio bisa menjelaskan perihal rinciannya di dalam surat nanti. Sekarang ini … Raja Lemonds hanya dipenuhi oleh gejolak emosi yang sangat tinggi. Ellio tidak boleh memantik api. “Yang Mulia … Anda tentu tahu pedang milik Raja Athanius, bukan?” “Ya. Falcata. Memang apa kaitannya dengan itu?” Ellio menarik napas. “Bukankah menurut sejarahnya, Falcata memiliki akal sendiri? Karena itu terkadang Raja Athanius tampak berbicara dengan senjatanya tersebut. Dan banyak juga saksi yang mengatakan pernah melihat Falcata bergerak sendiri.” “Lalu?” “Jadi … ini adalah menurut hipotesa saya sendiri Yang Mulia Raja.” “Apa?” “Menurut saya yang sudah meneliti Kutukan Sihir ini selama dua belas hari, dan bahkan saya hanya tidur lima menit saja tiap enam jamnya, Kutukan Sihir milik Pangeran Ashleigh itu memiliki akalnya sendiri.” Sambutan dengan wajah penuh kejutan ditampilkan oleh Raja Lemonds. “Kau yakin akan hal itu, Ellio? Jangan main-main dengan sesuatu seperti ini.” Ellio mengangguk. “Saya berani bersumpah atas nama Keluarga Dominic Cons, Yang Mulia Raja.” “Hah … jadi maksudmu Kutukan Sihir yang anakku derita itu mirip seperti virus? Sesuatu yang hidup jika bertemu dengan inangnya.” “Semacam begitu. Tapi karena ini adalah saalah satu eksistensi dari sihir kuno, menurut saya akal yang Kutukan Sihir miliki bisa kita bandingkan dengan Falcata, pedang milik raja pertama, Raja Athanius.” “ …..” Hening. Ellio dan Beatrice membiarkan Raja Lemonds melipat tangan dan memangku dagu, menatap lekat Pangeran Ashleigh seraya berpikir keras. “Aku mengerti. Lanjutkan.” “Fiuh ….” Ellio dan Beatrice menghela napas lega. Mereka menggosok d**a kiri demi bisa menenangkan diri. Karena saat ini raja Lemonds telah menghilangkan aura intimidasi dan nafsu membunuh yang mengerikan itu. Kekuatan bernama Otoritasi Sang Penguasa milik Raja Lemonds memang mampu membuat beberapa orang dalam kategori tertentu bertekuk lutut, merasa takut, dan seperti berhadapan langsung dengan dewa. Ellio sangat bersyukur karena Raja Lemonds tidak lama menggunakan kekuatan itu di sini, ia cemas pada keadaan Beatrice yang juga tidak dalam kondisi sehat itu. “Saya sudah mencoba seribu dua ratus kali lebih agar bisa berkomunikasi dengan Kutukan Sihir ini. Tapi tentu saja itu tidak akan berhasil. Sama halnya dengan Falcata, sesuatu yang memiliki akal sendiri seperti itu hanya ingin berbicara dengan tuan mereka.” “Maka dari itu kau mengatakan sebelumnya kalau aku, kau, atau siapa pun di dunia ini, tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya bisa menunggu saja terhadap kondisi Pangeran Ash, bukan begitu?” “Benar Yang Mulia Raja. Saat ini … mungkin saja Pangeran Ash sedang berada dalam dimensi lain.” “Apa lagi maksudnya itu?” “Dimensi para roh.” Seperti ada tekanan mistik yang menghantam seluruh ruangan. Ini pasti ulah dari Raja Lemonds. Tekanan kuat yang hanya berefek pada makhluk hidup saja. “S-sayang ….” Beatrice meremas baju Ellio kuat. Lutut wanita tersebut hampir tak sanggup lagi untuk berdiri, dan dengan sigap sang suami langsung memapahnya. “Yang Mulia Raj—” “Dimensi para roh … kau bilang?” “B-benar.” “Bukankah itu hanya bisa kau kunjungi kalau kau sudah mati atau kalau kau bukan manusia lagi?” “S-sebentar, Yang Mulia Raja.” Ellio membantu Beatrice untuk duduk di sofa terlebih dahulu, kemudian ia melangkah mendekati sang raja sambil membungkuk dan kepala yang menunduk dalam—tidak berani mendongak lancang. “Seperti yang Anda tahu. Keluarga Dominic Cons dari dulu terkenal dengan Perpustakaan Besar, di mana buku-buku dari zaman dahulu kala masih ada dan terawat di sini. Saya hampir membaca semua dari ribuan buku tersebut, ada salah satu di antaranya yang menjelaskan perihal dimensi roh.” “Buku yang tidak akan ada di perpustakaan istana, ya?” Raja Lemonds malah memberikan serangan berupa sindiran. “Ah … iya. Maafkan saya. I-ini merupakan rahasia keluarga kami … Yang Mulia Raja. Saya harap kemurahan hati Anda untuk mengerti.” “Terserah. Jadi apa itu? Dimensi roh yang kau bicarakan.” “Seperti yang kita tahu, dimensi roh adalah dimensi ghaib yang tidak bisa dijamah oleh manusia. Keberadannya tepat di antara fana dan kenyataan. Tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata baik, tapi dimensi roh adalah tempat di mana para roh manusia yang telah mati berada selama seratus hari. Beginilah yang sejarah katakan.” “Ya. Kita semua tahu itu.” “Tidak banyak bahasan mengenai dimensi roh karena tidak ada satu pun manusia yang dapat membuktikan keberadaanya. Dimensi roh sendiri hanya pernah disebutkan satu kali oleh Raja Athanius, bahkan referensi buku mengenai dimensi roh hanya ada satu. Tapi, ternyata saat saya menggali isi Perpustakaan Besar, ada dua sampai tiga buku lagi yang memuat tentang dimensi roh di dalamnya.” “Jelaskan padaku.” Ellio sempat menilik sang istri yang tengah berbaring lemah di sofa. Menurut hati, ia ingin mengantar Beatrice ke kamarnya terlebih dahulu, tapi hal itu tidak bisa Ellio lakukan saat ini. Jadi pemimpin dari Keluarga Domonic Cons tersebut hanya dapat berharap agar istrinya baik-baik saja. “Ellio.” “Ah! Maafkan saya, Yang Mulia Raja, tadi pikiran saya sempat ke mana-mana.” “Fokuslah. Memangnya kau menghadap siapa sekarang?” “M-maafkan saya ….” “Lanjutkan penjelasanmu.” “Dimensi roh itu sebenarnya tidak bisa disentuh atau pun dimasuki dari luar, itu berarti jika sosok yang tinggal di dimensi roh menarik orang luar dari dalam, maka orang itu bisa masuk ke dimensi roh tersebut. Seperti yang Anda ketahui juga Yang Mulia Raja, semua kutukan kuno itu berasal dari dimensi roh. Apakah Anda bisa memahami situasinya sekarang?” Raja Lemonds mengangguk, matanya menatap sayu pada seonggok tubuh kurus, berkulit putih pucat, dengan rambut perak yang tengah terbaring lemah di atas ranjang, dengan banyak alat medis dan sihir di tubuhnya. “Saya sendiri tidak tahu seberapa jauh beda persentasi waktu antara di sini, dunia manusia ini, jika dibandingkan dengan dimensi roh. Tapi percayalah Yang Mulia Raja, bahwa Pangeran Ash tidak akan mati. Dia adalah murid saya yang luar biasa. Pangeran Ash sendiri yang mengatakan pada saya kalau dia akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk sembuh, serta … menjadi kuat.” “Hah ….” Raja Lemonds mengusap wajah. “Aku tidak bisa berlama-lama lagi. Tolong urusi anakku dengan baik. Terus beri kabar mengenai perkembangannya, jangan lewatkan detail sekecil apa pun. Bisa kau pahami, Ellio?” “Tentu saja Yang Mulia Raja. Saya akan melakukan yang terbaik untuk matahari kerajaan ini.” “Bagus.” Raja Lemonds sudah hendak pergi, tapi ia teringat akan sesuatu dan berbalik lagi. “Oh ya, aku membawa ini untuk penyakit yang diderita istrimu.” Raja Lemonds pun mengeluarkan sebuah kantong kulit dengan ukuran sebesar kepalan tangan pria dewasa dari balik jubahnya. “I-ini ….” Ellio tidak bisa menyembunyikan rasa kaget sekaligus takjubnya pada sesuatu yang baru saja ia terima. Tangan Ellio tampak gemetar hebat ketika membuka isi kantong tersebut. “Y-yang Mulia Raja! B-bukankah ini adalah serbuk daun dari Pohon Sigilaria?” “Iya.” “B-bagaiamana bisa … Pohon ini hanya ada di dalam legenda! Di buku juga hanya ada penjelasan singkat di mana pohon ini memiliki umur pendek dan tumbuh dalam beberapa dekade sekali.” Ellio tidak dapat mengendalikan diri. Melihat reaksi itu, Raja Lemonds tersenyum kecil. Sebenarnya tumbuhan yang dibicarakan Ellio itu baru saja Raja Lemonds dapatkan dengan pertukaran tidak main mahalnya pada salah seorang pedagang elit dari kerajaan tetangga. “Gunakanlah itu untuk istrimu, aku dengar khasiatnya sangat ampuh.” Mata Ellio sudah berair dan ia sibuk menggosok wajahnya. “Maafkan saya Yang Mulia Raja dan … terima kasih. Saya tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.” Maka sebagai rasa syukur yang teramat sangat, Ellio pun mengambil posisi membungkuk selayaknya sumpah seorang ksatria. Kaki kiri dilipat ke belakang, kaki kanan dilipat ke depan, tangan kiri disembunyikan di punggung, dan tangan kanan diletakkan di atas kaki depan. “Saya atas nama Ellio Dominic Cons, bersumpah akan memberikan seluruh hidup saya untuk setia pada Yang Mulia Pangeran Ashleigh Athanius, dan Anda di sini … sebagai saksi dari sumpah saya, Yang Mulia Raja.” “Sumpahmu aku terima.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD