Symphony-3

1320 Words
Aries yang berkata akan pulang satu jam lagi saat menelepon Syfo, ternyata dia baru sampai rumah dua setengah jam kemudian. Terdengar suara derit pagar didorong ke arah terbuka. Dia lelah tapi dipaksa membuka pintu pagar selarut ini sendirian. Harusnya dia menyewa satu asisten rumah tangga lagi untuk berjaga di pintu pagar sekaligus menjaga rumahnya saat dia sedang berada di luar kota meninggalkan istrinya. Dia malas berdebat dengan Syfo hanya untuk urusan seremeh alarm.  Setelah memastikan pintu pagar, garasi dan beranda samping rumahnya terkunci dengan rapi Aries melepas sepatu dan kaus kakinya begitu saja di samping pintu samping. Dia tidak peduli meski Syfo akan mengomelinya. Ada Bi Yana yang akan menyelamatkan sebelum istrinya itu terjaga esok hari. Yang ada di kepalanya saat ini adalah mandi air hangat, lalu tidur dengan pulas sambil memeluk tubuh istrinya. Namun pemandangan yang dilihatnya saat masuk kamar membuat gairahnya tiba-tiba berkobar. Syfo sedang tidur membelakangi pintu mengenakan gaun tidur dengan model lengan potongan tali spaghetti yang sangat menggoda untuk menyentuh setiap inci lekuk tubuh wanita itu. Aries bergegas masuk kamar mandi. Membersihkan tubuhnya sebelum mengganggu tidur nyenyak Syfo. Istrinya itu sangat cerewet soal kebersihan dan kerapian. Terutama kebersihan badan. Peraturan utama sebelum naik ke atas ranjang, mau itu tidur dalam arti harfiah atau bukan adalah tubuh harus bersih. Sepuluh tahun menikah membuat Aries hapal dan terbiasa pada segala peraturan yang dibuat oleh Symphony. Meski terkadang ada masa-masa di mana Aries jengah dan akan melanggar peraturan-peraturan yang dibuat oleh Symphony menyangkut kebersihan dan kerapian di dalam rumah mereka. Selesai mandi dengan hanya mengenakan boxer dan bertelanjang dadaa Aries naik ke tempat tidur. Dia mulai menciumi tengkuk hingga bahu terbuka Syfo. Perbuatannya itu membuat Syfo menggeliat dan membalikkan tubuhnya.  “Malem banget pulangnya? Tadi katanya satu jam lagi sampai,” dumel Syfo.  Malas berdebat Aries membungkam mulut Syfo dengan bibirnya. Akibatnya kesadaran Syfo segera kembali lalu mulai membalas ciuman Aries. Saat melakukan foreplay Aries memang terkesan malas-malasan. Syfo sudah akrab dengan tabiat Aries. Pria itu selalu melakukannya dengan perlahan di awalnya. Namun ketika permainan ranjang mereka mulai memanas Aries akan semakin brutal seiring dengan peningkatan gairahnya.  Begitu Aries merayu bibir Syfo untuk memperdalam ciumannya, Syfo melingkarkan lengannya di leher Aries. Tangan Aries yang sudah melingkari tubuh Syfo mulai beraksi. Dia mengusap lembut punggung Syfo, lurus ke bawah hingga menemukan bongkahan p****t Syfo yang masih kencang meski usianya sudah hampir kepala empat. Aries benar-benar tergila-gila pada kemolekan tubuh istrinya.  Napas Syfo tercekat begitu Aris menekan titik sensitifnya dari arah belakang. Desah napas Syfo membuat Aries semakin bergairahh untuk melancarkan aksinya. Saat seperti ini, Syfo dengan mudahnya melupakan kenyataan kalau tadi pagi Aries telah menampar dan meninggalkan lebam di wajahnya. Dia juga tidak mau mengingat kalau dirinya terjebak pada kesepian dan kehampaan beberapa waktu yang lalu.  Hal terakhir yang diingat Syfo sebelum pikirannya terbang melayang akibat perbuatan bibir Aries di bawahnya adalah wajah penuh gairah pria itu yang tengah menatapnya dengan seringai penuh kemenangan, karena telah berhasil melakukan perbuatan yang benar pada pusat tubuh istrinya. *** Syfo terengah saat Aries tak hentinya memacu pusat tubuhnya sejak satu jam yang lalu. Dari gerakan paling lembut hingga paling brutal, seolah tubuh Syfo adalah benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya. Dinding kewanitaan Syfo mulai terasa nyeri. Air mata dan peluh menjadi satu di paras rupawannya. Namun tak bisa Syfo pungkiri jika desiran cairan kepuasan di pusat tubuhnya masih terus mengalir meski rasa sakit itu sudah berada di puncak ubun-ubunnya. Sebenarnya Syfo sudah muak diperlakukan seperti budakk oleh suaminya sendiri. Namun dia tidak bisa berbuat banyak selain menjadi wanita penurut ketika di ranjang. Konsekuensi yang harus didapatkan adalah kemarahan Aries yang membabi buta dan tak segan untuk menjatuhkan cambuk yang akan menorehkan luka di sekujur tubuhnya. Tentunya juga kepuasan batinnya tidak akan terpenuhi jika membantah apalagi menolak hasrat suaminya. Dan satu hal yang Syfo benci di antara rasa sakitnya, bahwa dia menikmati rasa sakit itu. "s**t!" Dari balik punggung Syfo, suaminya mengumpat dan menarik ikatan rambut Syfo hingga tubuh wanita itu melengkung ke belakang. Tak sampai di situ, Aries menarik wajah Syfo ke arah belakang hingga sejajar dengan wajahnya. "Look at me, Fo!" Aries menekan rahang Syfo hingga wajah wanita itu memerah serta meringis kesakitan. Aries kemudian meracau lagi. "You are so hot, my love. You are mine, Syfo." "Yes i am," jawab Syfo di tengah napas terengahnya. Aries semakin memutar leher Syfo. "Say my name, sweetheart!" "Eris my love," ucap Syfo dalam desahan panjangnya. Mendengar suara desahan dari bibir ranum Syfo, pria itu bergerak semakin liar. Dari ikatan rambut Syfo dia beralih ke tangan, menarik dan mengapitnya di belakang punggung Syfo hingga tubuh wanita itu melengkung sempurna. Aries lalu melumat bibir Syfo dengan liar, pinggulnya tak berhenti bergerak tanpa peduli istrinya tengah menahan nyeri hebat di sekujur tubuhnya. Akhirnya kenikmatan penuh penderitaan itu usai sudah kala Aries menyemburkan cairan kepuasannya di atas punggung Syfo. Mereka memang pasangan suami istri yang sah secara hukum dan Agama. Namun keduanya sepakat tidak ingin memiliki keturunan sampai kapan pun. Mereka telah sepakat akan berdua saja menua bersama hingga maut memisahkan. Mereka akan menempuh teknik pencegahan kehamilan apa pun asal tidak bisa memiliki keturunan, kecuali KB steril atau tubektomi, karena secara medis teknik tersebut mempengaruhi tingkat hasrat seksual wanitanya. Syfo tidak ingin adanya anak menghalangi mimpinya menjadi wanita karier dan mencapai puncak tertinggi dalam struktur organisasi Khawas Group yang kelak akan jadi miliknya. Dia memang wanita yang penuh obsesi dan ambisius. Sedangkan alasan Aries, tidak ingin adanya anak menjadi penghalang bagi dirinya dalam menikmati tubuh indah istrinya. Dia laki-laki posesif dan dominan. Tidak suka berbagi apa pun dengan siapa pun. Aries tidak ingin dengan kehadiran anak di dalam rumah tangganya membuat dia menjadi tidak memiliki banyak waktu untuk bercintaa dengan istrinya.  “Jadwal buka IUD kamu kapan, sweetheart?” tanya Aries saat keluar dari kamar mandi.  “Lekha bisanya besok sore. Dia ada jadwal praktek jam lima sore sampai jam tujuh malam.”  Aries berjalan menuju lemari pakaian. “Ya udah. Aku temani. Aku mau memastikan Lekha memasang IUD yang baru dengan benar,” candanya.  "Kamu mau ke mana malam begini? Kamu, kan, baru pulang,  Ris," tegur Syfo saat suaminya sudah rapi di balik kemeja hitam nan seksi yang membalut dengan sangat pas tubuh bugar pria berusia 38 tahun itu. Sangat mengundang wanita manapun rela berlama-lama berada di bawahnya.  "Aku lupa ada janji sama teman. Dia ngajak ketemuan sama temen di club. Kamu mau ikut, sweetheart?" jawab Aries, kaki panjangnya melangkah lebar menuju ranjang tempat Syfo masih tergeletak mengenaskan. Syfo sama sekali tidak memiliki daya apa pun bahkan sekadar bergerak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dari sisa percintaan panas dengan suaminya beberapa saat yang lalu. "Memang kamu tega mengajakku setelah apa yang kamu lakukan pada tubuhku?" ucap Syfo dingin. Aries terbahak kemudian mengecup kening Syfo. "Ya sudah, kamu istirahat saja di rumah. Mau kubantu minum obatmu, sweetheart?" tanyanya lembut setelah beranjak dari ranjang. Obat yang dimaksud oleh Aries adalah obat penahan nyeri yang wajib dikonsumsi Syfo bila masih ingin bangun tidur dalam keadaan baik-baik saja.  "Nanti saja. Aku bisa sendiri. Kamu pergilah, aku ngantuk." "Oke, i'll go. Jangan lupa minum obatnya ya!" Aries mengecup bibir Syfo dengan penuh kelembutan sebelum pergi. Ciumannya tidak sebrutal kala bercintaa beberapa menit yang lalu. "Be careful, Eris,” ucap Syfo sebelum dia terbang ke alam mimpi.  Aries melangkah cepat meninggalkan kamar pribadinya. Saat berjalam menuju carport ponselnya berdering. Namun dia tak menghiraukan panggilan tersebut. Memilih mengambil salah satu kontak mobil di antara tiga kontak mobil yang ada di laci penyimpanan. Bunyi bip diiringi lampu sein menyala pada salah satu mobilnya, Aries mempercepat langkah sampai ke mobil Audi hitam mengkilat kesayangannya. Menyalakan mesin mobil lalu pintu carport terangkat secara otomatis. Mobil yang Aries kendarai bergerak pelan meninggalkan carport menuju pintu gerbang rumahnya. "Saya pulang dini hari. Jaga rumah baik-baik. Terutama istri saya," ujar Aries pada Bi Yana yang dibangunkannya sebelum meninggalkan rumah. "Satu lagi, jangan biarkan dia pergi ke manapun malam ini. Kalau ngotot kamu hubungi saya." "Baik, pak." ~~~  ^vee^ 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD