Sang Penguasa Dominic Cons

1791 Words
“Enghh ….” Cahaya silau dari binar baskara yang menilik dengan nakal pada celah jendela, membuat tidur tenang Ash cukup terganggu. Pemuda itu tampak melenguh dengan wajah masam. Matanya semakin mengatup rapat dengan kening berkerut dalam. “Anda sudah bangun, Pangeran Ash,” tegur suara asing yang membuat Ash langsung membuka kelopat matanya perlahan. “Di mana … dan siapa kau?” Pria dengan bentuk wajah oval yang sedikit kecil, berambut hitam legam dan memiliki sepasang mata cokelat terang itu menarik sudut bibirnya. “Perkenalkan, nama saya Ellio Domonic Cons. Saya adalah guru Yang Mulai Pangeran Ash mulai saat ini. Dan sekarang, Anda berada di dalam mansion Keluarga Domonic Cons.” Satu detik …. Tiga detik …. Lima detik …. “APA?” Suara Ash meninggi drastis. Butuh cukup waktu untuknya mencerna keadaan ini. Berdasarkan buku yang Ash baca, ia cukup tahu siapa pria di depannya sekarang. Salah seorang dari enam pemimpin keluarga besar seantero Kerajaan Atlantesia. Tampak senyuman di wajah Ellio tidak luntur meski alisnya bertaut. “Apakah Pangeran Ash mengingat apa yang terjadi pada Anda terakhir kali?” “I-itu ….” Ash berusaha mengatur ekspresinya. Pemuda dengan tubuh yang kurus ini langsung membenarkan posisi duduknya dengan lebih baik. Kemudian memutar otak untuk menggali kejadian di masa lalu. Kepingan terakhir ingatannya sebelum terbangun di dalam kamar baru yang tidak kalah mewahnya ini. “Aku hampir mati karena ledakan sihirku sendiri.” Dia ingat! Dia memang sengaja membangkitkan sihirnya secara mandiri! Ellio meneguk ludah dengan susah payah. “Itu benar. Akibat bangkitnya sihir Anda, hampir seperempat dari Istana Sirius hancur.” “J-jadi begitu, ya.” Ash tersenyum ketir sambil menggosok tengkuknya dengan tidak nyaman. Merasa bersalah. Dia ingat saat itu sihirnya meledak-ledak dan menelan dirinya dengan sangat mengerikan. Samar, tapi Ash masih terbayang akan rasa sakit yang menggorogoti tubuh dan jiwanya waktu itu. “Saya yang menyelamatkan Anda.” Ellio diberitahu Raja Lemonds untuk merahasiakan kejadian sebenarnya—bahwa sang pangeran dibantu oleh enam kepala keluarga besar sekaligus. “Oh. Jadi kau adalah tamu yang dikatakan oleh kakak—maksudku, Pangeran Acer.” Ellio mengerjapkan mata. “Maaf. Saya cukup terkejut. Saya dengar hubungan Anda dengan para pangeran lain cukup buruk, tapi ternyata tidak begitu, ya?” Ingin rasanya Ash mengadu terhadap apa yang sudah Acer lakukan selama ini pada dirinya, tapi mungkin ada hal yang lebih perlu untuk dibacarakan dari pada itu. “Kau … adalah pemimpin dari Keluarga Dominic Cons, bukan? Kau bilang tadi kalau kau menjadi guruku sekarang. Apa maksudnya semua ini?” Ellio tidak langsung menjawab. Pria ini kembali terkesima dengan sosok pangeran di hadapannya sekarang. Ash padahal tampak lemah dengan badan yang kurus dan terbilang pendek. Namun, aura khas dari keluarga kerajaan yang mendominasi bisa Ellio rasakan begitu ketara. Dari pada saat dia melihat Acer. Bahkan Ash tetap mempertahankan posisinya sebagai keluarga kerajaan yang bisa bebas memanggil orang di bawahnya dengan sebutan ‘kau’ bukan ‘Anda’ itu sangat jarang. Karena pada kenyataan, para pangeran lain—seperti contohya Acer—lebih suka menyanjung mereka—para pemimpin keluarga tertinggi—untuk bisa dekat atau mendapat dukungan. Makanya saat menjamu para pemimpin keluarga tertinggi, Acer tetap menggunakan kata ‘Anda’ yang dalam Kerajaan Atlantesia, itu tidak termasuk dalam etiket kerajaan. “Saya tertarik pada kekuatan Anda, Pangeran Ash. Anda memiliki potensi besar untuk menjadi sosok hebat seperti raja saat ini … atau bahkan lebih.” Bohong. Ellio hanya ingin menyanjung Ash. Dia juga harus kembali menyembunyikan fakta bahwa keadaan sekarang bisa terjadi karena perintah sang raja. Orang itu tidak ingin putranya sendiri—Pangeran Ash—tahu banyak hal, entah kenapa. Ellio hanya menurut saja. “Aku tidak mau jadi seperti dia.” Wajah Ash tampak masam kalau mengingat betapa dia kesal dengan Raja Lemonds yang mengabaikan anaknya sendiri. Memang apa bagusnya jadi raja? Ash sangat ingin memukul kepala ayahnya itu. Lagi. Ellio terkesima dengan kejutan-kejutan yang Ash berikan. Entah bagaimana hatinya jadi merasa tertarik dengan sosok pangeran yang dikatakan terkutuk dan terbuang ini. “Haha. Untungnya raja memberikan izin kepada saya untuk membawa Pangeran Ash ke sini. Saya dengar kalau Anda di sana terkucilkan. Saya harap Pangerna Ash bersedia menerima saya yang rendah ini sebagai guru Anda.” Ash menoleh, menatap wajah Ellio pada setiap incinya. Dia tidak menemukan setitik pun niat jahat atau bahkan kebohongan di sana. Senyum Ash langsung mengembang. “Kau adalah penyemalatku, Guru.” Meski Ash tidak menyanjung-nyanjung Ellio, tapi Ash tidak memiliki kesan sombong khas keluarga kerajaan sama sekali. “Terima kasih Yang Mulia Pangeran Ketiga Belas.” Ellio membungkuk sekilas. “Pertama, kita nanti akan melakukan sesuatu terhadap ini.” Dia menunjuk ke arah Kutukan Sihir yang berada di leher Ash. “Saya akan mengajarkan Anda tentang sihir penyegelan.” Benar! Mata Ash terbuka lebar. Bisa-bisanya dia melupakan hal sepenting itu! Apa efek tidur terlalu lama membuat otaknya jadi tidak berjalan? “Guru!” “E-eh … i-iya?” Ash menangkup kedua tangan Ellio dengan wajah berseri-seri. “Guru jenius sekali!” “T-terima kasih?” Ash baru ingat. Kutukan Sihir yang ia derita ini bisa disegel. Meski bersifat sementara dan juga tidak dapat disembuhkan sama sekali. Segel adalah satu-satunya cara untuk mengendalikan Kutukan Sihir ini! “Guru. Saya sudah merasa lebih sehat dan lebih baik sekarang. Apakah kita bisa memulai pelajaran?” Semangat sekali. Ellio sekilas mengingat putranya yang sangat susah untuk dikendalikan. Nakal, tidak mau belajar, hanya ingin bermain-main, dan selalu membuat onar. Jauh berbeda dengan Pangeran Ash. “Sebelum itu, saya ingin mengajak Anda untuk berkeliling melihat mansion ini. Ah, apakah Pangeran Ash tahu sudah berapa lama Anda terbaring di ranjang itu?” Benar juga. Ash sepertinya tidak mementingkan hal seperti itu. “Berapa lama?” “Empat puluh tiga hari.” Gila. Ash hampir ternganga. Lama sekali! Tidak cukup tidur seribu tahun, kini dia kembali tidur selama itu? Dalam hitungan manusia, empat puluh tiga hari sama dengan koma. “Jadi aku benar-benar hampir mati, ya?” “Anda bertahan dengan snagat baik. Efek dari pembangkitan sihir Pangeran Ash yang sangat luar biasa memang setimpal. Tapi lihatlah saat ini, bukankah Anda merasakan tubuh ringan dan bisa digerakan sesuka hati?” Lagi-lagi Ash baru menyadari hal-hal kecil seperti itu. Ash langsung memeriksa seluruh tubuhnya dengan decak kagum. Ternyata pengorbanan yang ia lakukan memang tidak sia-sia. Ash langsung melompat turun dari ranjang. Berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun seperti sebelumnya. “Guru!” “Iya?” “Kalau seperti ini terus, apakah aku bisa sembuh?” ungkap Ash kegirangan. Benar. Selama membuka mata di dalam tubuh barunya itu, tidak pernah sekali pun Ash merasa sesehat ini. Ellio tersenyum miris. Dia merasa apa yang dikatakan Raja Lemonds, pada kenyataan yang Ash alami sepertinya lebih buruk lagi. Iris cokelatnya kembali fokus pada lingkaran sihir hitam keungungan di leher Ash. Apakah Ellio mampu membantu Ash menyingkirkan Kutukan Sihir itu? “Saya rasa mungkin-mungkin saja.” Setelah itu. Ellio menyuruh para pelayan untuk membantu Ash dalam merapikan penampilan dan mempersiapkan diri agar bisa menyusuri seisi mansion, yang lebih menyerupai kastil besar bagaikan salah satu dari istana milik kerajaan. Kediaman utama Keluarga Dominic Cons memang terkenal dengan tingkat seni yang akan memanjakan mata. Ellio pun tampak bersemangat memperkenalkan rumahnya pada Ash. “Ini adalah ruang belajar untuk teori. Ada ratusan buku yang bisa Pangeran Ash baca. Baik itu dari seni sihir, sini kekuatan fisik, seni pedang, atau bahkan novel untuk mengisi waktu senggang.” “Wah … ini sangat luar biasa. Manusia—maksudku ternyata ada juga kekuatan peningkatan fisik, ya? Aku baru tahu.” “Benar. Kita akan mempelajari hal itu nanti.” Ellio lalu mengajak Ash ke ruangan berikutnya. Pertama-tama, pemimping dari Keluarga Domonic Cons itu akan memperlihatkan tempat-tempat yang berhubungan dengan status guru dan murid antara mereka. “Di luar sana … Anda bisa lihat lapangan yang luas itu?” Ellio menunjuk ke arah jendela. “Oh? Iya.” “Itu adalah tempat di mana kita nanti bisa melatih kekuatan sihir Anda. Ruang tertutup tidak disarankan untuk melatih sihir. Menurut Pangeran Ash, karena apa?” Ellio bertanya dengan nada menggoda. Berhasil membuat semu merah tercipta di wajah anak murid satu-satunya itu. “K-karena bisa menghancurkan banyak hal,” sahut Ash sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tangan Ellio reflek bergerak mengusap pundak Ash. Pria itu bahkan tertawa kecil. “Tidak apa-apa. Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan.” Hangat. Ash terdiam diperlakukan dengan baik seperti ini. Ingatannya melayang pada masa lalu. Saat kedua orang tuanya masih hidup. Dua penyihir hebat yang berhasil melahirkannya ke dunia ini. Ah, Ash jadi merindukan masa-masa itu lagi. “Apa yang Anda lamunkan, Pangeran?” “Eh? Bukan apa-apa. Jadi, kita akan ke mana lagi untuk tempat selanjutnya?” “Raut wajah Pangeran tampak kurang baik, apa Anda yakin tidak apa-apa untuk melanjutkan ini? Kita bisa melakukannya di hari besok.” Lagi. Perhatian yang agaknya sudah sangat lama tidak Ash jumpa. Ini cukup berbeda dengan Mei, karena mereka seumuran. Perhatian dari orang dewasa selalu membuat Ash teringat akan sosok ayah dan ibu yang sangat ia rindukan. Dulu, posisi sebagai Penyihir Agung membuatnya menjadi yang paling tua, paling harus berwibawa, dan paling memerhatikan sekitarnya. “Aku hanya berterima kasih pada Guru karena ingin memungut pangeran terbuang seperti aku ini—” “Ya ampun. Tolong jangan mengatakan hal seperti itu, Yang Mulia Pangeran. Anda adalah salah satu dari matahari kerajaan ini. Anda tidak boleh rendah diri. Bahkan jika itu kepada saya yang adalah guru Anda ini.” “Tapi Guru, kenapa kau tertarik padaku? Seingatku Keluarga Dominic Cons paling menghindar untuk berkaitan atau memiliki hubungan khusus dengan keluarga kerajaan.” Ash melemparkan pertanyaan sembari langkah kaki kedua orang itu menyusuri lorong mansion. “Benar. Selama beberada dekade, Keluarga Dominic Cons terkenal dengan kenetralannya yang tidak memihak faksi mana pun. Baik itu faksi kerajaan atau faksi bangswan.” “Apakah hanya karena alasan tertarik pada kekuatan yang aku miliki saja itu sudah cukup?” “Sihir yang Pangeran Ash punya tidak hanya kuat, tapi juga unik. Ditambah lagi Kutukan Sihir yang hanya ada dibuku-buku legenda saja, dan Anda adalah satu-satunya orang yang memiliki itu. Saya sebagai salah satu orang yang menghabiskan sebagian besar hidup untuk meneliti sihir, bagaimana mungkin untuk tidak tertarik?” Alasan kuat yang tidak dapat Ash bantah. Ia hanya takut kalau akan dimanfaatkan sebelumnya, tapi siapa juga yang ingin memanfaatkan pangeran lemah yang tidak memiliki eksistensi sedikit pun dalam takhtah kerajaan, bukan? “Guru—” “Ayah!” Sejurus suara melengking dari arah belakang menghentikan kalimat Ash. Dua orang itu langsung berbalik, mendapati bocah dengan tinggi yang sama seperti Ash sedang membawa pedang kayu yang menitikkan darah. “Ashil, apa yang—” “Ini gawat! Dia akan mati! Tolong aku, Ayah!” Anak itu langsung menarik tangan Ellio. “Aduh! Masalah apa lagi yang kau perbuat?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD