17. Harap tenang ya, bebku!

2149 Words

Jemari Kai nakal bermain di atas pusar Rima, jari-jarinya yang panjang dan kekar itu menari di atas pusar Rima mengikuti gelak perut Rima yang bergejolak setiap kali Kai memainkan jemarinya. Ia menyentuh dengan lembut yang tak sebanding dengan tubuh kekar beringasnya itu. Matanya menatap nakal pada tubuh Rima seakan menunjukkan rasa dahaga yang tak akan cukup hanya dengan seteguk kesejukan. Bibir bawah Kai ia gigit dengan seringai yang seolah siap memangsa. Ringkih tubuh Rima bergejolak setiap Kai melakukan sentuhannya yang menggila, ia tak lagi berniat berdalih, tak ada pula perlawanan, hanya genggaman erat pada sarung bantal yang Rima lakukan bersamaan dengan suara berat nafas dari keduanya. “Rima apa kamu ketakutan?” tanya Tama seraya mengusap leher Rima. “Aku terpaksa mendua dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD