Sihir Versi Baru

1121 Words
Meski Ashleigh tengah dirundung sakit kepala dan sangat ingin menghajar langsung murid jeniusnya ini—Exilus—tentu saja itu tidak bisa, karena pada kenyataan yang ada bahwa seribu tahun telah berlalu. Ini berarti bahwa Exilus sudah mati. Seorang penyihir yang hidup lama di dunia manusia tanpa kembali ke dunia bawah—tempat di mana habitat para penyihir berada—pastinya tidak akan abadi—dalam artian berumur sepanjang ratusan atau bahkan ribuan tahun. “Meski Exilus sudah mendapat berkat dari aku pun, paling lama dia bisa berumur sembilan puluhan lebih—” Kalimat Ashleigh terhenti mana kala matanya mendapati deretan tulisan pada halaman dari buku panduan tadi. Di saja dijelaskan bahwa raja pertama Kerajaan Atlantesia, yaitu Exilus Athanius, menghilang secara misterius dan dikabarkan telah mati, meski sampai saat ini jasad raja pertama tidak pernah ditemukan. Satu—satunya barang bukti adalah pakaian dan senjata sang raja saja, yang ditemukan di dekat taman kerajaan Ashleigh menggosok dagu. “Pada umur enam puluh lima tahun, ya? Tidak muda untuk ukuran manusia, tapi itu lebih singkat dari pada yang aku kira.” Ashleigh tidak berharap lebih kalau sebenarnya Exilus masih hidup atau bagaimana. Karena pada dasarnya seorang penyihir yang telah habis umur itu … akan melebur bersama dengan alam. “Semua yang berasal dari alam, akan kembali pada alam,” ucap Ashleigh dengan bijak. “Tapi aku tetap sangat ingin memukul wajahmu, Exilus. Kenapa kau mengacaukan sejarah yanng suci? Kenapa? Bahkan asal usul dari bangsa kita saja kau lenyapkan, Exilus.” Ashleigh meremas bagian halaman yang sudah ia baca itu. Sebagai pelampiasan rasa kesal. “Apa yang sebenarnya sudah terjadi sejak aku tiada, ya?” Kalau dipikir-pikir lagi ‘kan, Exilus adalah muridnya yang paling mengerti akan keadaan. Sudah berapa kali Ashleigh katakan kalau Exilus jenius? Itu benar. Jadi rasanya tidak mungkin kalau Exilus bertindak separah ini. “Pasti … ada sesuatu yang buruk sudah terjadi.” Ashleigh terlalu sibuk dalam dunianya sendiri sampai tidak sadar akan dua hal. Pertama, rasa sakit dari tubuhnya yang sudah mereda, bahkan bisa dikatakan tidak ada siksaan dari dalam lagi. Kemudian yang kedua adalah keributan di luar sana, di mana para tamu kehormatan tengah berkunjung ke Istana Sirius ini. Sebuah istana megah yang dikhususkan raja untuk kediaman para pangeran. “Tapi apa ya, kira-kira?” Ashleigh berusaha berpikir sekeras yang ia bisa. Namun, dia tidak mendapatkan jawaban apa pun. Hanya ada jalan buntu di sana. “Jangan bilang kehidupan aku yang sekarang ini juga bukan hanya sebuah hukuman?” Ashleigh mulai menghilangkan seluruh ketidakmungkinan dan berpikir dari jalur yang berbeda. Bukan dari sudut pandang dia sebagai Penyihir Agung lagi, tapi berdasarkan sebab akibat atau hukum kausalitas yang ada. “Siapa tahu masalah yang sebenarnya terjadi sudah ditahan oleh para muridku, tapi … karena mereka sudah menghilang, maka aku ditarik kembali oleh alam, karena masalah yang para muridku tahan itu bisa meledak di saat-saat seperti ini.” Ashleigh tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan sekarang, tapi hipotesanya ini bisa dijadikan acuan. Agar dia kembali memiliki tujuan lagi, selain bertahan hidup sebagai sosok pangeran malang yang terbuang. “Oke.” Ashleigh membuka halaman baru. “Mari kita lanjutkan lagi,” beonya berbicara pada diri sendiri. Percayalah, berbicara dengan diri sendiri itu bisa membuat seseorang lebih cerdas dalam berpikir. Karena ada konflik dan jalan yang muncul dengan sendiri dari hasil percakapan di dalam kepala. Pada halaman berikutnya dituliskan tentang asal usul sihir. Setelah menunjukkan anak pertamanya, Raja Exilus melanjutkan dengan menunjukkan anak kedua, ketiga, sampai dengan ketujuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa Raja Exilus memiliki tujuh keturunan yang lahir sekaligus. Banyak yang bilang anehnya di saat itu wajah Raja Exilus tampak buruk, meski sang raja terus tersenyum, seolah ada titik jenuh dan kesedihan yang Raja Exilus berusaha sembunyikan. Kemudian para rakyat menyimpulkan bahwa … wanita yang selama ini Raja Exilus cintai dan selalu raja sembunyikan itu telah mati. Ini sangat masuk akal mengingat wanita itu hanyalah manusia biasa, tapi sanggup melahirkan tujuh bayi yang terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki. Semua bayi memilki satu ciri khas yang sama. Berambut pirang dengan mata cokelat yang keemasan, persis seperti Raja Exilus sendiri. Mereka seperti kloningan dari sang raja. “M-Memang sepertinya kau melakukan eksperimen menciptakan anak manusia ya, Exilus? Pasti ini dari sihir elemen tanah yang kau kuasai. Hanya perlu campuran darah dan rahim seorang ibu untuk mewujudkan anak-anakmu ini.” Ashleigh tentu tahu, karena dia pernah mendiskusikan hal seperti ini dengan Exilus dulu. Jelas saja dulu tidak berhasil karena rahim seorang ibu yang menjadi syarat utama itu adalah dari bangsa para penyihir. Bayi di dalam kandungan mereka tidak kuat menahan ledakan mana milik ibunya sendiri. Semua bayi itu mati, tidak ada yang selamat satu pun sehingga akhirnya penelitian ditutup. Ashleigh tidak pernah menduga kalau hal tersebut bisa berhasil jika dengan manusia sebagai objek uji coba. “Pantas kau merasiakan wanita itu, karena sebenarnya mereka lebih dari satu. Hebat juga muridku ini.” Ashleigh malah merasa bangga sendiri. Lanjut pada paragraf berikutnya di buku panduan tadi. Disebutkan di sana bahwa ketujuh bayi tadi telah mendapatkan karunia dari Raja Exilus sendiri. Mereka bertujuh memiliki apa yang disebut sebagai Jantung Penyihir. Di mana ketujuh anak-anaknya bisa menguasai sihir. Setiap anak memiliki satu atribut sihir yang berbeda-beda tentu saja. Keempat putri dan ketiga pangeran tadi tumbuh dengan sangat luar biasa. Kemudian anak-anak dari mereka bertujuh juga mendapat karunia yang sama, sehingga dapat disumpulkan bahwa Jantung Penyihir hanya bisa didapatkan oleh keturunan asli dari orang istana di Kerajaan Atlantesia saja. Hal ini sempat membuat banyak masyarakat menjadi iri, akan tetapi Raja Exilus yang sangat sakti memberikan para rakyatnya jalan keluar agar bisa menggunakan sihir. Raja Exilus membagikan sebuah batu yang hanya bisa dia dapat dari Kuil Suci Agung. Pada kenyataannya setiap manusia memiliki elemen tersembunyi di dalam diri mereka sendiri. Hingga butuh sesuatu untuk menggunakan elemen tersebut. Dan Raja Exilus menemukan jalan masalahnya. Meski dengan kekuatan terbatas, pada rakyat Kerajaan Atlantesia akhirnya juga mampu menggunakan sihir. Caranya tentu tidak mudah, para manusia yang ingin memiliki sihir harus melewati beberapa hal terlebih dahulu. Pertama, mereka harus lulus tes tertulis di mana pada tes tersebut akan menguji pengetahuan mereka terhadap teori sihir. Lalu akan ada tes berupa ketahanan fisik. Hal ini sangat perlu karena jika tidak kuat, akan sangat berbahaya menerima kekuatan dari batu sihir. Setelah itu barulah mereka berkumpul di Kuil Suci Agung yang terletak tidak jauh dari balai pusat kota Kerajaan Atlantesia. Cukup hanya dengan berdiri di depan Cermin Ajaib, maka batu sihir akan muncul sendiri. Kemudian manusia hanya tinggal perlu berlatih untuk menyesuaikan diri dengan kekuatan dari batu sihir tadi. Memang pada dasarnya hanya anggota kerajaan murni saja yang mampu mendapat kekuatan sihir secara instan. "Ah, jadi begitu. Apa tubuh ini bukan darah murni? Atau memang karena kutukan?" Ashleigh malah diserang berbagai pertanyaan lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD