“Kenapa?” Suara Daren lagi, ketika seruannya tadi sama sekali tidak ditanggapi Clair. Clair mengerjap, lagi-lagi tidak langsung merespons pertanyaan dari pria di hadapannya itu dan malah memalingkan pandangannya dari Daren. Wanita itu menunduk, lalu menoleh ke arah lain seolah mencari sesuatu, berusaha menemukan jawaban ada apa dengan dirinya saat itu barang kali. “G-Gue ngerti. Gue lagi berproses untuk baik-baik aja… So, cukup kasih gue waktu dan ruang. Ya, cukup kasih gue waktu dan ruang…” Clair mengulang ucapan itu berkali-kali, entah secara lisan maupun dalam benaknya. Kepala wanita itu mengangguk kecil, sama sekali tidak menjatuhkan tatapannya pada Daren ketika mengatakannya. Tentu saja sikap Clair itu membuat Daren semakin bertanya-tanya. Daren sudah hendak membuka mulutnya lagi k

