Ketika Naya Pulang

1052 Words

Hari Senin datang seperti biasa, dengan bel tanda masuk yang bunyinya nyaris membuat jantung copot. Tapi bagi geng pojokan, pagi itu berbeda. Bukan karena tugas Matematika numpuk, atau karena Keira lupa bawa alat lukis Wulan—melainkan karena Naya belum juga datang. "Naya nggak masuk?" tanya Keira pelan, matanya mengamati kursi kosong di sudut pojok kelas yang biasanya diisi oleh si ratu bentak-bentak itu. "Gue udah chat semalem, nggak dibales. Bahkan story WA dia udah ilang semua," bisik Icha sambil menyuap roti isi abon yang penuh tumpahan sambel. Wulan hanya diam, tangannya menggambar kursi kosong. Mata tajamnya menatap garis pensil seolah ada sesuatu yang dia rasakan, tapi enggan diucapkan. Baru setelah jam pelajaran keempat usai dan guru keluar kelas, seseorang datang mengetuk pint

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD