bc

My Psycho Lover

book_age18+
4.3K
FOLLOW
55.3K
READ
billionaire
killer
fated
arrogant
badboy
mafia
gangster
tragedy
city
brutal
like
intro-logo
Blurb

"Kemana calon suamimu, Ray. Kenapa sampai jam segini belum datang juga? Akad seharusnya sudah mulai dari tadi," ujar Pak Fahmi yang membuat Rayana semakin bingung saja.

"Dia tidak akan datang. Biarkan saya saja yang menggantikannya," kata seorang lelaki dari ambang pintu masjid.

………..

Seketika hidup Rayana hancur. Tatkala pernikahan yang sudah lama ia impikan bersama Alex, sang kekasih tercinta. Harus kandas dan digantikan oleh laki-laki yang tidak pernah ia bayangkan.

Dialah Dean Lasmana Putra. Ketua gangster 'Golden Eagle' yang sangat disegani oleh seluruh warga Jakarta. Jangankan orang biasa seperti ayah Rayana, para preman saja tak mampu membantah ucapannya. Dan mulai detik itu pula, mau tidak mau Rayana resmi menjadi Nyonya Dean. Hari-hari yang dilalui Rayana pun penuh keterpaksaan. Padahal, Dean sangat memanjakannya dengan berbagai benda mewah yang tak ternilai harganya. Namun, tetap saja tak meluluhkan hati Rayana. 

Hingga suatu hari Alex kembali datang dan meminta Rayana melakukan misi rahasia dengan berpura-pura menerima Dean dalam hidupnya. Dan di saat itulah Rayana mendapati berbagai sisi lain dari seorang Dean yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Mampukah Rayana melaksanakan misi yang diinginkan Alex? Dan kenapa Rayana mulai simpati pada Dean setelah mengetahui masa lalunya?

chap-preview
Free preview
Bab. 1 Akad yang Tak Kuharapkan
'Coba kau perhatikan! Jika angin yang tak nampak saja bisa memenuhi ruangan, serta dedaunan kering bisa berguguran. Apalagi pertemuan kalian berdua yang tak lepas dari pandangan. Percayalah, hanya Allah lah sebaik-baiknya pengatur kehidupan.' ………… "Hiks…. Hiks…. Hiks…." Derai air mata terus saja membasahi kedua pipi tirus seorang Rayana Annarista. Padahal, ini adalah malam pernikahan yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Gaun putih berpayet yang membungkus tubuhnya ala-ala putri negeri dongeng, berpadu dengan hijab pengantin yang berwarna senada pun masih menempel indah di badannya yang ramping. Hanya lapisan make-up yang kini berantakan akibat guyuran air mata yang tiada hentinya. Seharusnya ia sedang berbahagia memang, tapi pada kenyataanya, wanita yang memiliki tinggi seratus tujuh puluh sentimeter dengan berat badan hanya lima puluh empat kilogram itu justru merasakan kebalikannya. Ia merasakan kesedihan yang teramat sangat. Sampai-sampai sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Hanya air mata yang mampu menggambarkan suasana hatinya saat ini. Ketika bayangan demi bayangan acara akad nikah yang begitu sakral kembali menari-nari dalam benaknya. Flashback. Rayana hanya tersenyum malu tatkala orang-orang di sekitarnya membanjiri gadis itu dengan ribuan pujian. Puluhan wanita di belakangnya pun menatapnya dengan iri. Untuk ukuran orang biasa Rayana memang sangat beruntung. Dengan memiliki wajah yang tirus, hidung mancung dan bulu mata lentik. Membuat Rayana selalu terlihat cantik walau tidak berpoles make-up seperti sekarang. Badan Rayana pun ideal untuk masuk ke dalam dunia permodelan. Sayangnya, wanita itu lebih memilih menekuni profesinya sebagai Dokter Umum di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Serta hal terakhir yang membuat wanita berusia dua puluh lima tahun itu terlihat sangat sempurna, tidak lain adalah sang calon suami tampan dan berprofesi sebagai anggota kepolisian bernama Alex. Yap! Siapa yang tidak berdecak kagum dengan keberuntungan yang Rayana dapatkan. Seakan semua yang diinginkan oleh wanita dimiliki oleh anak sulung keluarga Ustad Fahmi AlFahri ini. Dan hari ini, hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Rayana. Dengan rasa tidak sabar ia menunggu kedatangan sang calon pendamping hidupnya yang tak kunjung muncul di acara penting ini. Padahal, acara ini yang akan mengikat cinta mereka berdua dalam jalinan yang lebih kuat. Berulang kali Rayana melirik sang penghulu yang sudah terlihat gusar. "Bagaimana, Pak? Berapa lama lagi kita harus menunggu sang mempelai pria? Saya tidak punya banyak waktu. Karena setelah ini masih ada beberapa pasangan yang harus saya nikahkan," ujar Pak Penghulu setengah berbisik pada Pak Fahmi. "Sebentar, Pak. Biar saya tanyakan pada anak saya," balas Pak Fahmi. Lelaki yang berumur lima puluh tahun itu pun segera menggeser badannya ke arah sang anak sulung. "Ray, kemana calon suamimu. Kenapa dia belum datang juga?" tanya Pak Fahmi pada Rayana. "Raya juga bingung, Pak. Sejak tadi Adrian sudah menghubungi Alex. Tapi, ponselnya tidak aktif juga. Mungkin dia sedang berada di perjalanan. Jadi, mohon tunggu sebentar lagi ya Pak Penghulu," balas Rayana terlihat cemas juga. "Ya, sudah. Kita tunggu sampai lima belas menit lagi. Kalau mempelai pria tidak kunjung datang. Dengan sangat terpaksa saya harus segera pergi dari tempat ini," kata Pak Penghulu memutuskan. "Iya, Pak. Terima kasih," balas Rayana cepat. Ia pun menoleh ke arah sang ayah dengan tatapan bingung. Segera Pak Fahmi pun mengusap kedua lengan sang anak. Memberinya dukungan. "Kak. Bang Alex belum bisa dihubungi sampai saat ini," ujar Adrian. Anak bungsu Pak Fahmi sambil berjongkok di samping kakaknya duduk. "Kamu tenang ya. Kita diberi waktu lima belas menit lagi untuk menunggu Alex datang," sahut Rayana sambil tersenyum. Berusaha menenangkan adiknya. Padahal, perasaannya sendiri sedang tidak karuan. Begitupun dengan orang-orang yang mengikuti acara tersebut. Tak satu dua dari mereka yang mempertanyakan keberadaan Alex sekarang. Hingga membuat suasana tenang menjadi sedikit ribut. Tidak terasa lima belas menit pun berlalu. Namun, Alex tidak kunjung datang juga. Pak Penghulu pun terlihat sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. "Pak Fahmi ini sudah lima belas menit berlalu. Saya harus segera pergi ke acara akad yang lain," kata Pak Penghulu. "Sebentar, Pak. Saya bicara dengan anak saya dulu," balas Pak Fahmi. Ia pun segera beranjak dari duduknya lalu kembali mendekati Rayana. "Kemana calon suamimu, Ray. Kenapa sampai jam segini belum datang juga? Akad seharusnya sudah mulai dari tadi," ujar Pak Fahmi yang membuat Rayana semakin bingung saja. "Dia tidak akan datang. Biarkan saya saja yang menggantikannya," sergah seorang lelaki dari ambang pintu masjid. Sebelum Rayana sempat menjawab pertanyaan sang ayah tadi. Seketika semua orang pun menoleh ke sumber suara. Tak terkecuali Rayana dan juga Pak Fahmi. Mata Rayana pun membulat tidak percaya. Saat menatap sosok lelaki paling ditakuti di kota ini berdiri di ambang pintu. Siapa lagi kalau bukan Dean Lasmana Putra. Seorang pemimpin gangster 'Golden Eagle' yang kini berpenampilan sangat berbeda. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya hanya menggunakan celana jeans pensil dengan lutut yang sengaja dibuat bolong, dengan kaos yang ditutupi jaket kulit berwarna hitam. Sekarang tampak begitu rapi dengan memakai setelan jas hitam dan kemeja putih serta peci hitam di kepalanya. "Wow," ucap beberapa wanita yang nampak terpikat dengan penampilan Dean yang melintas di hadapan mereka. Dia memang terlihat sangat tampan, tapi tetap saja membuat Rayana langsung menggelengkan kepalanya pada sang ayah. "Jangan, Yah. Aku mohon," gumam Rayana lirih. Nyaris tidak terdengar. "Bagaimana Pak Fahmi Alfahri? Apakah anda keberatan?" tanya Dean lagi. Sambil berdiri di hadapan Pak Fahmi dengan memasukkan salah satu tangannya ke dalam kantong celana. Pak Fahmi pun bingung. Apalagi tatapan mata Dean terasa mengancam. Berulang kali Rayana memohon agar sang Ayah tidak mengiyakan permintaan gila orang ini. "Bagaimana Pak Fahmi? Anda tidak ingin membuat saya kecewa kan?" ulang Dean dengan nada angkuhnya. "Oh, tentu. Tentu saja tidak. Silahkan! Silahkan duduk disini, Nak Dean. Duduklah di samping Rayana," ucap Pak Fahmi dengan nada bergetar. Ada rasa takut dan bimbang yang bercampur dalam nada bicaranya. "Ayah," protes Rayana. "Sayang. Sudahlah, sayang. Nanti biar ayah jelaskan. Oke. Ini demi Ayah sayang," kata Pak Fahmi sambil menenangkan sang putri semata wayangnya itu. "Tapi, Yah_" Adrian yang hendak membela sang kakak pun langsung dipotong Ayahnya. "Sudah. Sudah. Kita selesaikan dulu acara akadnya. Kasihan Pak Penghulu sudah menunggu lama," sela Pak Fahmi. Mendengar kalimat itu Dean pun hanya tersenyum ke arah Rayana yang menatapnya balik dengan penuh kebencian. . Cekrek! Pintu kamar pengantin yang sudah disiapkan para ART Dean sejak tadi pagi pun dibuka oleh pemiliknya. Rayana yang menyadari kehadiran laki-laki yang tidak ia inginkan pun langsung menghapus jejak air mata di kedua pipinya. Ia tidak mau terlihat lemah di hadapan laki-laki angkuh itu. "Kenapa kamu bisa masuk ke kamar ini? Aku kan sudah menguncinya dari dalam," ujar Raya judes. Ketika menyadari Dean sudah berdiri di belakangnya. "Ini kan rumahku. Jadi, wajar dong aku bisa membuka kamar manapun yang aku mau," balas Dean santai. 's**t! Benar juga kata dia. Lalu untuk apa aku mengunci pintu itu dan menghalanginya dengan kursi. Bikin aku semakin terlihat bodoh saja,' rutuknya dalam hati. "Sayang, kamu gugup ya?" kata Dean manis. Sambil memeluk Rayana dari belakang secara tiba-tiba. Sontak Rayana pun kaget. Ia berusaha melepas pelukan cowok itu, tapi tenaganya tak sebanding. "Lepaskan! Jangan sentuh aku! Aku tau kamu menyembunyikan Alex agar tidak datang di acara akad tadi pagi, kan?" tuduh Rayana. "Kau milikku, Sayang. Selamanya kau hanya milikku. Untuk apa kamu memikirkan lelaki itu. Aku jauh mencintaimu dan bisa membahagiakanmu lebih dari dia. Aku janji," sahut Dean sambil mempererat pelukannya. Bahkan lelaki itu pun menyandarkan dagunya di pundak Rayana dengan mesra. Jelas saja hal itu semakin membuat Rayana berusaha mengurai dekapan cowok itu di tubuhnya. Walau masih saja gagal. Apalagi saat Dean menyibak jilbab Rayana lalu mendaratkan kecupannya di belakang telinga gadis itu. Sungguh, wanita itu berusaha menolak sekuat tenaga. Namun, perlakuan Dean benar-benar lembut dan seakan sangat mengerti titik-titik sensitif Rayana. Makanya ia terus menyerang beberapa titik di belakang telinga Rayana, bahkan ia juga menghisap ujung telinga Rayana lembut. Perlahan Dean menurunkan cumbuannya ke arah leher Rayana yang jenjang. Rayana yang baru saja merasakan perlakuan semanis itu pun tak bisa menahan jantungnya yang sudah berdebar kencang, darahnya juga berdesir kuat, cengkraman tangannya yang mulai melemah serta bibirnya berdesis kecil. "Ahh…," desah Rayana tanpa sadar. Saat Dean membentuk kissmark di salah satu tempat paling sensitif di lehernya itu. "Hahaha. Kamu suka ya," goda Dean yang membuat pipi Rayana semakin memerah. Rayana pun langsung menyembunyikan wajahnya sambil beberapa kali memukul pelan bibirnya yang sudah berkhianat. "Kamu sabar dulu ya. Aku ada urusan sebentar," kata Dean sambil menjauhkan kepalanya. "Nanti aku juga balik lagi kok. Untuk melanjutkan malam pertama kita," tambah Dean setengah berbisik di telinga Rayana. Kemudian ia pun beranjak. Sebelum pergi Dean membenarkan posisi jilbab Rayana yang tak lagi rapi karena ulahnya tadi. Bug! Rayana pun menghantam pinggiran tempat di sampingnya. 'Bisa-bisanya aku keceplosan kayak tadi. Huh!' batin Rayana kesal. Tak sengaja mata Rayana pun menangkap secarik kertas yang terselip di jendela kamar itu. Karena penasaran Rayana segera beranjak lalu meraih kertas itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook