Chapter 47 : Titik Balik

1546 Words
Hara yang tadi muncul pun dengan segera menghabisi semua yang ada di depannya. Kini, dari semua peserta ujian yang tadinya ada di lapangan ini, sekarang hanya tersisa beberapa orang saja, termasuk Vincenzo, Carina, Ago, Sand, dan Glen. Mereka yang tersisa berusaha sebisa mungkin untuk tetap bertahan hidup dengan mencari tempat aman untuk berlindung. Ago sendiri masih terus memantau keadaan dan tak berani untuk pergi jauh dari Vincenzo dan Carina yang saat ini tengah tak sadarkan diri. Meski begitu, anak laki-laki ini sangat mengerti kalau dia tidak bisa hanya terus berdiam saja. Cepat atau lambat, Hara pasti akan menyadari tempat persembunyian mereka. Jika ketahuan, maka semuanya sudah terlambat untuk beraksi lagi. Di sisi lain, Sand masih tampak tenang. Dia bersembunyi seorang diri, tidak lagi bersama-sama dengan Glen, setelah dia melihat sisi lemah dari Glen. Sand memang bukan anak laki-laki normal seperti yang lain, dan dia ikut bersama dengan Glen dulunya karena dia pikir akan menyenangkan. Akan tetapi, sekarang dia sudah bosan kala melihat sisi buruk Glen. Glen sendiri sudah tak memiliki siapa pun lagi di sisinya. Kedua tangannya sudah tak bisa lagi dia gunakan, tenaganya sudah hampir habis, napasnya tersengal, dan mentalnya sudah jatuh ketika melihat perbedaan besar antara kekuatannya dengan kekuatan Hara. Dia yang tadinya merasa dirinya paling kuat, seketika ditampar oleh kenyataan yang mengatakan kalau ada yang jauh lebih kuat dari dirinya di luar sana. Sedangkan, selebihnya yang masih bertahan hidup, kini berkumpul di satu tempat persembunyian yang sama, saling melindungi satu sama lain. Mereka awalnya memang bergabung untuk mengalahkan Glen, tetapi setelah apa yang terjadi, mereka tidak lagi memikirkan ujian dan hanya memikirkan bagaimana mereka bertahan dari serangan Hara sekarang. *** Kembali ke tempat di mana Ago berada sekarang. Dia bersembunyi di balik bangunan dan menahan suara dan meminimalkan gerakan agar tidak disadari oleh Hara. Saat ini dia memang takut dengan Hara, tetapi tidak ada yang bisa lakukan pada hal tersebut. Dibandingkan terus menghawatirkan rasa takutnya, Ago lebih memilih untuk mencari cara untuk mengeluarkan Vincenzo dan Carina dari tempat ini, ke tempat yang jauh lebih aman. “Apa yang harus kulakukan …?” gumam Ago, pelan, bingung harus bagaimana. Dia kemudian sekali lagi melirik ke sekitar, tetapi tidak ada ide apa pun yang muncul di dalam kepalanya sekarang. Apa yang dilihatnya saat ini hanyalah fakta bahwa Hara masih belum pergi, sehingga sulit untuk asal bergerak ke sana kemari, terlebih mencari tempat yang jauh lebih aman dari tempatnya berada sekarang. Tepat setelah Ago bergumam pelan tadi, Hara kembali menyerang menggunakan sambaran petirnya yang kuat, membuat lapangan kembali berantakan. Beruntungnya, tempat di mana Ago berada sekarang, tidak terkena dampak serangan itu. Akan tetapi, anak-anak lain, termasuk Glen, tewas karena sambaran petir tadi. Mau bagaimana pun tekad mereka, tetap saja tidak bisa menahan serangan kuat dari Hara. “Cih!” Ago segera mengangkat Vincenzo dan Carina ke atas bahunya. Dia harus segera pergi dari sini, atau nasibnya akan sama dengan anak-anak lainnya. Namun, Ago tak tahu ke mana harus pergi. Dan kalau dia ketahuan oleh Hara, riwayatnya pasti tamat seketika. “Sialan … apa yang harus aku lakukan sekarang …?” Ago benar-benar menemui jalan buntu, tidak bisa menemukan jalan keluar. Jauh di lubuk hati Ago, dia masih mengharapkan Misco ada di sini, tetapi Misco sudah takkan pernah ada lagi di dunia ini, sehingga apa yang diingkan oleh Ago, tidak akan bisa terwujud. Dia sadar akan hal tersebut, tetapi mau bagaimana lagi, Misco adalah orang yang paling bisa diandalkan dalam keadaan mendesak seperti sekarang. Dan, orang yang sangat penting itu, malah menjadi orang pertama yang pergi dan tak kembali. Ketika pikirannya sedang kacau, Ago mendadak merasa sesuatu, membuat dia berpaling ke belakang. “Sialan!!!” Anak laki-laki itu sontak berlari sekuat tenaga sambil membawa Vincenzo dan Carina di bahunya, setelah melihat kalau Hara kembali bersiap untuk menyerang kembali. “Apa kau tidak mau pergi ke tempat lain saja, makhluk sialan!!!” Ago mengumpat kesal sebab sedari tadi Hara masih saja tidak mau beranjak pergi dan menyerang terus menerus. Tidak memedulikan u*****n kesal Ago sedikit pun, Hara tadi pun langsung menyerang menggunakan sambaran petirnya ke arah Ago. Beruntungnya, sebelum petir tadi sepat menyambar anak laki-laki itu, tampak tiga orang pemuda yang setengah tubuh mereka terbuat dari besi, datang dan menahan sambaran petir itu menggunakan senjata-senjata mereka yang besar. Ago tahu siapa mereka, mereka tidak lain adalah para prajurit biasa yang biasanya bertugas mengumpulkan Mutiara Energi untuk melindungi Shelter. Mereka memang tidak sekuat God Crusher yang hanya bertugas melindungi Shelter dan tak pernah pergi jauh dari Shelter, tetapi di saat seperti ini, mereka bisa menjadi sangat diandalkan untuk menjadi penyelamat. Memanfaatkan situasi, Ago segera mencari jalan keluar dengan masih membawa Vincenzo dan Carina di bahunya. Lalu, sebelum Ago pergi terlalu jauh, salah satu prajurit biasa yang tadi datang dan menghalau serangan Hara, kini berlari mendekat kea rah Ago, berkata, “Apa mereka berdua masih hidup?” Cukup wajar prajurit itu untuk bertanya begitu, untuk memastikan. Ago mengangguk, menjawab dengan tenang, “Ya … mereka masih hidup, hanya saja sekarang sedang tak sadarkan diri ….” Ago tentunya tidak mau meminta bantuan lebih pada prajurit biasa yang saat ini berada di dekatnya, sebab setelah apa yang terjadi, menurut Ago akan jauh lebih baik baginya jika menangani Vincenzo dan Carina seorang diri. Tanpa mau berkata apa-apa lagi, prajurit biasa tadi langsung mengembalikan pedang besar di tangannya ke wujud cahaya, memasukkannya ke dalam tangan besinya, lalu mengaktifkan pendorong di kakinya, mengangkat Ago yang masih membawa dua sahabatnya di pundaknya. Ago tentu terkejut dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi si prajurit seketika berkata, “Jangan katakana apa pun lagi. Cukup pegang kedua temanmu itu erat-erat.” Mau tak mau, karena sudah tak ada pilihan lain, akhirnya Ago hanya bisa menurut saja, terlebih di saat ketika sekarang dia berada cukup tinggi di udara. “Baiklah,” kata Ago, tidak dapat membantah dan melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh si prajurit. Si prajurit kemudian memalingkan kepala ke belakang, berteriak cukup lantang, “Axel, Snake, tolong tangani makhluk besar itu tanpaku selama beberapa saat. Aku akan segera kembali!” Dia kemudian terbang semakin cepat untuk menghemat waktunya sebanyak mungkin. Sebab dia mengerti kalau dua temannya tadi tidak akan sanggup untuk melawan Hara. Dia pun akhirnya tiba di perbatasan kota Blue Bird, di mana terdapat padang pasir tandus yang berbatasan langsung dengan kota yang hancur. Prajurit biasa tadi pun menurunkan Ago dan yang lainnya di tempat ini, berkata, “Di sini cukup aman. Tunggu kami kembali setelah menyelamatkan mereka yang bisa diselamatkan, baru kami akan membawa kalian pergi.” Ago mengangguk pelan, “Terima kasih ….” Sebelum prajurit tadi pergi, dia mengambil sesuatu dari balik pakaiannya. Itu adalah sebuah kotak P3K. Dia memberikan kotak itu pada Ago, berkata, “Untuk sementara pakai semua yang bisa kau pakai di dalam kotak ini. Di sini juga terdapat perban yang bisa kau gunakan untuk mengikat luka temanmu itu.” Dia kemudian berbalik, bersiap untuk pergi. “Kupikir kau perlu menggunakannya, karena pakaian yang kau ikatkan di lukanya saja, masih tidak cukup kan?” “Terima kasih banyak ….” Sekali lagi Ago berterima kasih sembari membungkukkan tubuhnya. Si prajurit pun melambaikan tangan, segera melompat dan mengaktifkan sepatu berpendorongnya, kemudian pergi dengan sangat cepat. Ago masih sempat melihat prajurit itu terbang cepat ke arah di mana Hara berada. Lalu, setelah beberapa saat, Ago mengalihkan pandangannya ke hal lain. Dia tahu ada hal yang jauh lebih penting untuk dia lakukan sekarang, yakni memberikan pertolongan pertama kepada dua temannya yang sedang tak sadarkan diri. Ago melakukan apa yang dia bisa menggunakan kota P3K untuk memberikan dua temannya pertolongan pertama. Namun, karena ini pertama kalinya bagi Ago melakukan hal seperti ini, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Jadi, dia melakukan sesuai dengan apa yang menurutnya perlu untuk dilakukan pertama kali, yakni menutup luka-luka di tubuh Vincenzo yang masih belum tertutup semuanya setelah diikat oleh Ago menggunakan bajunya sendiri. Kali ini Ago tidak lagi menggunakan pakaiannya, melainkan menggunakan perban yang ada untuk mengikat semua luka di tubuh Vincenzo, agar setidaknya darah Vincenzo tidak semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Setelah melakukan semua yang bisa dia lakukan, Ago beristirahat sejenak, di bawah sebuah gedung yang hanya tersisa setengah bagian saja, di mana dia besembunyi dengan Vincenzo dan Carina dari Hara. Meski Ago beristirahat untuk memulihkan banyak tenaganya yang hilang, dia masih tetap waspada agar tidak mendapatkan sebuah kejutan buruk yang tidak diinginkan olehnya atau siapa pun di dunia ini. *** Di alam bawah sadarnya, Vincenzo bangun dan melihat dirinya berada di sebuah rumah yang berada di dasar laut. Ia bisa melihat sebuah gelembung besar menjadi pelindung rumah ini sehingga tidak tenggelam dan masih memiliki udara. Vincenzo pun berjalan keluar dari rumah, memerhatikan sekelilingnya yang ternyata kosong, tidak ada apa pun selain dirinya dan rumah yang berada di belakangnya sekarang. Di saat tengah memerhatikan sekitar, mendadak Vincenzo merasa kepalanya sakit dan segera dia memijat kepalanya itu dengan dua tangan. Perlahan, sebuah ingatan muncul dalam kepalanya. Dia melihat, daratan mulai runtuh, tubuhnya terbaring tepat di depan pintu yang melayang. Tentunya Vincenzo merasa heran, mengapa dia memiliki ingatan seperti ini, pada dia tidak pernah berada dalam situasi tersebut. Dia pun menggelengkan kepala beberapa kali, mencoba melupakan apa yang baru saja muncul di kepalanya. Namun, dia masih tak bisa melupakannya. Ingatan itu terus melekat dalam kepalanya, tidak bisa atau tak mau hilang bagaimana pun Vincenzo mencoba untuk melupakannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD