Bag 3

1233 Words
"Kelar tugas gue." Naya menghampiri Kina di meja kantin sambil langsung menyeruput es teh manis Kina setelah berhasil mendudukkan diri di samping sahabat tomboynya ini. Si empunya diam saja dan masih asik membaca novel yang sempat dia beli pekan lalu. "Nay!" tiba tiba Hani datang dengan wajah jutek khasnya. "Lo ada apaan sama Yvan?" tanya Hani sinis. Kina yang mendengar pertanyaan Hani langsung menatap ke arah Naya. Naya hanya bengong ketika Hani menanyakan sesuatu yg mengejutkan. "Maksudnya?" Naya mengerjapkan matanya bingung. "Tadi gue liat lo sama Yvan pandang-pandangan di koridor. Kan gue udah kasih tau lo, Yvan itu player! Jangan deket-deket sama dia!" ucap Hani tersirat nada emosi di dalamnya. "Lo apaan sih, Han! Siapa lo, berani ngatur-ngatur Naya?!" Kina langsung berdiri dari duduknya dan berhadapan dengan Hani yang berdiri di meja seberang mereka. Kina tidak sependapat dengan ucapan Hani. Terlebih Hani malah terlihat seperti wanita yang sedang cemburu. "Eh, cewek jadi jadian, gue cuma kasih tau sahabat tercinta kita ini supaya dia gak jadi korban kayak gue!" "Eh, malaikat jadi jadian, gue kok malah ngerasa lo kayak cemburu gitu ya, kalau si Naya deket sama Yvan." Kina tersenyum miring. Wajah Hani memerah seketika. Entah karena malu atau mungkin kesal. Hanya Hani yang tahu jawabannya. "Udah... udah... Kalian berdua. Ehm... Han, gue gak ada apa-apa sama Yvan kok. Jadi lo tenang aja ya." Naya berusaha menenangkan Hani, lalu menjelaskan kejadian di koridor kampus. Kanaya juga menceritakan pada Hani dan Kina tentang kejadian seminggu yang lalu dan membuat Yvan memberikan gantungan kunci padanya. "Terus sekarang mana gantungannya?" tanya Hani datar. "Ini." Naya memperlihatkan gantungan itu sudah bertengger manis di tasnya. "Kenapa lo terima?!" bentak Hani. "Masalah lo apa?! Lagian Yvan cuma ngerasa bersalah aja sama Kanaya!" balas Kina jengkel. Hani seolah ingin mengendalikan kehidupan Naya, dan Kina tak suka hal itu. Hani menatap Kina tajam, begitu juga dengan Kina. Mereka saling menantang melalui tatapan untuk beberapa saat,. Sampai akhirnya, Hani menghela napas kasar. Dengan wajah kesal bercampur amarah, Hani meninggalkan Kina dan Naya. "HAN!! HANI!" teriak Naya yang hendak mengejar Hani karena Hani langsung beranjak pergi begitu saja dari hadapan mereka. "Biarin aja si childish itu pergi. Lo juga jangan terlalu manjain dan selalu ngikutin omongan dia sampai hidup lo harus diatur-atur segala!" Kina mengajak Naya kembali duduk. "Tapi gue gak enak. Kayaknya Hani marah banget."  "Lo punya kehidupan sendiri, Naya. Gak melulu mikirin Hani. Dia itu cewek dengan tingkat keegoisan super. Makanya mungkin Yvan gak tahan punya pacar yang ngalahin kesensitifan p****t bayi!" sungut Kina. "Hust...lo ah, Na. Jangan gitu." "Bodo!" Kina melanjutkan membaca novelnya, sedangkan Naya terlihat sedih karena Hani merajuk. Tanpa disadari, dari kejauhan ada sepasang mata hazel memperhatikan Naya dengan iba. Tanpa sadar tangannya terkepal karena gemas dengan kelembutan hati Naya. ***** "Sayang..." Yvan yang akan membuka pintu mobilnya mendengus kesal mendengar suara wanita yang pernah ada di hidupnya itu. Tanpa peduli, Yvan melanjutkan untuk membuka pintu dan hendak masuk. Namun, tangannya langsung ditahan oleh Hani. Ya, Farhani mantan kekasihnya satu bulan yang lalu. "Sayang, kamu denger kan aku panggil kamu!" Masih dengan nada yang sama. Nada memerintah seperti biasa. "I am not your honey again., remember?!" ucap Yvan tajam sambil melepaskan pegangan tangan Hani dengan sekali hentakan. "Tapi aku masih cinta kamu. Aku minta maaf waktu itu aku--" "Stop, Hani! Stop! Ini udah berakhir antara aku sama kamu, Oke! Lagian apa lagi yang kamu mau dari aku? Maaf aku harus pergi, mau jemput Chelsea." "Anak kecil itu lagi?! Merepotkan!" Hani mendengus tidak suka sambil bersedekap. Yvan yang hendak masuk ke dalam mobil, mengurungkan niatnya dan menatap Hani tajam. "Tidak lebih merepotkan daripada berurusan denganmu... Hani!" desis Yvan dingin. Setelah itu, Yvan langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Hani yang terpaku. ************* "Say, meja enam ya~" "Oke, Vin!" "Vina, Say... Vina! Bukan Vin doang!" "Ya tapi kan nama lo itu Vino bukan Vina." "Ih~ tinta cucok deh~ pokoknya eike gak mau ya dipanggil Vino! Nama eike Vina, Say!" "Hahaha... iya deh, Vina ganteng." "Ganteng?? Eike Syantik!" "Di mata gue lo tuh ganteng," ucap Naya polos "KANAYAAAAAA!!!" teriak Vino gemas dan kesal secara bersamaa. Naya tambah terbahak ketika berhasil mengerjai teman kerjanya si Karvino. Cewek jadi-jadian di tempatnya bekerja dan sudah dianggapnya saudara sendiri. Naya membawa pesanan meja enam yang diperintahkan Vino. "Pesanannya, Bu," ucap Naya setelah sampai di depan meja enam tersebut. Naya dengan cekatan meletakkan makanan serta minuman yang dipesan customernya. "Makasih ya, Mbak." Wanita itu tersenyum ramah. Naya terdiam sesaat, karena senyuman customernya seperti tidak asing di mata Naya. Setelah tersadar dari keterpakuannya, Naya membalas dengan senyuman dan membungkukkan tubuh sedikit demi kesopanan. "Kalau begitu saya permisi, Bu," ucap Naya kembali, lalu membalikkan tubuh untuk melangkah menuju meja pantry kembali. "Kakak Cantik??" panggil seorang anak kecil yang sontak membuat Naya menghentikan langkahnya dan kembali berbalik. Naya melihat gadis kecil cantik dan menggemaskan yang duduk di samping customernya tersebut sambil mengernyitkan dahi seolah-olah mencoba mengingat-ingat sesuatu. Dia merasa pernah melihat gadis kecil ini, tapi ia lupa di mana. "Yey... benel ini Kakak Cantiknya, Mommy!! Yang waktu itu kasih akuh komik Dolaemon yang akuh cali itu loh, Mom!" Anak kecil itu bersemangat menceritakan pertemuannya dengan Naya. Naya masih berusaha mengingat, dan akhirnya setelah beberapa saat, dia tersadar kalau gadis cilik ini adalah anak kecil yang dibawa Yvan ke toko buku waktu itu. "Oh!! Kamu Dedek Cantik itu kan? Yang waktu itu di toko buku sama Si Player Nol Besar?" tanya Naya antusias. Namun wanita mungil ini segera terdiam. Matanya melotot karena terkejut oleh ucapannya sendiri. "Ups... keceplosan!" bisik Naya. Wanita ini langsung membekap mulutnya dengan nampan yang dia bawa. Matanya melirik ngeri ke arah wanita yang dipanggil 'Mommy' oleh gadis itu. 'Jangan-jangan wanita itu adalah pacar baru Yvan? Haduh Nay, gimana nih! Kok bisa-bisanya gue ngomong sembarangan gini!' panik Naya dalam hati. "Playel apa si, Mom?" tanya Chelsea mengerutkan alisnya lucu. 'O... ow!! Jangan memperparah suasana, Anak Cantik,' ucap Naya kembali dalam hati sambil memandang Chelsea dengan cemas. Naya kembali melirik Mommy Chelsea dengan perasaan takut. "Player itu pemain, Sayang. Misalnya kan kamu lagi main game, nah pemain game itu yang disebut player,"jelas Mommy gadis kecil yang dipanggil Chelsea itu sambil melirik Naya. Terlihat Mommy Chelsea mencoba menahan tawa karena sudut bibirnya berkedut geli. 'Kenapa pacarnya Yvan gak marah sama gue? Oh... atau jangan-jangan nanti dia ngamuk sama Yvan!? B3go banget lo, Nay! Kalau ngomong suka sembarangan! Gimana nanti kalau Yvan sama pacarnya berantem gara-gara omongan lo??!!' Naya memukul kepalanya sendiri karena merasa terlalu bodoh dan ceroboh. "Hey... Baby... sorry ya om telat," ucap suara berat seorang pria yang baru datang dan menghampiri meja enam. "Omnya Chelcea!!" Chelsea teriak riang. Gadis cilik itu masuk ke dalam pelukan pria itu yang sudah mendudukkan diri di sampingnya. 'M4mpus!!Yvan??!!' Naya membelalak terkejut melihat sosok pria yang dipanggil 'OM' itu. 'Jangan sampai si Player liat gue! Kabur!! Kabur!! Kabur!! ' "Ka-karena tidak ada lagi yang mau dipesan, saya permisi dulu, Bu," ucap Naya gugup dan langsung buru-buru berbalik agar Yvan tidak melihatnya. Wanita ini menutupi wajahnya dengan nampan. "Hey, Bidadari Galak! Ngapain lo di sini?" tanya Yvan yang tidak kalah terkejut karena melihat Naya ternyata bekerja di restoran tempat dia dan kakaknya janjian. 'Telat deh! Dia liat gue!' gerutu Naya dalam hati. Naya pun membalikkan tubuh dan menatap Yvan tajam. "Bidadari Galak? Maksud lo gue??" tanya Naya sambil menunjuk dirinya sendiri. Yvan megangguk sambil tersenyum geli melihat wajah jutek wanita yang sempat dia berikan gantungan kunci Doraemon itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD