Chapter 46 : Insiden Blue Bird Akhir

1545 Words
Setelah menghabisi Misco dengan tangannya sendiri, Sand berniat untuk langsung menghabisi Vincenzo dan Carina yang saat ini sedang tak sadarkan diri. Akan tetapi, pandangannya segera teralih ketika dia menoleh ke belakang. Terlihat dengan cukup jelas kalau saat ini Glen tengan dikepung oleh pasukan aliansi yang tidak takut akan kematian. Awalnya Sand ingin mengabaikan hal ini, sebab menurutnya Glen pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri. Sayangnya, sejenak Sand dapat melihat kalau Glen tampak sedikit panik. Sand tentunya tidak tahu apa yang membuat Glen panik, tetapi apa pun itu, akan jauh lebih baik baginya bila langsung memastikan dan membantu saja sebelum terlambat. “Ah, sepertinya aku harus menyelesaikan masalah di sana dulu,” gumam Sand, berbalik, langsung melesat ke arah Glen, mengabaikan Vincenzo dan Carina yang sedang tak sadarkan diri. Tanpa mengatakan apa pun, Sand seketika menghajar beberapa anggota aliansi yang mengepung Glen, hingga jatuh tersungkur. Dia kemudian berdiri di sebelah Glen, berkata, “Sepertinya kau memerlukan bantuan?” Glen tidak ingin langsung mengakuinya, sehingga balik bertanya, “Apa kau sudah menyelesaikan tugas yang kuberikan?” “Itu sangat mudah bagiku.” Sand tampak begitu santai. “Tapi, Wave bodoh itu tewas karena berhasil dikalahkan. Namun, aku sudah menyelesaikan hal yang harusnya menjadi tugasnya tadi.” “Bagus.” Di sisi lain, Ago tersentak sedikit kala mendengar apa yang dikatakan oleh Sand tadi. “Apa kau bilang?!” Ago mengenggam erat pipa besi panjang di tangannya. Amarah terlihat jelas keluar dari diri anak laki-laki itu. Bagaimana tidak, dari apa yang dikatakan Sand barusan, tidak heran kalau Ago mengira jika teman-temannya sekarang sudah dihabisi. Terlebih, tangan Sand yang belumuran darah bisa menjadi salah satu bukti. “Aku tidak punya waktu untuk mengulangi ucapanku!” Sand seketika melesat ke depan, meluncurkan cukup banyak pukulan beruntun. Sayangnya, serangan Sand masih tidak secepat serangan Glen, sehingga Ago bisa mengimbangi, bahkan sampai dapat menyerang balik pada anak laki-laki itu. Ketika Sand merendahkan sedikit tubuhnya, mencoba menyerang perut Ago dengan pukulan yang begitu keras. Ago secara refleks langsung melompat ke belakang, tangannya pun sontak mengayunkan pipa panjangnya untuk memukul Sand dari atas. Akan tetapi, Sand dapat dengan cepat mundur cukup jauh, mengambil jarak, sehingga pukulan pipa Ago hanya bisa memukul tanah. “Ternyata kau tidak seburuk teman-temanmu yang lain. Namun, kau tidak akan bisa mengalahkanku!” Sand sangat yakin pada dirinya sendiri, terlebih dia tidak pernah dapat membayangkan kalau dirinya akan bisa dikalahkan sekarang. Ago yang saat ini isi pikirannya sedang kacau, tidak mau menjawab, langsung melesat ke depan dan menyerang Sand menggunakan pipa panjang di tangannya. Dia tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri, bahwa sekarang dia hanya ingin memastikan apakah teman-temannya baik-baik saja. Untuk melakukan itu, dia harus bisa mengatasi rintangan saat ini. *** Sementara itu, di sisi lain lapangan, Glen sedang begitu terdesak karena pasukan aliansi menyerangnya dengan sangat brutal, dari segala arah. Awalnya Glen memang masih unggul, tetapi sekarang keadaan berbalik, karena para musuhnya menyerang menggunakan senjata, bukan tangan kosong lagi seperti sebelumnya. Untuk mengambil napas sejenak, Glen kembali menggunakan gelombang kejut yang menjadi senjata andalannya. Malangnya, mereka yang diterbangkan oleh serangan kejut itu, dengan cepat bangkit dan kembali menyerang. Ditambah lagi, seperti yang dikatakan oleh Ago, Glen memang memiliki batas waktu tertentu untuk dapat terus menggunakan kekuatannya ini. “Haaa!!!” Tidak mau lagi terus bertarung dengan aman, Glen seketika mengamuk, menyerang secara brutal semua musuh yang datang ke arahnya. Beberapa orang yang terkena pukulan berapi Glen seketika terbakar, sedangkan beberapa lagi berhasil menghindar atau menahan serangannya itu menggunakan senjata di tangan mereka. Meskipun Glen menggila dan seperti tidak waras lagi, pasukan aliansi tidak mau menyerah dan terus menyerang dengan sekuat tenaga. Mereka tidak mau takluk lagi oleh rasa takut, setelah mereka setidaknya dapat membuat Glen hingga terdesak seperti ini. “Jangan ragu! Dia sudah sangat terdesak, kita hanya perlu semakin mendesaknya lagi!” kata salah satu anggota dari pasukan aliansi, memberikan instruksi. Semua anggota pun akhirnya menyerang dengan sekuat tenaga, tidak takut untuk mati lagi, sebab mereka tahu, pada akhirnya, mungkin yang akan bertahan hanyalah mereka yang memang beruntung saja. Selama Glen masih belum dapat dikalahkan, maka pada akhirnya mereka akan tewas juga. *** Kembali ke tempat di mana Sand dan Ago bertarung sekuat tenaga, saling meluncurkan serangan dan menghindar. Meski sudah cukup lama waktu berlalu, mereka tidak bisa melukai satu sama lain sedikit pun. Masing-masing serangan mereka tidak ada yang dapat menghantam lawan. Sebelum kembali menyerang, Sand mundur cukup jauh, mengambil napas panjang, berkata, “Sepertinya ini tidak akan berakhir. Bagaimana kalau kita anggap saja ini seri, dan kau bisa memeriksa teman-temanmu.” Ago yang sedari tadi tidak mau menjawab, kini menjawab, “Apa yang sebenarnya sedang kau katakana?! Bukankah kau bilang—” “Silakan kau lihat sendiri dan pastikan apakah mereka masih hidup atau tidak.” Sand kemudian berbalik dan mulai berjalan pergi. “Aku akan membantu rekanku, dan kau bantulah rekanmu sendiri.” Tentunya Ago sedikit terkejut dengan sikap yang diperlihatkan oleh Sand. Ago tidak pernah menduga kalau ada orang yang bisa tenang dalam keadaan apa pun, seperti Sand yang saat ini pergi dari pertarungan dengan tenang dan tak khawatir apa pun. Menggelengkan kepala beberapa kali, Ago tak mau memusingkan hal tersebut. Segera dia melesat ke arah di mana dia berpisah dengan teman-temannya. Namun, ketika sudah berjarak beberapa meter, dia terdiam. Langkahnya terhenti, pipa yang tadi dia genggam, jatuh begitu saja. Bagaimana mungkin Ago dapat tenang ketika melihat Misco yang sudah tak bernyawa, Vincenzo dan Carina yang sudah tak sadarkan lagi. Akan tetapi, kendati kenyataan memang sangat berat untuk dia terima, dia tetap mendekat ke arah teman-temannya itu. Pertama-tama, dia memeriksa Misco yang lukanya paling parah. Dan benar saja, ketika Ago memeriksa nadi anak laki-laki itu, dia menemukan kalau temannya tersebut sudah tak bernyawa lagi. Dia lantas berpindah memeriksa Vincenzo, dan hatinya dapat sedikit tenang sebab Vincenzo hanya pingsan, begitu pula Carina. Sekarang, setidaknya Ago tahu kalau dua temannya masih hidup, tetapi Misco sudah tiada dan dia tak bisa berbuat apa lagi selain hanya meratapi mengapa tadi dia tidak langsung bergabung dengan teman-temannya saja. Ago mengerti kalau menyesali apa yang sudah terjadi tidak akan mengembalikan apa pun. Dia pun membaringkan Vincenzo yang pingsan dalam keadaan berdiri, tepat di sebelah Carina. Saat ini, Ago sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Dengan cara apa pun, Ago harus menghentikan ujian praktik ini secepat mungkin. Untuk mencapai itu, dia harus mengalahkan semua musuh dan musuh yang paling harus dikalahkan di awal adalah Glen dan Sand. Akan tetapi, sebelum Ago sempat beraksi, dia dikejutkan oleh suara sirine nyaring yang menggelegar di seluruh panti asuhan. Itu adalah sebuah tanda bahaya, dan membuat anak-anak yang tadinya saling bertarung, terdiam kemudian mengamati sekitar, memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Mendadak terdengar suara ledakan di salah satu gedung yang menjadi ruang penampuan panti asuhan ini. Debu pun seketika mengepul ke atas, perlahan disapu oleh embusan angin, memperlihatkan seekor makhluk raksasa yang selama ini anak-anak di panti asuhan baca. Makhluk yang berdiri dengan dua kaki serta memiliki ekor berkepala naga adalah apa yang mereka lihat sekarang. Hara—itulah namanya—Makhluk Buas yang sangat kuat. “Mengapa makhluk itu ada di sini …?” Salah satu anggota pasukan aliansi menjatuhkan senjatanya, ini benar-benar sebuah kejutan yang tidak dia duga sebelumnya, tentu saja membuat semangatnya langsung runtuh. Tidak hanya dia, semua yang ada di lapangan ini juga langsung kehilangan harapan, kecuali Sand yang masih saja santai seolah tidak terjadi apa pun. Sand memang tidak menduga kalau Hara akan muncul, tetapi kalau pun muncul, dia juga tak peduli. Bagi Sand, kemunculan Hara tidak lebih dari sekedar kejutan lainnya yang tidak begitu penting juga. Sand lantas mengembuskan napas pendek, melirik ke sekitar, di mana terlihat semuanya sudah kehilangan harapan. Tidak terkecuali Glen yang masih tidak menonaktifkan kobaran api yang menyelimuti dirinya. Sekali lagi, Sand mengembuskan napas pendek, bergumam pelan hingga tak terdengar oleh siapa pun, “Haah … padahal aku kira Glen akan menjadi orang yang menarik, tetapi ternyata sama saja.” Dia pun perlahan pergi ke tempat lain, tidak lagi berdiri di dekat Glen. “Jadi inilah akhirnya …? Sangat membosankan, tidak membuat semangat sedikit pun.” Di sisi lain, perlahan Hara tadi melangkahkan kakinya ke depan, membuat semua anak panik, tetapi mereka hanya bisa berkeliaran di sekitar saja, tidak dapat pergi ke mana pun. Dan, meski keadaan sudah seperti ini, tidak terlihat satu pun pengurus panti asuhan yang datang, membuat anak-anak kian ketakutan. Ago juga sama paniknya dengan yang lain, tetapi ia mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan dirinya, lalu memikirkan sebuah jalan keluar. Namun, sebelum Ago memutuskan melakukan hal lain, dia terlebih dahulu menarik Vincenzo dan Carina ke tempat lain, dengan begitu sudah payah. Dia tak mau kedua sahabatnya itu akan berakhir seperti Misco, sehingga dia sangat memperioritaskan mereka berdua lebih dari apa pun. Sayangnya, Hara lantas menyerang menggunakan sambaran petirnya yang kuat. Setengah dari mereka yang ada di lapangan, seketika lenyap begitu saja terkena sambaran kuat dari Makhluk Buas terkuat itu. Dan secara tidak beruntung, Glen juga ikut menjadi korban sambaran petir tadi. Namun, Glen tidak langsung tewas, melainkan seluruh tenaganya dia habiskan untuk menahan sedikit serangan Hara yang mengarah kepadanya. Napas Glen kini terengah-engah, kedua tangannya terluka cukup parah, serta kedua kakinya gemetar. Glen yang tadinya terlihat sangat berkuasa dan arogan, sekarang terlihat bagai orang cacat yang ketakukan melihat ada Hara yang tengah mengintainya hendak meremukkan sekujur tubuhnya dengan satu kakinya yang besar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD