“Terima kasih untuk hari ini, Tam. Kamu kalau mau pulang duluan, duluan aja. Saya masih ada tempat yang harus didatengin.” Tama melihat atasannya itu sudah membereskan barnag-barangnya dari meja kerja, bersiap untuk pergi setelah menjalani hari yang panjang di ruangan kerjanya itu. “Mampir ke bar lagi?” Tanya pria itu yang memang selalu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya apa yang ada di kepalanya. Clair menghentikan gerakannya, menaikan pandangan ke arah sekertarisnya itu dengan tatapan datar. “Kenapa? Mau ngikutin saya lagi?” Dengan ringan Tama mengangkat bahunya. “Tergantung, kalau Ibu mabuk jelas saya harus ada di sana, kan?” Cih, pria ini. Apa dia pikir Clair pemabuk yang akan selalu minum setiap kali ke bar? Ya, tidak salah memang, tapi tidak benar juga. “Di mata ka

