Chapter three : The rain dagger

2424 Words
   Dragon melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus. Setelah sebelumnya dia harus menghadapi para manusia serigala yang menghuni Hutan kematian, sekarang dia harus berhadapan dengan jarak tempuh yang sangat jauh, untuk menuju ke lokasi tempat dia akan menjalankan misinya, sebuah misi yang sangat berbahaya juga beresiko tinggi, karena misi itu tak hanya bisa membuatnya kehilangan nyawa, tapi juga bisa membuatnya menjadi buronan yang paling dicari oleh suatu Kerajaan besar. Dan misi yang dimaksud itu adalah mencuri Bola aporion dari Kerajaan Nexus.  Siang dan malam Dragon terus berjalan tanpa kenal lelah setapak demi setapak melewati kawasan perbukitan serta kawasan padang rumput yang sangat luas, sesekali dia berhenti untuk beristirahat atau berburu hewan-hewan kecil untuk mengisi perut kosongnya, hingga akhirnya dia memasuki suatu kawasan hutan lagi. Disana Dragon memutuskan untuk bermalam karena hari sudah mulai gelap.  Singkat cerita, Dragon tampak sedang duduk termenung sambil menatap api unggun yang telah dia nyalakan. Lalu beberapa saat kemudian, dia mengambil pedang miliknya, yakni sebuah pedang yang telah diberikan oleh gurunya kepadanya. Pedang itu sungguh terlihat mengkilap dan kuat. Dragon mengagumi setiap bentuk lekukannya, lebih tepatnya Dragon sangat mengagumi segala hal mengenai pedang tersebut, karena pedang itu adalah senjata yang telah menemani gurunya sejak lama. Dan kini pedang tersebut telah beralih tangan kepadanya, tapi Dragon merasa bahwa dirinya masih belum pantas untuk menerima ataupun menggunakannya, karena itu sampai saat ini dia tidak pernah menggunakannya untuk bertarung. Dia belum menemukan alasan yang tepat untuk dapat menggenggam pedang itu di dalam sebuah pertarungan.  Ditambah lagi statusnya kini bukanlah seorang Prajurit, ataupun seorang Kesatria. Dia hanyalah orang biasa yang ingin balas dendam, tanpa ada hasrat untuk bisa menjadi seorang pahlawan. Itulah yang membuat dirinya masih merasa kurang pantas untuk dapat menggunakan pedang tersebut.  Dahulu, ketika tubuh Dragon terkena anak panah lalu jatuh ke sungai, dia terbawa arus ke jarak yang cukup jauh. Hingga akhirnya dia ditemukan lalu dirawat oleh seorang pria tua penghuni gubuk kecil di dalam hutan, yang berprofesi sebagai pandai besi. Dragon sangat berterima kasih kepadanya, lalu dia tinggal bersama pria tua itu selama beberapa hari sampai lukanya sembuh dan membaik. Pria tua itu mengajarinya banyak hal, juga memberikannya nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi kehidupan Dragon.  Hingga pada suatu saat, berita mulai tersebar, yakni berita tentang hancurnya Kerajaan Fulcan yang merupakan tanah kelahiran Dragon, tempat dimana dia tumbuh dewasa bersama sahabatnya yang bernama Kai, juga tempat dimana dirinya mengabdi sebagai seorang prajurit terhormat. Berita tentang kehancuran Kerajaan Fulcan itu membuat hati Dragon seakan menjadi teriris.  Maka dari itu, Dragon jadi sangat ingin membalas dendam terhadap Kerajaan Distra karena telah merenggut Kerajaannya serta telah membuatnya kehilangan sahabat sejati. Tetapi apa daya, karena rupanya Kerajaan Distra pun adalah korban dari rencana jahat Gold one. Oleh karena itu Dragon memutuskan untuk membalas dendam kepada Gold one saja, yang telah menjadi Raja di Kerajaan Distra.  Tetapi untungnya tindakan Dragon berhasil dicegah oleh pria tua yang tinggal bersamanya, dan dia juga dinasehati supaya mau mengurungkan niatnya untuk melawan Gold one, karena hal itu beresiko sangat tinggi. Ditambah lagi, sekarang Gold one adalah seorang Raja. Itu artinya melawan Gold one sama halnya dengan bertempur melawan suatu Kerajaan.  Pria tua itu memberikan jalan terbaik bagi Dragon, dia membujuk Dragon untuk melanjutkan hidup sebagai orang biasa saja, yang jauh dari pertempuran maupun kekacauan. "Dunia bertambah gila setiap harinya, dan jika Dragon ingin melawan dunia, maka dia harus bisa menjadi lebih gila lagi." Tapi itu bukanlah pilihan terbaik untuk saat ini. Kira-kira begitulah beberapa kalimat yang pernah dikatakan oleh pria tua itu kepadanya. Maka dari itu akhirnya Dragon memutuskan untuk memanggilnya guru. Singkat cerita, kemudian Dragon menjalani hidup bersama gurunya itu sebagai orang biasa, yang mencari nafkah dari membuat serta menjual perkakas besi. Waktu itu mereka berdua dikenal sebagai dua orang pandai besi guru dan murid, yang berkeliling dan menjajakan dagangan mereka ke kota-kota kecil di sekitar wilayah yang dulunya milik Kerajaan Fulcan.  Walaupun semua itu tidak berlangsung lama, karena kehidupan tentram yang sedang dijalani oleh Dragon pada waktu itu ternyata harus berakhir lagi, ketika dia mendapati tubuh gurunya telah terkapar bersimbah darah di tengah hutan, ditambah lagi dengan adanya sosok Night crow yang sedang meninggalkan tempat kejadian, lalu setelah dia mendengarkan perkataan terakhir dari gurunya yang menyebutkan nama "Night crow". Maka di dalam hati dan benaknya kini hanya ada satu nama target, yaitu Night crow.  Hal yang terjadi selanjutnya, Dragon memutuskan untuk mencari orang yang telah membunuh gurunya itu. Night crow lebih terkenal suka bekerja sendirian, dan sering bepergian seorang diri. Maka hal itulah yang mendasari tekad Dragon untuk dapat menemui Night crow dan mengajaknya bertarung satu lawan satu. Dragon sudah tidak peduli lagi walaupun dia harus menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk balas dendam terhadap Night crow, karena dia sangat murka ketika lagi-lagi seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya tiba-tiba saja terbunuh, apalagi sekarang tanpa alasan yang jelas. Maka saat ini hanya itulah satu-satunya jalan hidup yang akan dia tempuh.  Setelah selesai melamun dan mengagumi pedang pemberian dari gurunya tersebut, Dragon memutuskan untuk segera tidur karena malam sudah benar-benar larut. Dia tidur sambil ditemani oleh nyala api unggun, suara burung hantu, dan pekatnya malam yang menyelimuti langit.  Keesokan harinya, Dragon terbangun pada pagi-pagi buta. Langit masih terlihat gelap karena matahari belum terbit sepenuhnya. Dragon terbangun oleh suara misterius yang terdengar samar-samar di telinganya, suara itu memanggil-manggil dari kejauhan, dan terdengar seperti suara seorang perempuan yang meminta tolong. Hal itulah yang membuat Dragon sedikit terkejut, sehingga setelah dirinya terbangun, dia langsung bergegas mencari-cari keberadaan dari suara itu.  “Hey, tolong aku. Kemarilah... Kumohon.” Begitulah suara yang terdengar di telinga Dragon, dan suara itu terus berulang-ulang memanggilnya.  Dragon segera membereskan barang-barangnya, lalu mulai berjalan untuk mencari asal dari suara tersebut. Dia memeriksa setiap semak-semak dan pepohonan yang ada disana, namun tidak ada seorangpun yang dia temukan sama sekali. Sedangkan suara itu semakin lama rasanya semakin menjauh, seperti sedang mengarahkan Dragon menuju ke suatu tempat.  Dan akhirnya Dragon sampai di dekat sebuah pohon berukuran besar dan menjulang tinggi. Sepertinya itu adalah pohon terbesar yang ada di dalam hutan tersebut. Dengan tanaman rambat juga semak-semak belukar di sekitarnya, membuat suasana disana menjadi cukup menyeramkan, walaupun disana tidak telihat adanya keberadaan seorang manusia sama sekali, tapi suara perempuan itu masih terdengar jelas di telinga Dragon. Suara perempuan misterius itu berasal dari dalam pohon besar itu. “Kemarilah, kumohon tolong aku.” Suara itu semakin terdengar lirih.  Mungkin bagi orang lain pada umunya, jika mendengar suara perempuan misterius di dalam hutan seperti itu, pasti akan langsung lari ketakutan. Tapi tidak bagi Dragon. Dia didorong oleh rasa penasaran yang kuat, juga oleh rasa pedulinya terhadap suara panggilan minta tolong dari seorang perempuan, yang tidak mungkin dia abaikan begitu saja, walaupun ada kemungkinan bahwa hal tersebut adalah jebakan.  Namun hal itu tidak menghentikannya sama sekali, dia tetap melangkah maju untuk mendekatinya. Kemudian setelah dia semakin dekat, dia menjulurkan tangannya untuk menyentuh pohon tersebut. Tapi secara mengejutkan, ternyata tangannya langsung tembus dan masuk ke dalam pohon itu, seperti orang yang sedang memasukan tangannya ke dalam air.  Lalu tanpa ragu-ragu, Dragon berjalan masuk ke dalam pohon tersebut. Tubuhnya masuk dan seakan melewati sebuah portal, sehingga sekarang dia jadi berada di tempat lain. Tempat itu tampak seperti sebuah gua yang sangat gelap, dengan dinding bebatuan di sekitarnya. Dan tepat di tengah-tengah gua itu, ada sebuah benda yang terlihat sangat mencolok dan menarik perhatian Dragon. Benda itu adalah sebuah lempengan emas yang bercahaya dan terletak tepat di atas batu besar disana.  “Kemarilah, kumohon tolong aku.” Suara perempuan misterius itu rupanya berasal dari lempengan emas tersebut  Lalu Dragon mendekatinya sambil berkata, “A, apakah kau lempengan emas yang bisa berbicara?? ... A, aku bingung harus memanggilmu apa? Nona? Benda? Atau Hantu? Sebenarnya kau itu apa?” Dragon merasa kebingungan, karena ternyata yang telah memanggilnya ke tempat itu adalah sebuah lempengan.  “Kebanyakan orang akan langsung melarikan diri ketika mendengar suaraku. Karena mereka pikir bahwa aku ini adalah hantu. Tapi kau berbeda.” Ucap suara perempuan dari lempengan emas tersebut.  “Ya, aku bisa mengerti tentang itu.” Jawab Dragon.  “Sungguh luar biasa, Kau mau datang kesini, akhirnya ada yang menemukanku disini ... Aku sangat berterima kasih... A- aku jadi ingin menangis.” Kata Lempengan emas itu dengan suara bernada sendu.  “Kumohon jangan. Aku tidak tahu harus berbuat apa jika kau menangis.” Dragon mulai terlihat panik.  “Oh maaf... Aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku adalah Melinda, atau lebih dikenal dengan julukan Rain dagger. Dulu aku ini adalah seorang Kesatria yang terkenal. Apa kau pernah mendengar namaku?”  "Dulu?? Kapan lebih tepatnya?" Dragon bertanya balik.  "Setelah kuhitung-hitung, aku sudah terperangkap di dalam lempengan ini selama 25 tahun. Jadi itu artinya, 25 tahun yang lalu aku adalah salah seorang Kesatria yang membantu Raja Velodros melawan Darkros ... Ayolah, kau pasti pernah mendengar namaku kan?"  "Rain dagger ya?? ... Tidak, aku benar-benar tidak pernah dengar." Jawab Dragon dengan singkat.  Lalu lempengan emas itu terdiam sejenak, dan mulai berbicara lagi, “Kau tidak tahu? Benarkah? Apa orang-orang sudah melupakanku? A... Aku jadi ingin menangis.” Katanya, disambung dengan suara tangisan yang tersedu-sedu.  “Maaf, maaf... Kumohon jangan menangis. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu. Aduh bagaimana ini?” Dragon terlihat sangat panik, karena dia tidak tahu cara menenangkan wanita.  Lalu Dragon melanjutkan perkataannya. “Katamu kau adalah seorang Kesatria kan? Kenapa kau cengeng sekali?”  “Huaaaa...!!!” Suara tangisannya menjadi semakin kencang.  “Waa, tangisannya malah semakin besar. Aku harus bagaimana? Apakah kau mau aku pergi dari sini?" Ujar Dragon.  “Jangan!! Tolong jangan tinggalkan aku disini.” Lempengan emas itu tiba-tiba menghentikan tangisannya dengan seketika, karena dia tidak ingin Dragon pergi.  (“Fyuuh... Menyusahkan saja.”) Kata Dragon di dalam hatinya.  “Aku minta maaf, aku terlalu terbawa oleh perasaan. Aku sudah terkurung di dalam lempengan ini selama bertahun-tahun, dan meminta tolong kepada setiap orang yang lewat, namun tidak pernah ada yang mau datang ke tempat ini dan menemukan diriku. Maka dari itu aku sangat senang karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang berhasil menemukanku disini.”  “Baiklah, sekarang tolong beritahu aku, apa yang terjadi padamu sehingga kau bisa berada di dalam lempengan itu? Dan mengapa lempengan itu bisa berada di gua ini?” Tanya Dragon, supaya rasa penasarannya dapat terpenuhi.  “Apakah kau tahu Darkros?”  “Tentu saja, dahulu kala dia dan para anggota Emperors unity pernah menyerang Kerajaan Nexus, namun dia telah berhasil dimusnahkan, benar kan?” Kata Dragon.  “Memang benar, tapi itu tidak sepenuhnya benar.”  “Apa maksudmu?” Dragon menjadi kebingungan.  “Persiapkanlah dirimu, karena kau akan mendengar suatu kebenaran terbesar dalam hidupmu.” Kata-kata tersebut membuat Dragon jadi menelan ludah dan sedikit gugup, lalu Melinda melanjutkan perkataannya.  Melinda mulai bercerita tentang kebenaran dibalik musnahnya Darkros, yang selama ini tidak diketahui oleh orang banyak. Sebenarnya, Darkros tidak benar-benar musnah. Inti kekuatannya berhasil tersegel di dalam benda yang bernama Bola aporion, awalnya Bola aporion diciptakan oleh Darkros sebagai sumber energi penghancur. Namun Raja Velodros berhasil membalikan keadaan dan mengalahkannya dengan susah payah, dibantu oleh para Kesatria lain yang juga bertarung mati-matian. Salah satunya adalah sang Kesatria naga, yang telah berhasil memojokan para anggota Emperors unity. Hingga akhirnya Darkros pun berhasil disegel ke dalam senjata ciptaannya sendiri, yakni bola Aporion. Namun sebelum seluruh kekuatannya disegel, Darkros membagikan sebagian besar kekuatannya untuk pergi bersemayam di tubuh para anggota Emperors unity, sehingga kini para anggota Emperors unity memiliki keabadian.  Kekuatan yang diutus oleh Darkros itu berupa aura kegelapan, yang punya kesadarannya sendiri dan harus menemukan para anggota Emperors unity.  Dalam kasusku, salah satu anggota Emperors unity yang bernama Pandora, harus terjebak bersamaku di dalam penjara lempengan emas ini, Disini sehari-hari kami hanya bertarung karena tidak bisa keluar ataupun merasa kelaparan. Seakan-akan tubuh kami menjadi satu dengan lempengan emas ini, sehingga kami bisa melihat keadaan di sekitar luar lempengan, sedangkan yang diluar lempengan tidak bisa melihat kami.  Selain itu, setiap jurus atau kekuatan yang kami tembakan kepada satu sama lain, rupanya malah bisa keluar dari lempengan emas ini, sedangkan tubuh kami tidak. Entah sudah berapa hari yang telah kami lalui bersama sambil terus bertarung di dalam sini.  Namun pada suatu hari, salah satu aura kegelapan Darkros akhirnya berhasil masuk kesini untuk menemui Pandora, karena tugasnya adalah supaya dia bisa bersemayam di dalam tubuh Pandora dan memberikannya keabadian. Namun Pandora lebih memilih untuk melenyapkan nyawanya, dan memberikan keabadian dari Darkros itu kepadaku, supaya aku bisa merasakan tinggal di dalam lempengan ini untuk selamanya, sendirian, dan tidak akan pernah menua.  Penderitaan itulah yang harus dialami oleh Melinda selama ini, terkurung dalam wujud lempengan emas sendirian di suatu tempat yang gelap dan terasing.  Dibatasi oleh sebuah portal yang menghubungkan antara dunia luar dengan gua misterius tersebut. Portal itu berwujudkan sebuah pohon besar yang terlihat menyeramkan, dan letaknya ada di tengah hutan, tempat dimana Dragon telah menghabiskan waktu untuk tidur semalaman. Biasanya tidak ada yang mau menghampiri asal dari suara panggilan minta tolong perempuan misterius yang ada di hutan tersebut, namun Dragon adalah orang pertama yang berani mendatanginya. Atau lebih tepatnya telah berhasil menemukan Melinda yang selama ini telah terkurung di dalam sana.  Setelah mendengarkan cerita mengenai nasib tragis yang dialami oleh Melinda, raut wajah Dragon menjadi pucat pasi karena dia merasa iba terhadap seorang perempuan yang telah terkurung disana selama bertahun-tahun itu. Ternyata ada yang nasibnya lebih tidak beruntung dibandingkan dengan dirinya saat ini. Lalu Dragon berkata.  “Apakah ada yang bisa kuperbuat untuk membebaskanmu dari lempengan ini?” Tanya Dragon yang menawarkan pertolongan.  “Ya ampun, kau baik sekali ... Aku jadi ingin menangis. Tapi tidak, tidak ada yang bisa kauperbuat untuk dapat membebaskanku dari dalam lempengan emas ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya.” Jawab Melinda.  “Kalau begitu ... Dengarlah, aku tidak sedang mencoba untuk membujukmu atau menghiburmu saat ini. Tapi jika memang benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengeluarkanmu dari dalam sana. Maka setidaknya kau bisa ikut bersamaku keluar dari gua ini, sehingga kau dapat melihat dunia luar lagi, dan menyaksikan pemandangan di luar sana yang telah lama tidak kau lihat. Lalu Kita akan cari tahu bersama-sama, cara untuk membebaskanmu dari lempengan itu. Bagaimana?” Dragon mengajak Melinda untuk ikut ke dalam petualangannya.  “Hiks... Hiks... Hiks...” Suara tangis bahagia dari Melinda terdengar oleh Dragon.  “Ayolah, kau bilang bahwa dirimu adalah seorang Kesatria, jadi janganlah cengeng seperti itu.”  “Entahlah, dulu aku tidak seperti ini, tetapi semenjak terperangkap disini selama 25 tahun, setiap hari yang bisa kulakukan hanyalah menangis. Dan sekarang entah mengapa, karena saking bahagianya, aku jadi tidak bisa berhenti menangis... Huuhuuhuu.” Kata Melinda sambil menangis tersedu-sedu.  Lalu tanpa banyak bicara, Dragon langsung mengambil lempengan emas tersebut dari atas batu, dan kemudian meletakan lempengan tempat Melinda terkurung itu pada bagian tubuh Dragon, segera setelah itu lempengan tersebut langsung menempel dan melingkar dengan ketat pada bahu di tangan kiri Dragon.  Kini Dragon mendapatkan teman seperjalanan baru, yakni seorang Kesatria perempuan bernama Melinda yang terkurung di dalam sebuah lempengan emas, walaupun wujud teman barunya seperti itu, tapi Dragon tidak merasa keberatan sama sekali. Dia telah berkehendak untuk membawa Melinda dalam perjalanannya supaya Melinda dapat melihat lagi dunia luar, dan Dragon juga berjanji bahwa dia akan membantu Melinda untuk mencari cara supaya dapat dibebaskan dari lempengan emas tersebut. Sekarang perjalanan Dragon akan ditemani oleh seorang Kesatria perempuan yang bernama "Melinda the Rain dagger." yang juga pernah membantu Raja Velodros dalam perjuangannya melawan Darkros 25 tahun yang lalu.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD