Chapter Ten : Fighting Round Begin

2549 Words
  Babak kualifikasi dari Turnamen Kota Togu, telah selesai. Kini Turnamen akan berlanjut ke babak pertarungan. Ke 16 peserta yang berhasil lolos, akan saling berhadapan satu sama lain, hingga menyisakan 8 peserta, lalu setelah itu pertarungan berlanjut hingga akhirnya tersisa 1 peserta saja sebagai pemenang Turnamen.  ( Gill vs Diamor ) (Cobra vs Tatsui) (M. Big hit vs Kalpen) (Azter vs Best knight) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie zarr vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)  Sementara itu, kini Dragon sedang berada di ruang perawatan, dia terlihat sudah kembali pulih dari kondisi tak sadarkan diri sebelumnyaya. Dia segera berdiri sambil berjalan ke dekat pintu untuk keluar dari ruangan tersebut. Lalu ketika dia telah membuka pintu yang ada di hadapannya itu, rupanya Tatsui sedang berada diluar pintu sambil terlihat kaget. Sepertinya Tatsui mau memasuki ruangan tersebut untuk melihat keadaan Dragon, namun seperti yang sedang Tatsui lihat saat ini, Dragon sudah siuman dan baik-baik saja, sehingga kini mereka berdua sudah siap untuk pergi Ke arena pertandingan lagi.  “Tatsui, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Dragon dengan ekspresi wajah yang sedikit cemas, karena saat dia telah membuka pintu, Tatsui tiba-tiba berada di hadapannya.  “Ya, aku sudah pulih. Kau sendiri bagaimana?” Tatsui balik bertanya.  “Aku juga. Sekarang ayo pergi menuju babak selanjutnya.” Ajak Dragon kepada Tatsui, lalu Tatsui mengangguk dan mengikuti Dragon Berjalan dari belakang, untuk menuju ke tribun penonton yang diperuntukan bagi para peserta Turnamen, sebagai tempat khusus supaya mereka dapat menyaksikan peserta lain yang sedang bertarung.  Disana, para peserta sudah berkumpul, dan mereka semua sedang duduk menghadap ke arah arena pertandingan. Dragon dan Tatsui memilih untuk duduk di kursi yang jauh dari para peserta lainnya, karena mereka semua tampak sedikit kurang bersahabat. Apalagi Zhoei dan kakaknya yang terus memandangi Dragon dengan tatapan tajam, seakan mengancam.  Ketika Dragon dan Tatsui tiba dan duduk disana, sang Pembawa acara sepertinya telah selesai menyampaikan Beberapa kalimat untuk meresmikan dimulainya babak pertarungan, yang saat ini akan segera dilangsungkan. Lalu Sang Pembawa acara mulai menyebutkan nama dari peserta pertama yang akan bertarung.  “Dan yang akan melangsungkan pertarungan pertama adalah Gill melawan Diamor!!” Seru sang Pembawa acara.  “Gill adalah seorang Pemburu monster, yang kemampuannya tidak usah diragukan lagi, dia sudah terbiasa bertarung dan mengalahkan monster-monster besar. Sekarang mari kita lihat Kemampuannya di atas arena! Sedangkan Diamor adalah seorang Kesatria luar, yang telah banyak menyelesaikan misi pengawalan bagi orang-orang penting, dan telah mengalahkan banyak penjahat. Dia memiliki sebuah senjata andalan yang Dijuluki palu penghancur tulang. Sepertinya Gill mendapatkan lawan yang sangat berat disini. Baiklah kalau begitu, pertandingan Dimulai!!”    Pertarungan tersebut dipimpin oleh seorang Wasit yang berdiri di tepian arena, Wasit tersebut akan memutuskan hasil akhir dari setiap pertandingan, dan menghentikan pertandingan jika situasinya sudah cukup membahayakan.  Setelah Wasit menyatakan bahwa pertarungan sudah dimulai, kedua petarung tersebut segera bersiap untuk saling menyerang. Sambil menyiapkan palunya, Diamor berkata.    “Tak kusangka, lawan yang pertama kali harus kuhadapi adalah seorang Pemburu monster. Maafkan aku, tapi setelah pertandingan ini, kau pasti akan mengalami cedera tulang yang cukup parah, hingga kau tidak akan bisa lagi melanjutkan profesimu itu.” Ucap Diamor dengan angkuhnya.    Gill hanya diam sambil terus menatap lawannya dengan santai, kemudian dia sedikit tersenyum Dan berkata "Hmm, kita lihat saja nanti."    Lalu setelah melihat hal itu, Diamor segera berlari dengan perasaan murka sambil berteriak.    “Bisa-bisanya kau tersenyum disaat seperti ini. Akan kuhancurkan kau!!”    Lalu dengan sekuat tenaga, Diamor maju untuk menghantamkan palunya kepada Gill. Serangan dari palunya itu dapat menghancurkan tulang hingga bubuk jika sampai kena. Diamor menghantamkannya dari atas ke bawah, menuju ke kepala Gill, sehingga semua penonton mengira bahwa kepala Gill akan hancur seketika.   Tapi rupanya, serangan pukulan palu tersebut, barhasil dihentikan oleh Gill hanya dengan menggunakan satu tangan saja, dan gelombang angin yang dihasilkan dari hantaman tersebut menyebar ke segala arah, hingga menyebabkan pakaian sang Wasit berkibar seperti bendera. Hal itu membuat seluruh penonton di tribun bersorak karena terpukau.  “Sa- ... Sama seperti yang dia lakukan waktu itu.” Kata Tatsui, sambil teringat ketika Gill menghentikan serangan pukulan besi dari Kalpen hanya dengan satu tangan. Sedangkan Kalpen dan Zhoei terkejut sambil terbelalak melihat Gill melakukan hal itu untuk kedua kalinya.  “Seharusnya tanganmu hancur jika menerima serangan dari palu milikku ini.” Ucap Diamor.  Lalu tanpa berbicara sepatah katapun, Gill menggerakan satu tangan lagi ke belakang, untuk mengambil senjata tajam yang ada di belakang pinggangnya, dan seketika itu juga, Diamor langsung mundur ke belakang untuk menjaga jarak hingga cukup jauh dari Gill. Kemudian dia bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa lawannya bisa memiliki aura sekuat itu, dengan ekspresi wajah yang terlihat ketakutan.  Gill mulai berbicara kepada Diamor. “Kenapa kau menghindar jauh sekali, bagaimana kita bisa bertarung dari jarak sejauh itu?"  "Senjata-senjata yang kau milikki itu, terbuat dari apa sebenarnya? Mengapa kau bisa menghentikan seranganku hanya dengan satu tangan saja?!!" Tanya Diamor.  "Kau benar-benar ingin tahu mengapa aku bisa menghentikan seranganmu? Jawabannya adalah ini.” Ucap Gill sambil memperlihatkan sarung tangan yang dipakai di tangan kanannya.  “Ini adalah sarung tangan yang terbuat dari kulit tanduk badak Chrono. Sarung tangan ini menaikan kekuatan tanganku hingga sebesar 10 kali lipat, sehingga kekuatan tangan Kananku ini mungkin hampir setara atau bahkan melebihi kekuatan dari hantaman palu milikmu. Waktu itu aku bertemu dengan badak Chrono di-...”  “Aku tidak butuh penjelasan panjangmu!... Yang pasti sekarang aku sudah tahu, bahwa yang kuat itu hanyalah tangan kananmu saja, jadi jika kuserang bagian tubuh yang lain. Pasti akan langsung hancur Seketika.” Ucap Diamor sambil sedikit tertawa.  “Oh, maaf, aku memang suka menghemat pertanyaan orang lain.” Kata Gill.  “Pertama-tama akan kuhancurkan mulutmu terlebih dahulu!!” Lalu secara mengejutkan, Diamor kembali menyerang Gill. Dia maju sambil mengayunkan palunya dari arah samping kiri Gill dengan cepat, supaya tangan kanan Gill tidak sempat digerakan untuk menahan serangannya. Gill mencoba untuk meraih dan menahan serangan pukulan dari palu Diamor, namun kali ini dengan lebih hati-hati Diamor sebisa mungkin selalu menggerakan palunya menjauh dari tangan kanan Gill. Maka dari itu Gill juga jadi cukup kewalahan untuk menghindari kibasan dari palu penghancur tulang milik DIamor.  Diamor sedang berusaha untuk mencari celah supaya dapat menyerang bagian tubuh Gill yang lain selain tangan kanannya. Maka setelah ada kesempatan untuk melancarkan sebuah serangan fatal ke arah kepala Gill, tanpa adanya kemungkinan bagi Gill untuk menepis serangan tersebut dengan menggunakan tangannya, maka Diamor segera mengayunkan palunya sekuat tenaga untuk memberikan hantaman yang sangat teramat keras pada kepala Gill.  Tetapi Gill kembali mengejutkannya, karena Gill rupanya tak kalah cepat dari Diamor. Dia berhasil menghindari berbagai serangan dari Diamor, lalu saat Diamor lengah, dia segera menundukan tubuhnya, kemudian bersiap melakukan serangan pukulan yang teramat sangat keras menuju ke perut Diamor. Lalu Diamor yang sudah tidak bisa mengelak lagi, mau tak mau harus menerima serangan mematikan dari Gill tersebut.  Gill memukul perut Diamor dengan sangat keras hingga baju armor yang dikenakannya hancur seketika, kemudian tubuh Diamor terhempas jauh ke belakang hingga keluar dari arena, sampai akhirnya menabrak dinding perisai tribun penonton, dan itu pasti sangat menyakitkan. Lalu setelah melihat bahwa Diamor sudah tidak dapat bertarung lagi, Wasit akhirnya memutuskan untuk menghentikan pertandingan lalu menyatakan Gill sebagai pemenangnya!  Setelah itu, sambil tetap berdiri, Gill berkata. “Kau itu kuat, sangat kuat sekali, semua seranganmu itu dimaksudkan untuk menghabisi musuh dalam sekali serang, namun kau terlalu tergesa-gesa sehingga kau tidak bisa membaca pergerakan musuhmu dengan baik. Mungkin itu karena setiap musuh yang kau temui, selalu bisa kau habisi dengan seketika. Kebiasaanmu juga merupakan kelemahan bagimu.” Ucap Gill.  Penonton di tribun bersorak sorai atas kemenangan yang telah diraih oleh Gill, begitupun juga dengan sang Pembawa acara, yang tak henti-hentinya berbicara mengenai segala hal yang sedang terjadi dalam pertarungan tersebut, kepada Ratu burung Penyiar yang berada disampingnya, untuk terus menginformasikan kepada seluruh penduduk di wilayah Kerajaan Nexus, tentang apa yang terjadi.  “Wah!! Hebat sekali. Tampaknya kita sudah mendapatkan kandidat juara, Gill benar-benar komplit dalam hal kekuatan serta kecepatan. Beri tepuk tangan yang meriah!!!”  Sementara itu, para peserta Turnamen yang juga menyaksikan pertarungan tersebut, tampak tertegun sambil terpukau, mereka tidak mengira bahwa Gill ternyata sehebat itu. Sekarang, mereka semua nampaknya jadi segan terhadap Gill.  “Aku sudah menemukan lawan sejatiku.” Ucap Master Big hit.  “Ya, tentu saja Master.” Ujar muridnya yang bernama Rhogi.  “Ternyata dia sekuat itu.” Kata Kalpen sambil menelan ludah.  “Jangan gentar kakak. Jangan sampai mereka meremehkan kita. Walau bagaimanapun juga, kita lebih hebat dari mereka semua.” Ucap Zhoei kepada kakaknya itu.  “Gill memang hebat ya?” Tanya Tatsui kepada Dragon.  “I- iya, dia hebat." Jawab Dragon, sambil terus melihat ke arah Gill.  "Wahh, dia mempunyai senjata-senjata yang lumayan hebat juga. Walaupun tidak sehebat diriku.” Kata Melinda kepada Dragon.  Dragon hanya tetap terdiam sambil terus memperhatikan Gill, sepertinya sekarang dia benar-benar menyadari bahwa Gill bukanlah orang sembarangan, dan hal itu membuatnya jadi sedikit tertarik untuk bisa melawan Gill dalam Turnamen tersebut, lalu dia melihat ke sampingnya, dan masih banyak para peserta yang kekuatannya belum diketahui dan seberapa hebat mereka. Maka dari itu Dragon jadi Merasa begitu antusias, untuk bisa segera bertarung. Kira-kira siapa yang akan dihadapinya nanti?  ( Gill ) (Cobra vs Tatsui) (M. Big hit vs Kalpen) (Azter vs Best knight) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie zarr vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)  Sekarang, pertarungan yang ke dua akan segera dimulai, yaitu pertandingan antara dua orang ahli beladiri, dengan gaya bertarung yang berbeda. yakni pertarungan antara Tatsui melawan Cobra. Keduanya merupakan perwakilan dari perguruan seni beladiri mereka masing-masing, yang satu bertarung demi memperbaiki Desa dan perguruannya yang telah hancur, sedangkan yang satu lagi bertarung demi mendapatkan uang banyak untuk kebutuhan barang-barang mewah sang Master dari perguruannya.  Sebelum akan pergi menuju arena, Tatsui sempat berpesan kepada Dragon supaya mendoakan dirinya yang akan segera melaksanakan pertarungan tersebut, kemudian Dragon mengangguk dan memberinya semangat. Tatsui harus berusaha untuk memenangkan pertarungan tersebut demi orang-orang yang ada di Desanya.  Mereka berdua sudah saling berhadapan, Cobra adalah seorang lelaki berbadan proporsional, dengan rambut berantakan dan baju kulit ular kuning yang dikenakannya, tak lama kemudian sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan dimulai. Cobra mengawalinya dengan mengucapkan salam, kemudian dia berkata, “Halo nona cantik. Kau berasal dari perguruan mana? Aku berasal dari perguruan yang paling terkenal di daerah selatan, yaitu perguruan Snake king.”  “Aku berasal dari perguruan Teruhito, di daerah timur.” Jawab Tatsui secara singkat.  “Oh, aku belum pernah mendengar tentang perguruan tersebut, apakah itu adalah perguruan seni menari?” Tanya Cobra dengan nada meledek. Namun Tatsui tidak menjawab pertanyaan itu sama sekali, dia hanya diam saja.  “Namaku adalah Cobra, dan aku datang kesini bersama Masterku yang bernama Master Phyton. Sayang sekali dia tidak dapat menahan serangan listrik dari Kesatria Arci tadi, sehingga dia ambruk dan tidak berhasil lolos ke babak ini, sedangkan kau, yang hanya seorang wanita dari perguruan yang tidak kukenali, dapat berdiri disini sekarang. Wow, sungguh tak dapat kupercaya.”  “Mau itu ular Phyton, ataupun ular Cobra, majulah. aku sudah pernah melawan ular yang ukurannya lebih besar sebelumnya. Jadi aku sama sekali tidak takut padamu.” Ucap Tatsui, yang memang berkata jujur dari pengalamannya melawan ular raksasa gurun Zuci.  Perkataan dari Tatsui itu membuat Cobra sedikit merasa risih Dan kesal. Kemudian dia segera memperingatkan Tatsui tentang kemampuan bela diri yang dimilikinya, dengan cepat dia langsung berlari untuk menyerang Tatsui.  Namun Tatsui sudah bersiap-siap dan dengan cekatan menghindari semua serangan yang dilancarkan oleh Cobra terhadap dirinya. Cobra menyerangnya secara bertubi-tubi dengan jurus mematikan dari tangannya, dia merapatkan jari-jarinya lalu membuat pukulannya seakan-akan seperti patukan ular, jika sampai terkena serangan tersebut, maka tubuh Tatsui dapat terluka.  “Memangnya ular sebesar apa yang pernah kau hadapi??? Asal kau tahu saja, serangan-seranganku ini sangatlah berbahaya dan mematikan. Aku ini adalah murid dengan peringkat nomor satu di perguruanku, kau tidak akan bisa menang melawanku!” Kata Cobra sembari terus berusaha untuk mendaratkan serangan-serangannya kepada Tatsui.  Sambil terus menangkis dan menghindari serangan-serangan tersebut, Tatsui berkata, “Benarkah?? Aku tidak merasakan adanya bahaya sama sekali.”  “Apa kau bilang ?!!” Ujar Cobra yang terlihat sangat jengkel karena serangan-serangan darinya tidak ada yang bisa mengenai Tatsui.  "Gerakanmu cukup cepat, tapi tidak ada satupun yang bisa mengenaiku." Kata Tatsui sambil terus menghindar.  "Lantas mengapa kau tidak menyerang!!" Ujar cobra.  “Karena aku sedang mencari celah untuk menyerang!!” Ucap Tatsui secara singkat, sambil menundukan badannya, lalu mengangkat dan mengayunkan kakinya ke atas secara cepat, hingga mengenai dagu Cobra dengan sangat keras.  Setelah itu, tubuh Cobra terpelanting ke belakang hingga jatuh menghantam lantai dengan cukup keras, sehingga dia merasakan kesakitan yang teramat sangat di bagian wajah serta punggungnya. Tapi tak lama kemudian, dia segera berdiri kembali untuk memberikan serangan balasan terhadap Tatsui. Dia terlihat sangat murka karena Tatsui telah berhasil melukai dirinya. Lalu pertarungan sengit itupun kembali berlanjut.  Sementara itu, Gill sudah kembali dari ruang perawatan. Tak butuh waktu lama baginya untuk dapat memulihkan diri kembali, karena dia tidak mendapatkan luka sama sekali setelah melawan Diamor. Gill segera menyapa Dragon lalu duduk disampingnya, dan mereka berdua pun mengobrol sambil menyaksikan pertandingan antara Cobra melawan Tatsui.  Cobra terus mendekati Tatsui sambil melayangkan jurus patukan ular yang kekuatan pukulannya sampai dapat melubangi dinding. Namun dengan tenang, Tatsui selalu bisa mengantisipasi hal tersebut dengan menggunakan tehnik andalannya, yaitu menghindari serangan lawan, lalu secepat kilat memeluk tubuh lawannya itu dari depan, untuk kemudian memutar tubuhnya sendiri ke bagian belakang dan menjatuhkan diri, sehingga tubuh lawannya itu ikut terbawa lalu tersungkur ke bawah bersama Tatsui, dan selanjutnya Tatsui membelit tubuh lawannya itu, sehingga kini Cobra jadi berada dalam serangan kuncian mematikan milik Tatsui.  Tangan Tatsui membelit leher Cobra dari belakang, sedangkan kaki Tatsui membelit pinggang serta kaki lawannya itu, sehingga setiap pergerakan Cobra dapat terhenti walau sekeras apapun usahanya supaya dapat meloloskan diri dari kuncian Tatsui tersebut, apapun yang Cobra lakukan, Tatsui selalu berusaha tetap membuat tubuh Cobra Selalu berada di dalam cengkramannya, sehingga lama-kelamaan, Cobra yang sudah merasa tidak tahan lagi, karena Merasa tercekik dan Sulit meloloskan diri dari kuncian Tatsui yang sangat teramat menyakitkan itu, akhirnya memutuskan untuk menyerah.  Cobra menepuk lantai berkali-kali untuk memberikan isyarat kepada wasit bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi, tulang punggungnya serasa mau dilipat bagaikan pakaian, sehingga dirinya memutuskan untuk segera menyerah dan terlepas dari penderitaan tersebut. Maka dari itu, sang wasit segera mengambil keputusan, lalu Tatsui dinyatakan sebagai pemenangnya.  “Cobra telah menyerah terhadap kuncian dari Tatsui !! Maka tatsui lah pemenangnya!!” Ucap sang Pembawa acara, yang disambut oleh sorak sorai dari para penonton yang antusias.  “Dia itu adalah petarung yang hebat.” Ucap Gill yang sedang duduk di samping Dragon.  “Ya, tentu saja. Lawannya itu bukanlah tandingan bagi Tatsui.” Kata Dragon, menanggapi ucapan dari Gill.  "Hmm, jika saja si Cobra Itu tidak mudah menyerah, pasti dia bisa menang.”  “Hah? Sebenarnya kau mendukung siapa?” Tanya Dragon.  “Bukan begitu. Dari segi kekuatan, Cobra lebih unggul dari Tatsui, bahkan bisa sajaCobra dapat mengalahkan Tatsui hanya dengan sekali pukulan saja, tetapi Tatsui terus berusaha dengan segala kemampuan yang dia miliki supaya dia bisa menghindari serangan dari Cobra, lalu mengalahkan Cobra tanpa terluka sama sekali ... Aku hanya mencoba untuk menganalisa pertarungan, oke!” Ucap Gill dengan nada bercanda.  Kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gill. “Oke kalau begitu, maaf."  “Aku mencoba memberitahumu, bahwa lawan yang mengerahkan segala kemampuannya, adalah lawan yang paling berbahaya dari siapapun." Ucap Gill.  “Baiklah, aku akan mengingat kata-katamu itu." Jawab Dragon dengan singkat.  “Kalian berdua berisik sekali! Bisa tenang sedikit tidak?!” Ujar salah satu peserta Turnamen yang ada disana, yakni Rhogi, yang merupakan murid dari Master Big hit. Ujarannya tersebut diikuti oleh para peserta lain yang terganggu oleh perdebatan kecil antara Dragon dan Gill tersebut.  Dragon dan Gill sepertinya tidak takut dan malah menantang siapa saja yang mau berkelahi dengan mereka disana. Sehingga terjadilah keributan yang menghebohkan di tribun tersebut.  “Sudahlah. Tidak perlu dibesar-besarkan, kalian semua!” Ucap Master Big hit menghentikan keributan itu. Kemudian mereka semua pun seketika berhenti ribut. Aura dari Master Big hit, ternyata memang bisa membuat siapa saja menjadi segan.  Baiklah!! Berlanjut ke pertarungan selanjutnyaa!!  ( Gill ) ( Tatsui ) (M. Big hit vs Kalpen) (Azter vs Best knight) (Zhoei vs Rhogi) (Edwin vs Ajora) (Bernie zarr vs Chap Blaze) (Glauss vs Dragon)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD