bc

Sweet Talk

book_age12+
3
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
student
drama
bxg
humorous
highschool
childhood crush
school
foodie
like
intro-logo
Blurb

Teman kecil yang lama terpisah kini kembali lagi dengan sikap yang sama terhadap Keana yang berharap sedikit ada perubahan dari Kyle. Namun, harapan itu pupus ketika mereka bertemu kembali. Ucapan-ucapan dari mulutnya selalu membuat Keana sebal dan sakit hati terkadang, tak beda jauh sejak kecil. Hingga akhirnya Kyle meminta maaf, disitulah mereka semakin dekat dan tinggal bersama lantaran permintaan dari ayah Keana. Seiring berjalannya waktu, Kyle memendam rasa suka pada Keana yang semakin dekat dengan mantan guru olahraganya hingga ia lelah dan akhirnya mengungkapkannya disaat Keana akan dilamar oleh Ezra.

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
“Ken, mama minta tolong dong beliin adik kamu pecel lele di tempatnya bu haji.” Wanita yang berucap tadi adalah mamanya Keana, duduk di tepi kasur sementara Keana duduk di bangku belajarnya. Si gadis menoleh pada mamanya sambil menghela napas, “Ana lagi banyak tugas, Ma,” tolaknya halus. Bukannya nggak mau, tapi dia memang lagi banyak tugas yang membuatnya berniat untuk bergadang. “Sebentar aja kok. Di depan perumahan, deket ini,” kata mama, masih mencoba membujuk anak gadisnya. “Nanti mama kasih uang buat beli kopi. Kan ada kafe baru di sebelah pecel lele, punyanya bu haji. Enak banget lagi.” Gerakan tangan Keana yang sedang menulis lantas terhenti. Ia menatap mamanya yang sudah menunjukkan senyuman terbaiknya. “Maaaa....” “Mama sekalian nitip, ya, americano satu,” katanya setelah meletakkan uang di sebelah buku Keana. Gadis itu menatap selembaran uang berwarna merah tersebut. Padahal dia lagi mode rajin-rajinnya ngerjain tugas dan sebenarnya malas untuk keluar rumah. Jangankan rumah, keluar dari kamar saja malasnya minta ampun. Menghela napas panjang, kemudian meletakkan pulpen dan menutup bukunya. Mendengar kata kopi atau kafe memang suatu godaan terberat bagi gadis bernama Keana. Minuman kesukaan apalagi yang rasanya cappucino, terlebih kalau ada wifi-nya, bisa betah 3-5 jam dia di sana. Eh, tapi, Keana juga tahu diri kok nggak beli satu gelas saja. Bisa-bisa di meja itu ada 2-3 gelas. Keana sebenarnya tahu, minum kopi banyak-banyak itu juga nggak bagus. Tapi, sehubung anaknya keras kepala dan kopi adalah favoritnya, ya sudah dibabat habis deh. Hehe. Selesai memakai hoodie hitamnya, gadis itu berkaca sebentar sebelum keluar kamar. Mengecek wajahnya kucel apa nggak. Dan itu harus banget, soalnya itu ‘kan kafe, pasti banyak orang dan mayoritas cowok. Seenggaknya dia nggak mau kelihatan jelek juga di depan para cowok, hehe. Dan, oke, mari kita kenali latar belakang gadis ini. Keana Marisca Evans adalah namanya, bisa dipanggil Keana, Ken, Ana, dan Nana. Ya, apa saja seterah kalian menyebutnya. Tapi, ada satu panggilan untuknya yang membuat ia sebal banget. Keket. Yap, ada orang yang memanggilnya dengan sebutan yang mirip dengan ulat bulu, dan Keana benci banget panggilan itu. Umurnya masih muda kok, 17 tahun dan kelas 3 IPA 3, bersekolah di salah satu akademi internasional di Jakarta, Universal High School. Kalau kalian pikir di sana sekolahnya orang berduit dan kaya semua, yap, kalian benar. Tapi, Keana hanya orang biasa yang beruntung sekolah di sana sebab ayahnya seorang asisten CEO dan mamanya seorang ibu rumah tangga. Rasanya apa sih sekolah di sana? Biasa aja, kok. Sama saja kayak sekolah lain pada umumnya. Hanya saja di sekolah itu 50% anak blasteran, sebagian lokal. Dan Keana termasuk anak blasteran, tapi masih biasa saja. Wajahnya masih tercetak kaukasianya sedikit. Paling yang diturunin ayahnya Cuma hidung mancung, kulit putih pucat, dan bibir plum berwarna merah muda. Dia sebenarnya pengen dapatin iris biru laut ayahnya, tapi Tuhan sudah kasih warna cokelat dari mamanya, ia bersyukur masih dikasih penglihatan. Kalau teman dekat, di sekolah dia nggak punya sama sekali. Teman sekelasnya kenal kok sama Keana, hanya saja tidak ada yang begitu bergaul dengannya lantaran Keana lebih suka menyendiri. Belum lagi pergaulannya juga sering main ke tempat yang banyak orang dan klub malam. Dia nggak suka yang seperti itu. Tempat sepi dan tenang adalah temannya. Cuma, kalau teman dekat di rumahnya, dia ada. Tinggalnya sebelahan dengan rumah Keana, tapi jarang main main sekarang ini. Soalnya mereka beda sekolah dan punya kesibukan masing-masing. Maklum sudah kelas tiga. Kembali ke keadaan sekarang, Keana sudah tiba di tempat tujuan. Dekat dari rumahnya kok, hanya memakan tiga menit dengan berjalan kaki sudah sampai. Dihadapannya kini ia melihat dua kios bersebelahan, pecel lele dan kafe yang disebutkan mamanya. Di kafe itu ada dua tempat. Di dalam yang ber-AC dan di luar untuk yang merokok. Tempatnya klasik dan kekinian kok. Tujuan Keana terlebih dahulu ke tempat pecel lele sebelum pesan kopi di sebelahnya. Masuk ke dalamnya, ia agak tersentak melihat seorang wanita yang begitu dikenalnya. “Mamanya Kyle?” Wanita yang Keana panggil, tersenyum lembut. “Hai, Ana, mau beli pecel lele?” Keana mengangguk sambil tersenyum. Ia agak kaget juga sih, soalnya ‘kan mamanya Kyle ini punya restoran Jepang yang emang sudah bercabang di mana-mana. Sukses juga lagi, tapi kok...? “Kaget, ya?” mamanya Kyle terkekeh kecil begitu melirik raut penasaran Keana, “Aku lagi bosen aja kerja di dalam ruangan. Ini cuman sementara aja kok,” katanya. Keana mengerjap pelan. “Bukannya restorannya lagi ramai ya sekarang?” tanyanya, duduk sambil menopang dagu. Ada ya orang yang udah berkecukupan lebih masih mau kerja di tempat orang lain, jadi bawahannya lagi. Lagi, mamanya Kyle terkekeh pelan, “Lagi bosen aja, Ana.” “Tapi, keren loh.” Mama Kyle cuman geleng-geleng sambil senyum. Keana kemudian langsung berdiri, dia bilang tinggal sebentar mau beli kopi di sebelah. Melangkah santai dan memasuki kafe, indera penciumannya sudah mencium aroma biji kopi yang sangat menenangkan. Keana suka itu. suara bel di atas pintu saat ia buka, membuat beberapa orang lantas menatap presensinya sekilas. Keana langsung gugup diperhatikan begitu, mana isinya cogan semua. Keana menatap lurus ke depan, dibagian meja bar, raut gugupnya seketika berubah menjadi tatapan tak percaya—untuk yang ke kedua kalinya. Matanya membola menangkap satu presensi yang sangat dikenalnya tengah fokus membuat kopi. Keana tak sadar ia cukup lama berdiri di sana dan membuat objek yang ia perhatikan menyadari tatapannya. Detak jantung Keana jadi semakin cepat dari biasanya saat netra mereka bertemu. Tepat lima detik mereka bertatapan, cowok itu mengalihkan pandangannya, kembali pada pesanannya membuat Keana tersadar. Gadis itu melangkah menuju meja kasir, ada Satria di sana yang siap melayaninya. Satria itu anaknya bu haji, dia yang buka kafe ini, juga kenal dengan Keana. Cowok berlesung pipi itu menyapa Keana. “Pesan apa, Ken?” Mata Keana sesekali mencuri pandang ke cowok sebelah Satria sambil menjawab, “Iced cappucino, ya.” Satria mengangguk-angguk sambil menyentuh layar tab di depannya. “Minum sini?” “Iya.” Keana langsung memberikan uangnya dan kemudian duduk tak jauh dari bar. Dagunya ia topang dengan telapak tangannya, menatap Kyle yang bergerak keluar dari bar dan memberi pesanan ke meja sebelah Keana. Sekali lagi, tatapan mereka bertemu walaupun ini lebih singkat dari yang tadi, Keana terperanjat. Fisik cowok itu jauh berbeda dari yang terakhir dilihatnya. Lebih dewasa dan... tampan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

TERNODA

read
198.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook