Chapter 29 : Bukit

1324 Words
Akhirnya, setelah perdebatan yang cukup panjang, Carina tidak lagi menolak untuk bertaruh, sadar kalau mereka sekarang hanya bisa bertaruh agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Kini, Vincenzo dan yang lainnya terus saja melompat dari satu tanah melayang ke tanah melayang yang lain, dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Beberapa menit kemudian, ketika sudah berada cukup dekat dari bukit dan dapat mengamati bukit itu dengan pandangan yang tidak kabur lagi, Vincenzo sengaja menghentikan langkah, membuat teman-temannya juga berhenti. Sejenak ia terdiam, lalu kemudian berkata, “Sepertinya ada sesuatu yang sedikit istimewa di bukit itu. Entah bagaimana cara menjelaskannya, tetapi cobalah kalian amati terlebih dahulu dari sini.” “Mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum bergerak, tampak bukan Vincenzo, tetapi ini adalah keputusan yang sangat baik,” kata Edward, memuji dengan sedikit ejekan. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan oleh Edward yang langsung memulai pengamatannya, mencoba memikirkan dengan matang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya ketika tiba di bukit. “Aku hanya ingin memastikan,” mendadak saja Keith berkata. “Apakah ada yang bisa kita temukan di dalam bukit itu? Atau kita hanya pergi untuk memastikan apakah di sana memang benar bukit atau seperti yang dikatakan oleh Carina, itu mungkin hanya sebuah ilusi semata yang bisa menipu kita.” “Sekilas memang tampak seperti kita hanya melakukan sesuatu yang tidak berguna, tetapi pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di sana. Mungkin sebuah cara untuk membuat banyak hutan kembali rimbun di muka bumi yang tampak pucat tanpa ada riasan ini,” jawab Vincenzo, langsung saja tanpa perlu memikirkan banyak hal terlebih dahulu. “Aku setuju dengan Vincenzo. Kita memang perlu ke sana, meski hanya sebentar,” Edward lantas menyetujui dengan begitu cepat. “Baiklah kalau begitu, aku mengerti,” Keith tidak memiliki pertanyaan lagi, sedangkan Carina dan Angel hanya diam, sebab mereka berdua sudah memutuskan untuk mengikuti arus dan percaya pada Vincenzo dan Edward yang sekarang menjadi pemimpin di sini. “Kalau begitu, ayo kita pergi!” Vincenzo tampak begitu bersemangat. “Tunggu!” Edward mendadak menyadari sesuatu hal, membuat teman-temannya langsung memalingkan pandangan ke arahnya. “Sepertinya, di sana ada sebuah desa kecil. Namun, aku masih belum mengerti bagaimana bisa sebuah desa tidak diserang oleh para ‘Makhluk Buas’.” Mendengar itu, Vincenzo dan yang lainnya segera mengamati lebih lanjut bukit yang akan mereka tuju. Setelah mengamati selama beberapa saat, mereka memang dapat melihat beberapa rumah berjejer di lereng bukit, dan samar-samar juga terlihat beberapa orang sedang berjalan di sekitar jejeran rumah itu. Hal ini tentunya membuat mereka terkejut dan bertanya-tanya. “Bagaimana mungkin ... sulit untuk memercayai hal ini,” ucap Carina, tidak percaya dengan apa yang matanya lihat. “Apakah ada semacam pelindung atau semacamnya, mungkin saja ada orang hebat di sana yang melindungi para penduduk desa, sehingga desa itu aman. Atau mungkin sebuah skenario terburuk, itu memang sebuah ilusi.” Edward menggelengkan kepala beberapa kali. “Sangat mudah untuk percaya kalau apa yang kita lihat sekarang hanya sekedar ilusi, tetapi mungkin kenyataannya jauh lebih rumit dari itu. Aku tidak ingin kita menyesali hal ini, jadi aku sudah memutuskan untuk pergi memeriksa ke sana, apa pun yang terjadi!” Keputusan yang dibuat Edward sudah bulat. Mendadak, Vincenzo pergi tanpa mengatakan apa pun. “Vincenzo?!” Carina berteriak untuk menghentikan pemuda itu, tetapi seketika matanya terbelalak lebar melihat kawanan ‘Makhluk Buas’ yang berwujud seperti lebah raksasa. “Ulrich! Itu Ulrich, sedang menuju ke bukit!” Sesegera mungkin, Edward menyusul di belakang Vincenzo yang kini bergerak dengan cepat, tanpa mengatakan apa pun. Dia tahu kalau Vincenzo memang orang yang tidak suka melihat orang lain menderita, sehingga selalu bergerak dengan cepat kala ada sebuah bahaya, tanpa memikirkan rencana apa pun. Meski begitu, Edward tidak berniat untuk menghentikan Vincenzo, melainkan membantu Vincenzo melakukan sesuatu yang dia anggap benar itu. Tanpa jeda waktu yang lama, Keith dan Angel juga segera bergerak menyusul Edward dan Vincenzo, baru kemudian Carina bergerak jauh lebih cepat dari Keith dan Angel. “Vincenzo!” Sekarang apa yang ada dalam pikiran gadis ini adalah Vincenzo, yang suka bergerak secara alami ketika ada bahaya di depan mata, jadi bagaimana mungkin Carina tidak merasa khawatir. Vincenzo sendiri berusaha bergerak jauh lebih cepat lagi, supaya dapat tiba tepat waktu di desa yang berada di lereng bukit yang tadi mereka lihat bersama. Ia sungguh tak memiliki niat untuk membiarkan desa itu hancur oleh karena serangan Ulrich. Tidak peduli apa yang akan dikatakan teman-temannya kepadanya nanti, Vincenzo tetap akan terus maju. “Vincenzo, yang akan kita hadapi adalah Ulrich! Jangan terburu-buru dalam menyerang!” Edward memberi peringatan, tetapi tidak digubris sedikit pun oleh Vincenzo. Tentunya Edward sudah menduga hal ini, sehingga lanjut berkata, “Tenang saja, aku akan berada tepat di belakangmu, tidak akan menghalangi jalanmu, Edward. Percayalah padaku!” Melirik ke belakang sejenak, Vincenzo menjawab tanpa mengurangi kecepatannya sedikit pun, “Kalau begitu, tolong aku menggunakan otakmu yang cerdas itu. Kekuatanku masih belum cukup untuk menghadapi Ulrich.” Tersenyum tipis, Edward menjawab, “Aku sudah tahu kau akan berkata begitu, jadi aku tidak akan terkejut!” Menutup mata sejenak sembari menarik napas panjang, kemudian membuka mata kembali, Edward berkata lagi, “Menghadapi semua Ulrich itu memang mustahil, setidaknya untuk sekarang. Mereka adalah ‘Makhluk Buas’ yang jauh lebih kuat dari Helmer, tetapi tidak ada waktu untuk menghindar sekarang. Aku akan memikirkan rencananya!” “Ya! Aku sangat berharap pada bantuanmu!” Vincenzo sangat yakin kalau Edward pasti akan memiliki sebuah ide bagus untuk masalah ini. “Vincenzo!” seru Carina yang sudah berhasil menyusul Edward, dan berniat untuk menghentikan Vincenzo dalam melakukan hal ceroboh. “Makhluk-makhluk itu sangat kuat, kita tidak mungkin bisa menang melawan mereka! Setidaknya untuk sekarang, kita lebih baik menghindar terlebih dahulu. Tunggu kekuatan kita lebih kuat, pasti akan bisa melawan mereka!” “Maaf, Carina!” Vincenzo sudah tidak mau mengubah pikirannya. “Kalau ditunda, semuanya akan terlambat! Kalau kau ingin menghindar dari para Ulrich, silakan saja, aku tidak akan melarangmu untuk pergi! Tapi, aku akan tetap melawan mereka apa pun yang terjadi! Ada banyak orang yang memerlukan kekuatan yang diberikan padaku ini!” “Vincenzo!” Carina kembali berteriak, tetapi Edward menghentikannya. “Carina, aku tahu kalau kau menghawatirkan Vincenzo,” kata Edward. “Namun, ini jalan yang dipilih oleh Vincenzo. Ia tidak suka menyesali sesuatu yang sudah terjadi, sehingga ia hidup seperti hari ini adalah hari terakhirnya. Yang bisa kita lakukan padanya bukan menghentikannya, tetapi membuatnya berhasil.” “Tapi ....” Tetap saja, meski Edward mencoba menenangkannya, Carina tidak bisa secepat itu tenang dalam keadaan sekarang. “Aku akan menepati kata-kataku,” Edward kembali meyakinkan. “Dia akan baik-baik saja, jadi kau sebaiknya memberikan yang terbaik untuk membantunya, janga sampai menjadi penghalang untuknya. Dia punya sesuatu yang tidak dipunyai oleh banyak orang. Percayalah pada itu ....” Mendengar Edward sudah membujuknya sampai seperti itu, perlahan Carina menjadi tenang, meski memang masih khawatir akan terjadi apa-apa pada Vincenzo. Namun, karena dia sudah memutuskan untuk percaya pada Edward dan juga Vincenzo, maka Carina pun mengangguk pelan, menjawab, “Kalau kau sudah berkata begitu, kau sebaiknya menepatinya, Edward.” Edward tersenyum tipis, senang dapat membuat Carina tenang dan berniat untuk membantu Vincenzo. “Ya, aku pasti akan menepati kata-kata yang sudah aku keluarkan. Jadi, kau bisa tenang. Aku sangat yakin kalau kepalaku ini sangat berharga. Untuk itu, tidak ada yang perlu dicemaskan lagi. Hahaha!” Kendati Edward memang terlihat sangat yakin, sekarang dia sebenarnya tidak tahu harus melakukan apa. Melawan kawanan Ulrich, dengan kekuatan mereka yang sekarang, tidak ada akhir yang lebih baik dari dihancurkan tanpa daya. Akan tetapi, Edward jelas tidak mau akhir yang seperti itu. Dia ingin melampaui batasannya, sehingga terus berpikir dan mencoba mencari jalan keluar yang bisa mengatasinya. Beberapa saat kemudian, Edward tersenyum tipis, sudah mendapatkan sebuah jalan keluar yang mungkin adalah satu-satunya cara yang bisa dia lakukan sekarang. Untuk memastikan apakah akan berhasil atau tidak, dia juga tak bisa menjamin, tetapi tidak ada salahnya mencoba semua yang dia bisa lakukan untuk membuat rencananya berhasil dan berjalan dengan lancar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD