“Daren?” Tatapan Daren dan Luna yang bertukar satu sama lain teralihkan dengan suara Clair yang menyapa telinga mereka. Keduanya menoleh ke arah yang sama, menemukan sosok Clair yang ada di sana dan kini tengah menatap Daren juga ibunya bergantian. “Clair.” “Lo—kamu kenapa di sini?” Langkah Clair cepat menghampiri keduanya, wajahnya, terutama tatapannya lebih tertuju pada Daren alih-alih ibunya yang masih ada di sana. “Clair? Kenapa kamu balik lagi? Ada yang ketinggalan? Ada yang lupa? Ada yang kebawa sama Mama?” “Oh? Nggak, Ma. Ini aku cuma—” Panggilan penerbangan yang ditumpangi Luna kembali terdengar, dan Luna terpaksa harus memotong ucapan Clair dengan meringis sambil memberikan isyarat mata bahwa dirinya harus pergi. “Apa, Sayang? Mama harus pergi sekarang.” “Ah, itu…” Sial, C

