Chapter twelve : Dangerous technique

1713 Words
 Turnamen Kota Togu yang diselenggarakan di Stadion Amritzer, kini telah berlangsung separuh jalan. Dari 16 Peserta yang berhasil lolos ke babak pertarungan, 8 orang Peserta telah selesai menjalani pertarungannya masing-masing, Gill mengalahkan Diamor, Tatsui mengalahkan Cobra, Master Big hit mengalahkan Kalpen, dan Azter telah mengalahkan Best knight.  ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) ( Azter ) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)  Sekarang hanya tinggal tersisa 8 peserta lagi yang Selanjutnya akan menjalani pertandingan. Dan nantinya, setelah semua peserta sudah selesai bertarung, maka 8 Pemenang yang telah berhasil lolos dari babak pertarungan pertama, berhak maju ke babak pertarungan selanjutnya, dimana para pemenang tersebut akan saling berhadapan satu sama lain.  Empat orang yang telah menang serta dipastikan lolos ke babak selanjutnya adalah Gill, Tatsui, Master Big hit, dan Azter. Setelah sebelumnya Azter telah berhasil mengalahkan Best knight dalam pertarungan adu prinsip kedua Kesatria, kini pertarungan yang selanjutnya akan segera dilangsungkan.  Dengan penuh semangat, sang pembawa acara mulai menyebutkan nama peserta yang akan segera bertarung, walaupun saat ini atmosfer di seluruh Stadion sedang diselimuti oleh perasaan suram dan sedikit ricuh, karena kemenangan yang telah diraih oleh Azter.  “Baik para hadirin semuanya, dimohon untuk kembali duduk dengan tenang, karena kita akan melanjutkan pertarungan yang selanjutnya. Yakni pertarungan antara seorang wanita pemburu buronan yang bernama Zhoei, melawan murid dari Master Big hit, yang bernama Rhogi. Oh iya, untuk sekedar informasi, Zhoei ini juga merupakan adik dari Kalpen, yang sebelumnya telah dikalahkan oleh Master Big hit ... Sekarang, apakah dia akan berhasil menuntut balas, ataukah Rhogi akan berhasil mengalahkan Zhoei dan membanggakan gurunya.”  Lalu beberapa saat kemudian, Zhoei segera berjalan untuk naik ke atas arena sambil memikirkan sesuatu di dalam benaknya.  (“Tenang saja kakak ... Aku pasti akan membalaskan kekalahanmu dari Master botak itu, dan aku pasti akan menjadi juaranya. Sekarang akan kuhadapi dulu muridnya.”) Ucap Zhoei di dalam benaknya. Sepertinya dia sudah bertekad untuk membalaskan kekalahan kakaknya.  Sedangkan Rhogi yang sedang berjalan juga mengucapkan sesuatu di dalam benaknya, (“Tenang saja Master, aku tidak akan mengecewakanmu. Mari kita bertemu di final.”) Sebagai murid terbaik Master Big hit, Rhogi bertekad keras untuk membanggakan gurunya tersebut.  Lawan yang akan dihadapi oleh Rhogi adalah Zhoei, seorang wanita angkuh yang selalu menganggap bahwa tidak ada orang lain yang lebih baik dari dirinya. Zhoei memiliki kemampuan untuk menarik atau mendorong suatu objek yang berada di hadapannya, tanpa menyentuh objek tersebut, dia hanya perlu melambaikan tangan untuk mendekatkan atau menjauhkan lawan. Sepertinya akan sulit bagi Rhogi yang merupakan petarung jarak dekat, untuk bisa mengalahkan Zhoei. Ditambah lagi, Zhoei memiliki motivasi yang lebih besar untuk menang, karena kakaknya telah dikalahkan oleh Master Big hit, yang merupakan guru Rhogi.  Mereka berdua telah berdiri di atas arena yang sama, dan saling menatap mata satu sama lain. Sepertinya mereka berdua tidak saling menyukai satu sama lain, maka dari itu mereka berdua terlihat sangat waspada dan angat serius dalam menghadapi pertarungan tersebut.  Lalu setelah sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan telah dimulai, maka dengan secepat kilat, Rhogi langsung melesat ke arah Zhoei untuk mendaratkan pukulan terhadap lawannya itu, tapi tiba-tiba tubuh Rhogi terhempas dengan sendirinya menjauh dari Zhoei, hingga jatuh menghantam lantai dengan cukup keras.  Dengan menggunakan kekuatan yang Zhoei miliki, dia dapat dengan mudah menghempaskan tubuh Rhogi hanya dengan mengayunkan tangan. Kemudian Zhoei berkata kepada Rhogi.  “Kau benar-benar tidak segan untuk melukai seorang perempuan terhormat seperti diriku?”  “Maaf nona, tapi ketika di jalanan Kota Togu, aku tak sengaja melihat pertarunganmu dengan orang-orang yang ada di tribun peserta itu.” Jawab Rhogi.  “Oh, jadi kau sudah tahu mengenai kemampuanku. Itu sebabnya kau jadi sangat waspada dan berniat untuk menyerangku dengan cepat ... Benar juga, pertarunganku dengan orang-orang aneh itu memang merupakan suatu kesialan bagiku.” Ucap Zhoei.  Dragon yang mendengar percakapan mereka itu, kemudian mulai berbicara, “Apa aku tidak salah dengar? Barusan, wanita itu sepertinya memanggil kita dengan sebutan orang aneh.” Ucap Dragon kepada Gill.  “Ya, dia memang berkata seperti itu ... Kau mau aku memberitahumu segala hal yang sedang mereka bicarakan?”  “Tidak. Kau hanya Cukup diam saja.” Ujar Dragon kepada Gill yang tadinya mau bicara panjang lebar.  Kembali ke pertarungan antara Zhoei dan Rhogi. Setelah Rhogi kembali berdiri, dia berkata bahwa bagaimanapun juga dia harus bisa memenangkan pertandingan ini supaya dia bisa membuat gurunya bangga. Lalu dia memasang kuda-kuda dan mulai mengeluarkan tehnik tenaga dalam yang telah dikuasainya. Rhogi menyebutnya jurus pengerasan tubuh, Kemudian sambil menggeram, Rhogi segera meloncat hingga lantai tempatnya berpijak jadi hancur, dia terbang melesat ke depan menuju ke arah Zhoei, untuk menghantamkan kepalanya kepada tubuh Zhoei dengan sangat keras.  Rhogi mengarahkan kepalanya kepada Zhoei sambil melesat dengan kecepatan tinggi. Rhogi seolah-olah menjadi peluru yang sedang ditembakan kepada Zhoei. Lalu dengan perasaan terkejut, Zhoei segera menepiskan telapak tangannya ke depan untuk menahan serangan dari lawannya tersebut, sehingga lesatan tubuh Rhogi terhenti lalu tubuhnya terdorong ke belakang, namun Rhogi tidak mau berhenti sampai disitu. Setelah dia kembali menapakan kakinya di lantai, Rhogi segera meloncat lagi dan melesat ke arah Zhoei terus menerus, walaupun beberapa kali tubuhnya dihempaskan menjauh dari Zhoei. Dengan kekuatan yang Zhoei miliki, dia terus berusaha untuk menepis kepala Rhogi yang terus-menerus melesat untuk menabrak tubuhnya. Zhoei terlihat seperti sedang bermain badminton menggunakan telapak tangannya.  Sedangkan bagi Rhogi, dengan memanfaatkan dorongan dari kekuatan Zhoei, Rhogi membiarkan tubuhnya terus terhempas ke arah belakang, supaya daya lesatannya terus bertambah, seiring dengan pantulan yang terus-menerus dialami oleh tubuhnya. Tehnik yang dia pakai selalu sama, dia segera mendaratkan kakinya di lantai untuk selanjutnya melakukan loncatan lagi dan kembali melesat seperti peluru ke arah Zhoei. Tapi lama-kelamaan, arah yang dia tuju saat melesat, mulai berbeda dari sebelumnya. Rhogi tidak lagi mengincar tubuh Zhoei, dia meloncat dari satu titik ke titik yang lain sambil terus mengelilingi tubuh Zhoei. Sehingga Zhoei hanya berputar-putar sambil menoleh kesana-kemari untuk menentukan dari arah mana Rhogi akan menyerang.  Lalu ternyata dengan cepat, Rhogi melesat dari arah yang tidak disadari oleh Zhoei, yakni dari arah kiri. Sehingga tubuh Zhoei akhirnya terkena oleh sundulan kepala Rhogi yang sangat keras dan kuat tersebut. Zhoei yang tidak sempat menghindar maupun menangkis serangan tersebut, hanya pasrah ketika tangan kirinya dihantam oleh sundulan kepala Rhogi dengan begitu keras hingga tulang di lengannya itu patah, lalu tubuh Zhoei terpental dan jatuh tersungkur ke samping. Dengan begitu Rhogi yakin bahwa kemenangan telah berada di genggaman tangannya.  Tapi rupanya, apa yang telah dibayangkan oleh Rhogi ternyata tidak terjadi. Karena Zhoei masih bisa berdiri, dan masih bisa bertarung, walaupun kini tangan kirinya sudah tidak dapat digunakan karena patah. Sambil memegangi tangan kirinya, Zhoei berdiri kembali dan menatap ke arah Rhogi dengan sorotan mata tajam. Lalu Rhogi yang ingin segera mengakhiri pertarungan tersebut, mulai memasang kuda-kuda lagi, dan membuat tekanan yang sangat hebat terhadap lantai tempatnya berpijak. Dia akan kembali melesat ke arah Zhoei dengan mengerahkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya.  Lalu dengan Kecepatan kilat, Rhogi meloncat dan melesat ke arah tubuh Zhoei yang berada di hadapannya, tepat menuju ke perut Zhoei yang akan terkena oleh sundulan maut tersebut. Namun hal yang mengejutkan terjadi, hingga membuat mata semua orang terbelalak melihatnya.  Ternyata, sebelum kepala Rhogi sampai di tubuhnya, Zhoei segera menghempaskan tubuhnya sendiri ke atas, sehingga dirinya jadi tidak terkena oleh sundulan keras dari kepala Rhogi. Lalu saat tubuh Zhoei sudah berada di atas udara, dia segera mengarahkan telapak tangan kanannya ke bawah, yaitu ke arah tubuh Rhogi yang sedang berada tepat dibawahnya.  Kemudian secara tiba-tiba, tubuh Rhogi langsung terdorong ke bawah hingga menghantam lantai dengan cukup keras. Rasanya seperti ditekan ke tanah secara paksa oleh beban yang sangat berat. Dan itu adalah jurus milik Zhoei yang bernama, “Thousand gravity!”  Tubuh Rhogi ditekan dengan sangat kuat, sehingga Lantai Arena langsung retak dan hancur seperti telah menerima benturan yang sangat keras. Lalu setelah Zhoei mengepalkan tangannya kembali, maka serangan Thousand gravity terhadap Rhogi seketika itu pun berhenti. Kemudian Zhoei kembali mendaratkan kakinya ke bawah dengan selamat, setelah berhasil menghindari serangan dari Rhogi dan memberikan serangan telak terhadap Rhogi.  Saat melihat hal itu, Master Big hit tidak mengeluarkan reaksi apapun dan hanya terus menyaksikan pertarungan tersebut dengan tenang.  Lalu beberapa saat kemudian, Rhogi segera berdiri kembali dengan kondisi tubuh yang tertatih-tatih dan penuh luka. Kemudian Dia melihat Zhoei sambil berkata, “Aku belum kalah. Aku tidak akan kalah. Aku akan menang demi guruku!!”  Dengan penuh semangat, Rhogi memasang kuda-kuda lagi, lalu melakukan tehnik tenaga dalam, tingkat selanjutnya. Tehnik tenaga daam pengerasan tubuh, bisa membuat kulit tubuhnya tebal seperti besi, Namun kali ini otot-ototnya sedikit bertambah besar hingga lengan bajunya sobek. Aura kemarahan terpancar dari seluruh tubuh Rhogi. Sepertinya Rhogi sedang berusaha untuk menggunakan jurus paling pamungkas yang telah diajarkan oleh gurunya.  Namun, tiba-tiba Saja terdengar suara yang berteriak.  “Rhogiii ... !!” Itu adalah suara teriakan dari Master Big hit yang mencoba untuk memperingatkan muridnya tersebut.  Seketika itu juga perasaan Rhogi jadi kembali tenang, sehingga kondisi tubuhnya jadi menciut dan normal kembali. Semua orang yang tadinya terlihat sangat antusias, menunggu-nunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, mau tak mau harus mengalami kekecewaan, karena Master Big hit telah menghentikan hal yang akan diperbuat oleh Rhogi. Lalu setelah itu Zhoei segera bersiap untuk melakukan serangan terhadap Rhogi. Namun sepertinya, Zhoei tidak perlu melakukan itu, karena semuanya sudah cukup bagi Rhogi. Dia menatap langit dengan mulut yang menganga, seperti orang yang telah benar-benar kelelahan. Dan beberapa saat kemudian, tubuhnya langsung ambruk ke lantai, seperti orang yang lemas, lalu dia pun pingsan. Maka dari itu sang Wasit segera memutuskan bahwa Zhoei adalah pemenang dari pertarungan tersebut. Dan Zhoei yang terlihat sedikit kebingungan karena lawannya itu tiba-tiba pingsan, segera memasang ekspresi wajah yang bahagia karena telah berhasil memenangkan pertarungan tersebut.  Di dalam benaknya, Zhoei berkata. (“Kakak, aku menang. Aku pasti akan berhasil menjadi juaranya ... Tidak ada yang boleh meremehkan kita.”)  Lalu setelah itu, Rhogi dan Zhoei segera dibawa ke ruang perawatan oleh para Penyihir medis. Kemudian, Master Big hit segera berdiri dari kursinya, lalu pergi untuk menuju ke suatu tempat. Di jalan dia berpapasan dengan Tatsui yang baru saja selesai menjalani perawatan. Dengan sopan, Master Big hit mengucapkan kata permisi ketika melewati Tatsui.  “Dia mau kemana?” Tanya Dragon sambil terus memperhatikan sang Master.  “Sepertinya dia mau mendatangi muridnya.” Jawab Gill.  “Apa yang sudah kulewatkan?” Tanya Tatsui yang baru datang disana.  “Banyak sekali ... Si perempuan angkuh itu telah berhasil memenangkan pertandingan melawan murid Master Big hit. Setelah sebelumnya, kakaknya telah dikalahkan oleh Master Big hit.” Jawab Dragon.  “Oh, jadi begitu.” Kata Tatsui sambil duduk di samping Dragon.  ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) ( Azter ) ( Zhoei ) (Edwin vs Ajora) (Bernie vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD