Chapter eleven : Strenght from the west

2368 Words
 (Gill) (Tatsui) (M. Big hit vs. Kalpen) (Azter vs. Best knight) (Zhoei vs. Rhogi) (Edwin vs. Ajora) (Bernie zarr vs. Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)  Setelah usainya pertandingan antara Tatsui dan Cobra, sang Pembawa acara segera mengumumkan pertandingan yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu pertandingan antara Master Big hit melawan Kalpen. Maka tanpa berlama-lama, kedua peserta pun langsung berdiri dan berjalan menuju ke atas arena. Rhogi, yang merupakan Murid dari Master Big hit, memberi dukungan pada gurunya, begitupun juga Zhoei, yang memberikan dukungan kepada kakaknya, Kalpen. Yang akan segera melangsungkan pertarungan.  Sedangkan Dragon hanya sibuk menoleh ke segala arah untuk mencari keberadaan Tatsui, lalu Gill bilang kepadanya bahwa sekarang ini Tatsui pasti sedang dibawa ke ruang perawatan, dan Gill juga bilang pada Dragon bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan kekasihnya itu. Lalu dengan perasaan terkejut, Dragon segera membantah perkataan dari Gill bahwa Tatsui itu bukanlah kekasihnya, hubungan mereka berdua hanyalah sebatas teman saja. Begitulah yang diucapkan Dragon kepada Gill. Sepertinya Gill suka pada sifat Dragon yang mudah marah sehingga dia selalu memancing emosi Dragon.  Sementara itu di atas arena, Master Big hit dan Kalpen sudah saling berhadapan, mereka saling memberi hormat kepada satu sama lain, lalu tak lama kemudian sang Wasit segera memulai pertandingan mereka, sehingga dengan seketika Master Big hit langsung memasang kuda-kuda, sedangkan Kalpen segera menyiapkan pemukul besinya.  Kalpen mengangkat pemukul besinya tinggi-tinggi sambil berkata, “Master Big hit, suatu kehormatan bisa bertarung dengan anda.” Lalu setelah itu, dia melepaskan kedua tangannya dari pemukul besi tersebut, dan tiba-tiba saja pemukul pesi itu melayang di udara seperti balon gas yang baru dilepas dari genggaman tangan Kalpen. Melihat hal tersebut, Master Big hit terperangah dan merasa kebingungan.  Kalpen memiliki kekuatan untuk meningkatkan atau menurunkan berat suatu benda, sehingga pemukul besi miliknya bisa menjadi sangat berat atau menjadi sangat ringan, dan melayang di udara.  Lalu setelah pemukul besi itu melayang sampai berada di atas kepala Master Big hit, Kalpen segera menonaktifkan kekuatannya, sambil meloncat dengan cepat lalu menggenggam lagi pemukul besi miliknya itu di atas udara, atau lebih tepatnya di atas kepala Master Big hit. Setelah itu Kalpen segera menghantamkan pemukul besinya tepat kepada lawannya dengan sangat keras, dari atas ke bawah, hingga lantai tempat Master Big hit berpijak sampai retak oleh tekanan dari pukulan tersebut.  Untungnya Master Big hit berhasil menahan serangan itu dengan cara menyilangkan kedua tangannya, sehingga kepalanya tidak terkena hantaman, lalu Kalpen yang sudah mendarat kembali ke permukaan lantai, segera melancarkan lagi serangan-serangan pukulan keras terhadap Master Big hit, tetapi semua serangan pukulan tersebut berhasil ditahan serta ditangkis oleh tangan sang Master, yang nampaknya tidak mempan dipukul, karena seberapa banyak pun pukulan yang Dilancarkan oleh Kalpen pada tubuhnya, dia tidak merasakan kesakitan sama sekali. Tangan Master Big hit seakan kuat sekali, sekeras baja.  Lalu sang Pembawa acara mengutarakan kekagumannya terhadap Master Big hit, “Inilah kemampuan Master Big hit yang sangat terkenal! Kemampuan yang diajarkannya di perguruan West star! Yakni tehnik tenaga dalam!! ... Energi yang ada di dalam tubuh setiap manusia, dapat dioptimalkan secara maksimal dengan memakai tehnik ini, yang dapat meningkatkan kekuatan serta ketahanan tubuh hingga berkali-kali lipat.  Katanya hanya ada beberapa orang saja di Negeri ini yang benar-benar bisa menguasai tehnik tersebut.” Sambil terus menerima dan menahan semua serangan pukulan dari Kalpen secara bertubi-tubi, Master Big hit juga mengajak kalpen berbicara, “Mau sampai kapan kau menyerangku seperti ini? Rasanya seperti sedang dielus-elus oleh bulu.”  Perkataan itu membuat Kalpen jadi sangat emosi, dan kemudian dia mulai mengeluarkan jurus pamungkasnya. Kalpen mendaratkan pukulan Ke atas bahu Master Big hit, lalu dengan dua tangan, Master Big hit menggenggam pemukul besi tersebut, namun secara mengejutkan tubuh Master Big hit langsung tertekan ke bawah hingga lantai tempatnya berpijak sampai benar-benar hancur oleh tekanan dari tubuhnya.  “Sudah kuduga ... kemampuanmu itu adalah, dapat menambah serta mengurangi berat dari benda yang kau sentuh, terutama pemukul besi ini, dan sekarang kau juga mencoba untuk membuat tubuhku tertindih oleh beban yang sangat terasa berat. Namun, kira-kira sampai seberapa berat kemampuanmu ini bisa menumbangkanku?” Tanya Master Big hit kepada Kalpen.  “Beratnya hampir sama seperti sebuah kastil. Tapi aku terkejut, rupanya anda bisa menahannya sampai sejauh ini.” Jawab Kalpen sambil sedikit tersenyum, karena dia mengira bahwa Master Big hit tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi dari tindihan pemukul besinya tersebut.  “Hmm ... Hanya sebesar kastil saja ya?” Lalu tiba-tiba Master Big hit melepaskan sebelah tangannya dari pemukul besi yang sedang menekan bahunya itu.  Oleh karena itu, Kalpen menjadi sangat terkejut karena Master Big hit dapat menahan tindihan itu hanya dengan satu tangan saja, sedangkan tangan yang satunya sedang bersiap untuk mendaratkan serangan ke perut Kalpen.  “Akan kutunjukan padamu, hantaman yang beratnya hampir setara dengan sebuah gunung.” Ucap Master Big hit secara singkat, lalu tiba-tiba Master Big hit langsung saja mendaratkan sebuah pukulan keras ke perut Kalpen secara cepat dan mengejutkan, sehingga tidak dapat dihindari oleh Kalpen.  Dengan seketika, tubuh Kalpen langsung terhempas jauh hingga keluar dari arena lalu menabrak perisai pelindung yang menutupi tribun penonton secara keras. Setelah itu tubuh kalpen langsung tersungkur dan terjatuh ke permukaan tanah, dan setelah itu dia pun terlihat sudah tidak dapat bertarung lagi karena terluka parah dan tidak sadarkan diri.  “Kakaak!!” Teriak adiknya dari tribun penonton khusus peserta.  Lalu tiba-tiba perisai pelindung penonton yang barusan terkena hantaman dari tubuh Kalpen, langsung mengalami retak dan hancur seketika, seperti kaca yang baru saja dilempari oleh batu besar. Hal itu membuat para penyihir pelindung segera berlari untuk memperbaiki perisai tersebut, disusul oleh para penyihir medis yang juga berlarian untuk segera menolong Kalpen dan membawanya ke ruang perawatan. Zhoei segera berlari untuk ikut mengantarkan kakaknya ke ruangan perawatan. Sang wasit langsung menyatakan Master Big hit sebagai pemenang dalam pertandingan ini, sehingga para penonton segera bersorak kegirangan.  Sedangkan Master Big hit hanya berdiri saja di atas arena sambil memungut pemukul besi milik Kalpen yang terjatuh di lantai, sambil berkata, “Hmm, tongkat pemukul ini beratnya sudah menjadi normal kembali.   Sepertinya dia benar-benar sudah tak sadarkan diri, padahal aku hanya memberi satu pukulan kepadanya. Hmm.. Nanti aku harus minta maaf padanya.” Ucap Master Big hit, sambil menengok ke arah muridnya di tribun, yang sedang melihatnya dengan tatapan kagum. Seluruh penonton di tribun juga berteriak dengan penuh kekaguman terhadap sang Master, disusul oleh kata-kata pujian dari sang Pembawa acara.  “Se-sebenarnya, seberapa kuat orang itu?” Tanya Dragon sambil terus memandang Master Big hit dengan serius.  “Tehnik tenaga dalam ... Itu adalah tehnik yang wajib dikuasai oleh setiap petarung profesional, juga orang-orang tertentu. Bahkan kabarnya, sang Kesatria agung dari Kerajaan Nexus juga sudah menguasai tehnik tersebut.” Ucap Gill menjelaskan.  “Hoo ... Apakah sekarang kau mulai merasa takut karena ada orang yang lebih kuat darimu?” Tanya Dragon dengan sedikit menggoda Gill.  “Tentu saja tidak. Siapapun lawannya pasti akan kuhadapi dengan sekuat tenaga. Akan kukerahkan segala kemampuan yang kumiliki.” Ucap Gill dengan singkat.  “Segala yang kau miliki? Oh iya, apakah kau masih belum mengerahkan segala kemampuanmu?” Tanya Dragon.  “Ya, Sama juga halnya denganmu, iya kan?"  “Apa maksudmu?" Ujar Dragon.  “Saat bertarung melawan Zhoei dan Kalpen waktu itu, kau belum mengerahkan seluruh kemampuanmu.”  "I- iya, bisa dibilang begitu." Jawab Dragon sambil melihat ke arah lain.  Beberapa saat kemudian, Master Big hit sudah kembali ke tribun penonton, disana dia disambut oleh murid yang sangat mengaguminya. Master Big hit duduk dengan tenang di kursinya, sambil dipijati oleh muridnya yang bernama Rhogi itu.  ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) (Azter vs Best knight) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)  Lalu sang Pembawa acara mulai mengumumkan pertarungan yang akan berlangsung selanjutnya, yakni pertarungan antara Azter melawan Best knight. Yang satu adalah Kesatria resmi dari Kerajaan milik Gold one, sedangkan yang satunya lagi adalah seorang Kesatria luar yang berasal dari Kerajaan Nexus.  Mereka berdua sudah berdiri di atas arena, dan saling menatap satu sama lain, dengan tatapan yang sangat serius. Setelah sang wasit menyatakan bahwa pertandingan mereka telah dimulai, Kemudian mereka berdua segera menyiapkan senjata masing-masing, Best knight dengan pedangnya, sedangkan Azter dengan dua buah pedang runcingnya yang berwarna hitam.  Lalu Best knight mulai berbicara kepada Azter, “Jadi kau berasal dari Kerajaan Gold one? Apakah kau mengikuti Turnamen ini untuk memata-matai Kerajaan Nexus??” Tanya Best knight dengan perasaan yang sedikit geram. Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya, “Asal kau tahu saja, aku ini adalah mantan Prajurit terbaik dari Kerajaan Nexus, namun sekarang aku sudah berhenti dan memutuskan untuk menjadi seorang Kesatria luar. Dulu aku pernah ikut berperang melawan Rajamu di benteng Kerajaan Nexus, dan jika kau memang memiliki tugas khusus dari Rajamu itu, untuk berbuat hal buruk kepada Kerajaan Nexus, maka aku akan menghentikanmu disini sekarang juga!” Kata Best knight Secara tegas.  “Hoo ... Begitu ya?” Ucap Azter dengan ekspresi wajah yang datar, kemudian dia melanjutkan perkataannya, “Maaf, tapi aku ini tidak suka terlalu banyak bicara. Kau bilang bahwa dirimu adalah mantan seorang Prajurit ... Kebetulan sekali, entah berapa banyak Prajurit Nexus yang sudah kubantai.”  “Sialan kau!!” Emosi Best knight mulai tersulut, dia berteriak sambil berlari menuju Azter untuk menghunuskan pedang kepada lawannya itu.  Namun dengan seketika, Azter menghindari hunusan pedang dari Best knight, lalu dengan cepat dia memutari tubuh Best knight dan menyayatkan pedangnya pada bagian tubuh Best knight yang tidak terlindungi oleh zirah, hingga bagian tubuh tersebut mengeluarkan darah, yakni pada pahanya. Namun sepertinya luka seperti itu bukanlah hal yang serius bagi Best knight, dia segera memutar badan lalu melancarkan lagi serangan tebasan kepada Azter, yang segera dihindari dan ditangkis oleh Azter.  Setelah itu Azter mundur dan menjauhi Best knight, melihat hal tersebut, Best knight berasumsi bahwa lawannya itu sepertinya kewalahan ketika beradu pedang melawannya, karena permainan pedang Best knight sangatlah hebat. Maka dari itu dia langsung berlari lagi menuju Azter untuk memberikannya sebuah tebasan pedang yang mematikan.  Namun langkah kaki Best knight tiba-tiba seperti kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya dia jatuh tersungkur saat sedang berlari. Semua orang tampak sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, Best knight segera memegangi kakinya yang tadi sempat terkena oleh sayatan dari pedang Azter, dan sepertinya dia merasa ada yang aneh dengan kakinya itu.  Lalu Azter berkata sambil tersenyum, “Hehehe ... Apakah kau tidak bisa merasakan kakimu??"  "Apa??" Best knight bertanya-tanya.  "Senjataku ini bukanlah senjata biasa, namanya adalah Dark paralyzed. Kau sudah terkena sayatan dari senjataku, dan akibatnya kakimu jadi mati rasa. Mungkin kau tidak akan bisa menggerakannya selama beberapa hari kedepan.” Lalu setelah mengatakan hal tersebut, Azter mendapatkan sorakan kebencian dari para penonton di tribun. Dia dianggap telah bermain curang, namun senjatanya itu tidak menyalahi aturan sama sekali, dari Turnamen Kota Togu, sehingga para panitia tidak bisa mendiskualifikasinya.  “Waah! Sepertinya sang mantan Prajurit Nexus, kini sudah tidak bisa berdiri lagi, sekarang bagaimana caranya dia bisa melawan? Mari kita saksikan aksi yang akan dilancarkan oleh sang Kesatria kita ini.” Kata sang Pembawa acara.  Lalu sambil mendapatkan suara-suara dukungan serta penyemangat dari para penonton disana, Best knight mulai berusaha untuk berdiri dengan satu kakinya, dia juga menggunakan pedangnya sebagai tumpuan pada lantai. Lalu Best knight menatap Azter sambil berkata.  “Kau itu bodoh sekali, karena sudah memberitahukan tentang kekuatan senjata milikmu kepada lawanmu ini? Apakah kau meremehkanku? ... Seorang Kesatria harus selalu berusaha menghadapi kesulitan yang dialaminya walau sebesar apapun itu. Kini aku hanya harus lebih fokus untuk menghindari semua seranganmu, setelah itu aku pasti akan berhasil menebas dan mengalahkanmu!” Ujar Best knight.  Kemudian Azter menunjukan senyuman lebar di wajahnya, dan hal itu membuat semua orang menjadi bergidik merasakan aura kengerian dari Azter, termasuk Best knight, apalagi setelah Azter mulai mengatakan beberapa kalimat sambil menyiapkan senjatanya untuk kembali melancarkan serangan.  “Aku tidak peduli dengan segala hal mengenai prinsip Kesatria. Karena bagiku, orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa, baru itulah yang bisa disebut sebagai seorang Kesatria. Dan apakah kau berpikir, bahwa kemampuanku hanyalah itu saja?” Kata Azter.  Lalu Azter mulai menancapkan kedua pedangnya ke lantai, setelah itu dengan seketika pedangnya yang berwarna hitam tersebut memanjang dan menjalar di bawah permukaan lantai, menuju ke arah Best knight yang sedang berdiri tertatih, seperti duri yang tumbuh merambat dengan sangat cepat. Lalu secara mengejutkan ujung pedang tersebut mulai menyeruak keluar dari permukaan lantai arena dengan wujud yang bercabang-cabang menyerupai duri, tepat dibawah tempat Best knight sedang berpijak. Hal itu terjadi begitu cepat sehingga Best knight tidak sempat untuk menghindarinya, dan akhirnya beberapa bagian tubuh Best knight terkena oleh tusukan-tusukan dari pedang yang menyerupai akar berduri tersebut.  Semua orang sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, tubuh Best knight baru saja tertusuk oleh akar duri yang menyeruak dari dalam tanah, hingga menyebabkan sang Kesatria akhirnya tidak dapat berkutik lagi. Semua peserta Turnamen juga tampak terkejut saat melihat hal tersebut, kecuali Ajora yang merupakan saudara kandung Azter. Dia hanya melihat dengan santai apa yang telah dilakukan oleh saudaranya itu.  Lalu akar-akar pedang itu mulai memendek dan masuk kembali ke dalam lantai, sehingga tubuh Best knight langsung jatuh ke bawah dan ambruk, seketika itu juga Best knight tidak dapat menggerakan sekujur tubuhnya, setelah mendapatkan beberapa luka tusukan yang cukup serius dari pedang akar beracun itu. Kini, karena Best knight sudah tidak dapat berdiri lagi, maka dia hanya bisa menggeram sambil meratapi nasibnya, dengan kondisi tubuh terkapar tak berdaya.  Kemudian setelah pedang Azter kembali seperti semula, dia berdiri sambil berkata, “Bersyukurlah karena kita tidak sedang berada di medan pertempuran sesungguhnya, sehingga aku tidak perlu membunuhmu. Aku tidak menusuk organ-organ vitalmu, jadi kau tidak akan mati.” Ucap Azter.  Lalu sang Wasit menyatakan bahwa Azter adalah pemenangnya, karena Best knight sudah tidak bisa lagi menggerakan tubuhnya, namun tidak ada yang bersorak atas kemenangan tersebut, beberapa orang malah berteriak, “Huuu!” Tapi Azter tidak terlalu memperdulikan hal itu. Para penyihir medis segera datang dan memberi pertolongan kepada Best knight.  Sambil tetap berdiri di atas arena, Azter menoleh ke arah Master Big hit, lalu dia mengacungkan pedangnya kepada sang Master. Dia mengisyaratkan kepada lawan yang akan dihadapi selanjutnya itu bahwa Master Big hit pasti akan dikalahkan juga olehnya. Namun Master big hit hanya tersenyum saja menanggapi hal tersebut.  Azter memang tipe orang yang hanya tertarik terhadap lawan-lawan berkekuatan hebat, dia dan saudara kandungnya yang bernama Ajora, datang ke kota Togu untuk mengikuti Turnamen, supaya dapat menunjukan kebolehan mereka terhadap orang banyak, selain kepada orang-orang yang berada di Kerajaan Gold one. Namun masih belum diketahui apa motif mereka yang sebenarnya dalam partisipasi mereka di Turnamen Kota Togu.  Setelah melihat pertarungan demi pertarungan yang telah dilangsungkan tersebut, Dragon nampak sudah tidak sabar untuk bisa segera bertarung, dia juga ingin segera unjuk kebolehannya, namun dia berada di urutan bertarung paling akhir, sehingga masih ada beberapa pertarungan lagi yang harus dia saksikan sampai gilirannya untuk bertarung akan tiba nanti.  ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) ( Azter ) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD