Hari itu, Keira datang ke sekolah dengan tampilan mencolok. Bukan karena dandanan heboh atau tas branded barunya, tapi karena dia... diam. Nggak nyindir, nggak nyuruh-nyuruh, bahkan nggak komentar waktu Icha pakai bando kelinci yang biasanya langsung dia juluki “aksesoris anak TK”. “Wulan, lo lihat Keira diem? Nih pasti ada yang salah. Jangan-jangan dia abis ganti darah sama biarawati,” bisik Icha. “Dia lagi galau, mungkin,” Wulan menjawab sambil mencoret-coret sketsa wajah di bukunya. Naya yang duduk di bangku paling belakang cuma manggut. “Gue bisa rasain... ini bukan Keira yang biasa. Kayak... ada badai di balik lip gloss-nya.” --- Waktu istirahat, Keira tidak ke kantin. Dia duduk sendiri di ruang musik, memainkan tuts piano pelan-pelan. Lagu yang dia mainkan bukan klasik seperti

