Chapter 8 : Keputusan

1316 Words
Setelah setengah bulan berlalu, pada siang hari usai melaksanakan rutinitasnya, Vincenzo pergi menemui Profesor Frank di laboratorium, sesuai janjinya. Ia pun masuk ke ruang pertemuan, di mana sudah ada Profesor Frank yang kini sedang mengetik sesuatu di laptopnya yang terbuka. Menyadari Vincenzo masuk tanpa permisi, Profesor Frank berkata, “Akhirnya kau tiba. Aku kira aku akan menunggu jauh lebih lama lagi dari saat ini.” Vincenzo segera duduk di kursi di seberang meja Profesor Frank, menjawab, “Aku tak perlu banyak basa-basi, Profesor. Katakan padaku, hal penting apa yang hendak Profesor sampaikan hingga tampak begitu mendesak ini.” Profesor Frank mengembuskan napas panjang, kemudian menutup laptopnya. “Kau ingat dua minggu yang lalu aku mengatakan apa?” “Aku masih mengingatnya. Apa akhirnya Profesor dapat menarik sebuah kesimpulan dari sesuatu yang sedang Profesor teliti?” Vincenzo langsung cepat memahami arah pembicaraan mereka kali ini. “Bisa dibilang seperti itu.” Profesor kemudian melirik ke sekitar, memastikan semuanya aman dan tidak ada kamera tersembunyi atau apa pun yang bisa mendengar pembicaraan mereka. “Pada saat itu, aku sedang meneliti tentang senjata yang kalian gunakan untuk menghadapi ‘Makhluk Buas’, tetapi secara tidak sengaja menemukan sebuah sejarah yang sepertinya sudah dilupakan. Biar aku mulai dengan cerita seorang jenderal kuat yang membawa pasukannya, dan hampir menumpas habis semua ‘Makhluk Buas’ di muka bumi ini. Namun, ketika peperangan itu hampir dimenangkan oleh umat manusia, mendadak saja medan perang itu menjadi kosong. Benar-benar tidak ada apa pun lagi di sana, hanya gurun pasir tandus, tanpa ada apa pun. Mereka, pasukan manusia dan ‘Makhluk Buas’, menghilang tanpa jejak.” Mendengar cerita itu, Vincenzo menjadi susah untuk percaya, dan bahkan sempat mengira kalau Profesor Frank sedang bercanda. Akan tetapi, melihat sorot mata pria usia empat puluh tahunan itu, Vincenzo menjadi diyakinkan kalau ini bukan sebuah lelucon. Ia pun bertanya, “Bagaimana mungkin mereka bisa menghilang, apa yang menyebabkan itu terjadi? Dan mengapa masih ada begitu banyak ‘Makhluk Buas’ di dunia ini?” Sekali lagi Profesor Frank mengembuskan napas, tidak buru-buru merespons pertanyaan Vincenzo. “Aku tahu ada banyak pertanyaan dalam benakmu, tetapi aku sendiri pun masih belum menemukan sebuah jawaban pasti akan semuanya. Itu tampak seperti sebuah sihir, atau mungkin saja penghapusan sejarah. Aku tak tahu. Namun, setelah aku meneliti lebih lanjut, aku mendapatkan sebuah kesimpulan yang jauh dari apa yang aku pikirkan. Ini jelas bukan sebuah penghapusan sejarah, tetapi peristiwa itu memang benar terjadi dan ada sesuatu yang misterius yang membuat hal mustahil menjadi nyata. Mungkin mereka dipindahkan secara paksa dari satu tempat ke tempat lain.” Vincenzo berusaha memikirkan semua kemungkinan yang diberikan Profesor Frank. Di sini, ia menganggap kalau data yang dikatakan oleh Profesor Frank memang benar, lalu memikirkan sebuah titik terang yang bisa saja menjadi kunci dari semua ini. “Aku tidak ingin asal bicara, tetapi mungkin apa yang kau katakan berkaitan dengan ...,” kata Kenzie, berhenti sejenak, lalu melanjutkan. “Suatu keberadaan ilahi yang biasa disebut dewa?” Profesor Frank kemudian menyenderkan punggungnya di kursi, menengadah menatap langit-langit. “Di dunia yang serba kacau balau ini, sulit bagiku mempercayai dewa. Terlebih, senjata umat manusia dinamakan Penghancur Dewa. Jadi, aku tak bisa menyimpulkan seperti itu.” “Ya, kau memang benar,” Vincenzo tak dapat membantah. Profesor Frank kemudian kembali menatap Vincenzo. “Lupakan tentang hal itu. Sebenarnya, ada satu hal penting yang ingin aku sampaikan padamu. Bisa saja ini merupakan sebuah harapan bagi kebangkitan umat manusia.” Vincenzo pun memerhatikan dengan saksama, mengangguk sejenak. “Aku akan mendengarkan.” “Dari apa yang aku simpulkan, meskipun penyebabnya tidak diketahui, masih ada kemungkinan kalau Jenderal terkuat umat manusia itu, masih hidup hingga sekarang, tetapi entah di mana. Aku sendiri sulit membayangkan dia ada di muka bumi ini, bersembunyi dan tak pernah muncul lagi, kecuali karena dia terluka parah atau alasan lainnya.” “Aku menangkap maksudmu. Kau ingin aku mencoba mencari keberadaan orang itu untuk membangkitkan harapan umat manusia?” “Aku hanya dapat mengatakan informasi, apakah kau memilih memercayai atau bahkan mencari tahu lebih dalam tentang kebenarannya, itu ada di tanganmu. Lakukan yang menurutmu benar dan perlu dilakukan, entah bagimu sendiri atau mungkin orang lain.” Profesor Frank pun berdiri, mengemas barang-barangnya ke dalam tas, berjalan keluar dari ruang pertemuan. “Tentukan pilihanmu, Vincenzo.” Vincenzo pun merenung dan memikirkan semuanya. Ini merupakan sebuah kesempatan baginya, tetapi juga bukan kesempatan. Kemungkinan kalau kesimpulan yang dikemukakan oleh Profesor Frank benar, tidak ada yang bisa menjamin termasuk Profesor Frank itu sendiri. Beberapa saat kemudian, Vincenzo berdiri, kemudian bergumam pelan, “Memikirkannya seorang diri tidak akan mengubah apa pun. Lebih baik dibahas bersama saja di apartemen.” Vincenzo kemudian pulang ke apartemen, menemukan teman-temannya yang sedang menunggu kedatangannya untuk makan siang. Vincenzo pun duduk di kursinya yang berseberangan dengan kursi Edward dan bersebelahan dengan Carina. Mereka pun mulai makan siang bersama, sebelum akhirnya Vincenzo memutuskan untuk membahas hal penting yang ada dalam kepalanya. Menurut Vincenzo, lebih baik membahasnya setelah makan saja, di saat semuanya tenang, tidak lapar lagi dan sebagainya. Akhirnya, mereka pun selesai makan, Angel dan Carina juga sudah membereskan meja makan, kemudian kembali duduk di tempat masing-masing. Tanpa mau berlama-lama lagi, Vincenzo langsung memulai topik pembicaraan penting yang akan segera mereka bahas. “Sebelum pergi menjalankan misi, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian,” kata Vincenzo, memulai pembahasan. “Lebih tepatnya, mencari pilihan mana yang harus diambil.” Mendengar arah pembicaraan menjadi serius, teman-teman Vincenzo pun langsung mengarahkan perhatian pada Vincenzo. Dibandingkan yang lain, Carina langsung berinisiatif untuk bertanya, “Sepertinya kau sedang berada dalam sebuah dilema yang sangat penting. Coba katakan pada kami.” Vincenzo pun segera menjelaskan, “Sebenarnya, tadi aku bertemu dengan Profesor Frank, dan kami membahas tentang sesuatu yang sangat sulit untuk diterima secara nalar.” “Sepertinya menarik.” Perhatian Edward langsung tersita. Vincenzo pun menjelaskan semuanya dengan detil, semua yang dikatakan Profesor Frank padanya agar teman-temannya dapat mengerti. Awalnya mereka juga sulit untuk percaya, tetapi perlahan mulai menerima sesuatu yang sudah jauh di luar nalar itu sebagai sesuatu yang perlu diperhitungkan. Setelah berpikir selama beberapa saat usai mencerna semua kata-kata Vincenzo, Keith berkata, “Kalau memang itu diakibatkan oleh sihir pemindahan ruang, kekuatan yang menggunakan jurus sihir itu pastilah sangat hebat. Dari apa yang aku tahu, hampir tidak ada seorang penyihir atau bahkan kelompok penyihir yang dapat melakukan pemindahan ruang hingga sebanyak itu.” “Ini tampak tidak sesederhana kelihatannya. Pasti ada sesuatu yang benar-benar mengerikan di luar sana,” tambah Edward, sungguh khawatir akan terjadi sesuatu hal yang di luar kendali. Berbeda dari yang lainnya, Angel memberi pendapat, “Tapi, mau bagaimana pun itu tetap sebuah kesempatan dan setitik kecil harapan. Bisa saja Jenderal terkuat itu memang sedang bersembunyi entah di mana.” “Meskipun begitu, alasan dari si Jenderal bersembunyi pastilah sebuah alasan yang benar-benar sulit kita bayangkan,” sahut Edward. “Bagaimana mungkin dia bersembunyi di saat dunia sedang kacau seperti ini?” “Kenapa tidak ada yang mengatakan dia mungkin saja terjebak?” Mendadak Carina memberikan sebuah pendapat yang berbeda dari yang lain, membuat semua mata terarah padanya. “Itu tidak mustahil kalau dia sungguh terjebak, kan. Meskipun kita tak tahu dia terjebak di mana.” “Memang ada kemungkinan seperti itu,” Vincenzo mengakui. “Namun, sulit membayangkan dia masih hidup bila terjebak di suatu tempat. Bisa saja memang ada sosok misterius di luar sana yang membawa dia dan pasukannya ke suatu tempat, kemudian menghabisi mereka semua. Tidak ada yang tahu.” Sontak Edward tersentak, berkata, “Itu dia! Tampaknya ada sesuatu di sana.” Segera ucapan Edward menjadi sorotan teman-temannya. Edward melanjutkan. “Memang ada kemungkinan jenderal itu terjebak di suatu tempat karena sosok misterius. Namun, bagaimana dia masih bisa hidup? Mungkin saja sosok misterius itu melakukan sebuah pengorbanan besar sehingga dapat memerangkap mereka semua.” Langsung saja penjelasan yang diberikan Edward, membuka pandangan Vincenzo dan yang lainnya. Dari pembicaraan awal mereka hingga detik ini, kesimpulan yang ditarik oleh Edward, sangat mudah dimengerti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD