Chapter 20 : Mengatasi III

1298 Words
Terus berlari dengan terus mengikuti instruksi dari Edward, kini Vincenzo dan teman-temannya kian menjauh dari beberapa Froggys yang mengejar mereka. Kendati keadaan bisa dibilang sudah mulai aman, mereka tetap tidak menurunkan kecepatan lari mereka. Akan tetapi, mendadak saja, ketika mereka masih berada di lorong yang lurus, sebentar lagi berada di perempatan, seruan dari belakang lantas menghentikan langkah kaki mereka. “Berhenti!” seru Edward, begitu lantang, membuat teman-temannya seketika berhenti dan waspada. Edward sendiri langsung berbalik dan mengarahkan senapan besarnya ke depan, tahu kalau para Froggys masih mengejar mereka. Sebelum ada temannya yang bertanya, Edward berkata, “Sial, tidak kusangka masih akan ada sebanyak ini Froggys di Shelter bawah tanah ini!” Benar saja, sebelum Vincenzo sempat menanyakan detil lebih lanjut tentang apa yang Edward katakan, tiba-tiba, dari perempatan di depan mereka, keluar banyak Froggys yang sudah mengepung. Jumlah ini adalah jumlah yang dua kali lebih banyak dari jumlah yang biasanya mereka lawan. Tidak hanya di perempatan di depan Vincenzo, dari arah belakangnya, atau lebih tepatnya di depan Edward, juga muncul Froggys dengan jumlah yang tidak kalah banyak. Kini, Vincenzo dan teman-temannya pun menyempitkan jarak satu sama lain. Vincenzo dan Carina tetap menatap lurus ke depan dengan senjata mereka masing-masing yang sudah siap digunakan. Keith dan Edward menghadap ke arah yang berlawanan dari Vincenzo dan Carina, sedangkan Angel menyiapkan sebuah lingkaran sihir besar. Para Froggys kian mendekat, tetapi Vincenzo dan teman-temannya masih belum juga bergerak. Perlahan, Carina berbisik pada Vincenzo, “Sebaiknya, bagaimana cara kita bertarung dengan mereka. Jumlah mereka jauh lebih banyak dari yang biasa kita lawan, sepertinya akan sia-sia saja kalau kita berjuang sekuat tenaga melawan tanpa ada rencana apa pun.” Carina sangat sadar, sangat kecil kemungkinan mereka akan menang, sehingga satu-satunya cara untuk selamat adalah melarikan diri. Tidak langsung menjawab Carina, terlebih dahulu Vincenzo berkata pada Edward, “Edward, ke arah mana kita akan pergi kali ini?” Tujuan Vincenzo menanyakan arah tentunya untuk memastikan ke mana akan pergi bila berencana kabur sekarang. Langsung mengerti maksud Vincenzo bertanya, tanpa berlama-lama lagi, Edward menjawab, “Ke kiri, kemudian akan melewati satu perempatan lagi. Terus lurus sampai menemukan pertigaan, lalu belok ke kanan.” Dia berhenti sejenak. “Kalau pola labirin ini memang seperti yang aku bayangkan, maka setelah belok ke kiri, akan ada sebuah jalan keluar lain. Namun, aku tidak tahu jalan keluar itu akan mengarahkan kita ke mana. Itu hanyalah jalan keluar cadangan yang sulit untuk ditebak apakah aman atau tidak ....” Tidak mau meragukan Edward, Vincenzo langsung berseru lantang, “Kalau begitu, mari kita singkirkan mereka dari jalan!” Vincenzo begitu yakin kala berkata begitu. “Edward, Carina, kalian tangani Froggys di di belakang dengan tembakan jarak jauh kalian! Angel, pastikan kau membuat pelindung kuat yang bisa melindungi kita semua walau bergerak! Keith, bantu aku menyerang yang di depan, menggunakan bola apimu untuk menyerang dan menerangi jalan!” “Baik!” Tanpa ragu sedikit pun, teman-teman Vincenzo bergerak sesuai dengan arahan Vincenzo. Selama ini mereka memang sudah sangat percaya pada setiap strategi Vincenzo. Meski Vincenzo tidak secerdas Edward, Vincenzo mampu memperkirakan kekuatan teman-temannya sendiri dan menyusun strategi dengan informasi tersebut. Sesuai dengan rencana, Vincenzo langsung melesat ke depan, Keith menciptakan banyak bola api, sebagian untuk menyerang, sebagian lagi sebagai penerang. Di sisi lain, Edward dan Carina pun langsung menarik pelatuk senapan mereka, menghancurkan musuh yang perlahan mendekat. Sementara Angel sudah berhasil menciptakan pelindung untuk melindungi diri mereka, sehingga mereka bisa bergerak perlahan sekarang ketika Vincenzo dan Keith berusaha membuka jalan. “Hia!!!” Vincenzo sekuat tenaga menyerang semua Froggys yang datang, seolah tidak ada habisnya. Beberapa kali ia memang sempat hampir terkena serangan balik, tetapi Keith berhasil menutupi celah yang ditinggalkan oleh Vincenzo, sehingga Vincenzo dapat bertarung dengan jauh lebih berani dan tentu saja aman. “Vincenzo, teruslah menyerang! Biarkan aku mengurus celah dari pertahananmu!” kata Keith, lantang. Maksud dari Keith tentu dapat dibaca dengan jelas oleh Vincenzo, yakni Vincenzo akan terus menyerang tanpa perlu memerhatikan pertahanan, sehingga serangannya akan menjadi lebih efektif. Sebagai gantinya, Keith hanya bisa membantu pertahanan Vincenzo saja, tidak dapat menyerang Froggys secara bebas dan acak seperti sebelumnya. “Aku mengerti!” Vincenzo tidak membantah, langsung melakukan seperti yang Keith katakan. Ia memang masih memerhatikan pertahanannya, tetapi kalau memang ada yang berhasil menembus pertahanannya itu, ia tidak merasa khawatir karena percaya kalau Keith akan mengatasi bagian itu. Dengan cara ini, kekuatan serangan Vincenzo menjadi jauh lebih efektif dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, Vincenzo sengaja menjaga jarak terlebih dahulu dari para Froggys di depannya. Ia pun menggenggam erat pedang besarnya, membentuk kuda-kuda, menghunuskan pedangnya itu ke depan. Ia sangat sadar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari serangan mengejutkan dari para Froggys, sekali pun itu mungkin membahayakan tubuhnya. Jadi, yang perlu ia lakukan sekarang hanyalah menyerang sekuat tenaga. “Rasakan ini!” Vincenzo seketika melesat ke depan, melompat dan menebaskan pedangnya sambil berputar. Hanya dalam satu gerakan, banyak Froggys yang tumbang. Namun, para Froggys tersebut tidak takut untuk maju, tetapi Vincenzo sedikit pun tidak takut atau pun mundur, melainkan terus saja menyerang menggunakan pedang panjangnya. Di hadapan gerakan cepat dan tanpa keraguan atau pun memedulikan pertahanan yang dilakukan oleh Vincenzo, para Froggys hanya bisa menyerahkan nyawa mereka. Ketika Vincenzo sangat fokus pada p*********n, salah satu Froggys berhasil lolos dan hendak menyerang Vincenzo dari belakang, akan tetapi, sebelum Froggys itu berhasil menyentuh tubuh Vincenzo, sebuah bola api meluncur ke arah punggungnya, langsung membakar Froggys itu tanpa butuh waktu lama. Vincenzo sendiri tidak memedulikan Froggys tersebut, melainkan terus saja menyerang dengan sekuat tenaga, semua Froggys yang menghalangi jalan. Memang benar tenaganya sangat terkuras karena melakukan ini, tetapi karena tidak peduli dengan pertahanannya sendiri, ia menjadi bisa bertahan jauh lebih lama daripada biasanya. Sementara itu, Edward yang terus saja menembaki Froggys yang mengejar mereka, tersenyum tipis, kemudian bergumam pelan, “Dia kalau sudah menggila benar-benar hebat. Tampaknya, aku benar-benar tertinggal jauh darinya dalam hal serang menyerang seperti ini.” Carina yang berdiri di sebelah Edward, menjawab, “Dia hanya sangat memercayai teman-temannya. Itu adalah sumber kekuatannya. Kepercayaannya terhadap temannya jauh melampaui kita semua, bahkan mungkin sebagian orang di muka bumi ini.” Carina berhenti sejenak, tetapi masih terus menembaki Froggys di hadapan mereka. “Karenanya, aku tidak ingin membuatnya kecewa atau apa pun.” “Kami semua mengerti. Dia adalah tipe orang yang sangat langka, tetapi beruntung bersama dengan kita. Kita tidak akan membuatnya merasakan rasa sakit dikhianati atau apa pun. Sebab, kita semua percaya padanya!” Edward benar-benar yakin dan tidak gentar sedikit pun kala melayangkan kata-kata itu. Tentu ini karena dia juga sangat mempercayai teman-temannya, lebih dari orang lain yang dia kenal. “Kalau begitu, kita juga harus bekerja jauh lebih kuat lagi!” Carina pun kian memperkuat serangannya, sehingga suara yang menggema di sini kian kuat. Waktu terus berlalu, kala sudah berbelok ke kiri sesuai dengan yang diperintahkan Edward sebelumnya, sejenak Vincenzo menjaga jarak dari para Froggys yang menghadang jalan. Ia mencoba mengatur tarikan napas, sembari memulihkan tenaganya perlahan-lahan. Pedang besar pemuda itu sudah penuh dengan darah para Froggys, dan tubuhnya juga terkena banyak percikan darah. Akan tetapi, dia tidak mau memedulikan itu semua, tetap fokus pada apa yang harus ia lakukan. “Sial, pandanganku mulai kabur ...,” kata Vincenzo. Ini adalah pertama kalinya bagi Vincenzo, menyerang kawanan Froggys yang seperti tiada habisnya ini. Namun, khusus untuk sekarang, ia harus terus melampaui batasnya agar dapat keluar dari situasi yang sangat mencekam ini, kalau tidak, mereka akan mati dengan mengenaskan karena serangan para Froggys. “Vincenzo, apa kau masih dapat bertahan?!” Mendadak saja Edward berteriak keras. “Kalau kau masih bernapas, jawablah dengan cepat!” “Ya! Aku masih dapat bertahan sampai semua Froggys ini lenyap!” jawab Vincenzo, terpancing oleh sedikit provokasi Edward. “Aku punya rencana!” Edward melanjutkan. “Bertahan sebentar lagi, aku akan segera mengaturnya!” Tidak begitu paham, Vincenzo pun hanya mengiyakan saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD