Chapter 41 : Blue Bird II

1197 Words
Dua tahun pun berlalu semenjak Vincenzo masuk ke panti asuhan. Sekarang, dengan banyaknya kemampuan yang diperlihatkan oleh Vincenzo, anak-anak lain pun sudah mulai menghormatinya. Perlahan, hal tersebut membuat Vincenzo dan Carina memiliki lingkaran pertemanan mereka sendiri. Di sisi lain, hubungan Carina dan Vincenzo juga semakin hari semakin akrab. Ketika jam pelajaran pertama hendak dimulai, Vincenzo melihat anak-anak yang selama dua tahun terakhir ini belum lagi ia lihat, itu adalah Glen dan teman-temannya. Mereka memang dua tahun lalu dipindahkan ke ruangan lain, dan sekarang kembali lagi ke ruangan tempat mereka seharusnya berada. Selain itu, anak-anak dalam ruangan ini juga tak semuanya sama lagi, sudah banyak berganti dari anak satu ke anak lainnya. Glen dan teman-temannya pun masuk ke dalam ruangan bersama dengan pengurus panti asuhan yang akan menjadi pengajar di sini. Mereka berlima pun tanpa perlu disuruh lagi langsung duduk di barisan paling depan, sebab barisan lain sudah terisi penuh. Seperti biasanya, Vincenzo dan Carina menyimak penjelasan guru dari belakang. Selama dua tahun ini, mereka tidak pernah terpisah ruangan, sebab memang mereka tak pernah tidak lulus ujian. Meski semua ujian dapat diselesaikan dengan cukup mudah oleh Carina, tetapi Vincenzo berbeda, Vincenzo sering hampir tidak lulus, tetapi karena kerja kerasnya, ia juga bisa lulus bersama Carina dan yang lainnya. Setelah beberapa waktu berlalu, pelajaran pun berakhir, anak-anak seperti biasanya diberikan jeda waktu untuk beristirahat sebelum jam pelajaran berikutnya. Semua anak dalam ruangan ini pun mulai berkumpul sesuai dengan kelompok mereka, dan yang jelas mereka semua menghindar dari Glen dan teman-temannya. Dan ada juga dua anak lelaki yang berkumpul dengan Vincenzo dan Carina, serta seorang anak perempuan. Mereka berlima tampak begitu akrab satu sama lain, memainkan lego, membangun apa yang ingin mereka buat. Dua anak lelaki itu adalah Ago dan Misco, sedangkan anak perempuan bernama Shea. Mereka sebenarnya berasal dari ruangan lain kurang lebih sekitar satu tahun yang lalu, kemudian perlahan menjadi akrab dengan Vincenzo dan Carina, lalu menjadi teman baik. Selama ini mereka sangat akur, hampir tidak ada pertengkaran, meski memang ada sedikit pertengkaran kecil. Waktu pun berlalu dengan sangat cepat, pelajaran di dalam ruangan sudah selesai, dan pada pukul 3 sore, seperti biasanya mereka dikumpulkan di lapangan. Vincenzo menebak kalau hari ini adalah hari persiapan mereka untuk mengikuti ujian besok, jadi kemungkinan besar mereka hanya akan diberi pengarahan atau perbekalan untuk mengikuti ujian besok. Mereka pun berkumpul di lapangan, berbaris dengan rapi. Lagi-lagi Vincenzo dan Carina berdiri di barisan paling belakang, sementara Glen dan teman-temannya berdiri di barisan paling depan. Pelatih mereka biasanya berganti-ganti, tetapi untuk hari ini, secara kebetulan pelatih Dom yang menjadi pelatih mereka untuk ke sekian kalinya. Pelatih Dom lantas memerhatikan anak-anak yang berbaris, dengan tatapan serius. Mulutnya pun perlahan bergerak, mengucapkan sebuah kalimat, “Ujian besok adalah ujian terakhir bagi kalian. Aku tidak akan mengucapkan banyak kata lagi, tetapi hanya jika kalian bisa melewati ujian tertulis baru bisa mengikuti ujian praktek.” Vincenzo seketika menyadari kalau ada sesuatu dari ujian akhir bulan ini, sebab biasanya, meski tidak lulus ujian tertulis tetap dapat mengikuti ujian praktek. Namun, apa yang diucapkan oleh pelatih Dom benar-benar berbeda dari apa yang biasanya menjadi sebuah rutinitas. Pelatih Dom pun melanjutkan penjelasannya, “Singkatnya, kalau kalian tidak berhasil melewati ujian tertulis, kalian akan langsung dikeluarkan dari panti asuhan ini untuk selamanya!” Mendengar itu, tentu saja suasana menjadi riuh, banyak anak-anak yang berbisik-bisik dan ketakutan karena ucapan pelatih Dom tadi. Jelas saja mereka langsung menyadari bahwa memang ada kemungkinan kalau mereka yang akan dibuang dari panti asuhan, mungkin tidak akan berakhir baik. Daripada mencoba untuk terus menerka-nerka saja, tanpa ragu sedikit pun Vincenzo langsung bertanya pada pelatih Dom dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, “Pelatih Dom, apa akibatnya jika kami dikeluarkan dari panti asuhan?” Vincenzo benar-benar curiga dengan keputusan panti asuhan. Sejenak pelatih Dom menatap datar Vincenzo, kemudian menjawab, “Untuk itu aku tidak dapat menjawabnya, setidaknya sekarang. Kalian bisa memilih untuk gagal atau berhasil di ujian tertulis, itu semua terserah pada kalian saja!” Setelah mengatakan itu, pelatih Dom langsung pergi tanpa mau mengucapkan apa pun lagi, menandakan kalau mereka tidak perlu latihan atau apa pun hari ini. Setelah pelatih Dom pergi, langsung saja semua anak bubar, ada yang kembali ke ruangan, tetapi ada juga yang berlatih sendiri di lapangan ini untuk menghadapi ujian besok. Di sisi lain, Glen dan teman-temannya tampak begitu pendiam setelah kembali, mereka juga langsung masuk ke ruangan tanpa mengatakan apa pun lagi. Vincenzo pun seketika dikelilingi oleh teman-temannya, Carina, Shean, Ago dan Misco. Mereka tampaknya bingung harus bagaimana, terlebih setelah pelatih Dom memberikan instruksi yang tidak jelas. Di antara mereka, Ago langsung bertanya pada Vincenzo, “Vincenzo, apa kau mengerti sesuatu?” Vincenzo sendiri masih belum dapat memikirkan ide apa pun tentang ujian besok, tetapi yang jelas pelatih Dom mengatakan ‘memilih’ dan bukannya harus ‘lulus’ atau hal semacamnya. Terlebih, yang paling pandai di sini bukanlah Vincenzo, melainkan Misco, jadi Ago bertanya pada orang yang salah. “Aku juga tidak mengerti, Ago,” jawab Vincenzo, kemudian memalingkan pandangannya pada Misco, “Bagaimana, Misco? Apa kau menemukan sesuatu yang aneh atau pelatih Dom hanya sedang menakut-nakuti kita?” Misco berpikir sejenak, sementara teman-temannya menunggu jawaban darinya dengan tidak sabar. Kemudian Misco pun menjawab, “Aku juga masih belum menemukan apa pun, tetapi rasanya ada sesuatu yang aneh, terlebih ketika pelatih Dom mengatakan ‘memilih’, itu membuatku terus kepikiran.” “Ah ... jadi orang yang paling pintar pun tidak dapat mengetahui niat asli dari pelatih Dom ....” Shea mengembuskan napas panjang, mengeluh. Dia adalah orang yang hampir sama dengan Vincenzo, hampir tidak lulus setiap ujian, tetapi dapat berhasil juga karena keberuntungan. Selain itu, dia adalah tipe anak perempuan yang kasar, bukan anggun seperti Carina. “Tidak mudah untuk bisa mengetahui niat asli seseorang,” Carina masuk dalam percakapan. “Carina benar. Shea memang kalau berbicara pasti melantur,” kata Ago, bercanda, kemudian mereka semua tertawa dan saling melempar lelucon satu sama lain lagi. Tidak kunjung mendapatkan ide untuk ujian besok, mereka memutuskan untuk berlatih di lapangan saja terlebih dahulu, baru kemudian menyiapkan untuk ujian tertulis di dalam ruangan. Tentunya yang paling menonjol saat latihan adalah Shea dan Vincenzo, dua orang yang paling tidak bagus dalam pelajaran tertulis, tetapi sangat kuat dalam bertarung. Di sisi lain, Misco yang paling pintar, sangat buruk dalam hal latihan fisik. Dia yang paling cepat lelah dan sangat tidak handal dalam hal bertarung atau hal lainnya. Bahkan ia pernah menjadi anak yang berlatih sampai subuh. Pelatih Dom adalah orang yang membuat Misco berlatih hingga subuh, agar Misco bisa menguasai apa yang harus dia kuasai. Namun, meski memang buruk dalam hal latihan fisik, Misco tidak pernah menyerah dan terus saja mencoba sampai dirinya benar-benar bisa melakukannya. Dan dia juga tak berlatih sendiri, melainkan dibantu oleh Vincenzo dan juga Shea. Lalu, sebagai gantinya, Misco mengajari dua anak payah itu dalam pelajaran tertulis. Begitulah kira-kira bagaimana bisa mereka selama ini selalu lulus, meski memang hasilnya tidak begitu memuaskan. Yang jelas dan penting adalah mereka dapat lulus bukan karena hanya kerja keras sendiri-sendiri, melainkan juga karena kerja sama yang begitu bagus dari kelompok mereka sendiri. Akan tetapi, Vincenzo dan teman-temannya tidak sadar bahwasannya Glen dan kelompoknya sedang mengawasi mereka dari kejauhan. Mereka jelas sudah merencanakan sesuatu, tetapi belum menunjukkan rencana mereka itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD