“APA?” Suara Ellio menggelagar. Ada nada marah di balik teriakan kaget tadi. Wajah sang guru menampakkan ketidak setujuan yang sangat tinggi, terhadap ide gila dari muridnya tadi. “Kenapa tiba-tiba kerajaan—ah, maksudku Kota Bayezid?” Ellio menarik napas. Menunduk sambil memijat pangkal hidung. “Maaf karena sudah berteriak tadi,” ucapnya terdengar lelah. Sedangkan sang pelaku utama kehebohan pada kelas hari ini hanya menunjukkan wajah cengengesannya. Yah, Ash sendiri juga baru ingat, kalau Bayezid bukan lagi sebuah kerajaan setelah melebur bersama dengan Kerajaan Atlantesia, tapi hanya jadi kota kecil. “Apa itu tidak mungkin, Guru?” Ash tadi meminta apakah Ellio bisa membawanya ke Kota Bayezid untuk belajar. “B-bukannya tidak mungkin sama sekali.” “Lalu?” Kepala Ash meneleng ke kiri.