Chapter five : Zuci dessert

3370 Words
   Setelah Melinda berbicara panjang lebar dengan Dragon dalam perjalanan mereka menuju ke Kerajaan Nexus, Melinda sangat terkejut ketika sudah mengetahui tentang kondisi terkini dari Negeri Azhuloth, ditambah lagi, ternyata Dragon adalah murid dari teman seperjuangannya dahulu kala, yakni sang Kesatria naga. Pada waktu itu mereka sama-sama berjuang untuk melawan dan menghentikan Darkros beserta kelompok Emperors unity.  Namun kini teman seperjuangannya itu telah tewas dibunuh oleh salah satu anggota Emperors unity yang bernama Night crow, dan dia mewariskan semua benda serta senjata yang dimilikinya kepada seseorang yang dia kehendaki untuk dijadikan sebagai muridnya, yaitu Dragon.  Dragon adalah orang yang dipercayai oleh sang Kesatria naga sebagai penerus dirinya, untuk memerangi kejahatan serta mencegah kehancuran di Negeri Azhuloth, walaupun Dragon belum sepenuhnya menyadari hal tersebut. Dragon sudah diajari banyak hal yang sangat berharga untuk terus melanjutkan hidupnya, dia akan bertarung demi hal yang ingin diperjuangkannya.  Lalu setelah Kesatria naga mati di tangan Night crow, kini Dragon jadi memiliki tekad yang sangat kuat untuk membalas dendam. Dan hal itu secara tidak langsung akan membuatnya mulai menyulut api peperangan terhadap kejahatan besar yang ada di Negeri Azhuloth, yaitu seluruh anggota Emperors unity lainnya.  Melinda berbicara lagi kepada Dragon. “Jika tujuanmu yang sebenarnya memang untuk membasmi anggota Emperors unity satu-persatu, berarti tujuan kita sama ... Aku sangat beruntung karena bisa bertemu denganmu, mulai sekarang aku akan mendukungmu 100%.”  “Jadi awalnya kau tidak berniat untuk mendukungku 100%?” Tanya Dragon dengan ekspresi wajah yang sedikit bercanda.  “Bu-bukan begitu... Maksudku, awalnya aku akan membantumu 100%, tapi sekarang bertambah menjadi 200%. Bagaimana menurutmu?” Tanya Melinda.  “Heheh, baiklah kalau begitu... Terima kasih, Mely.” Jawab Dragon.  “Mengapa kau memanggilku Mely?”  “Karena kalau kupanggil Melinda, rasanya terlalu kepanjangan.” Jawab Dragon lagi.  “Oh, jadi begitu... Baiklah, bagiku tak masalah.” Kata Melinda, kemudian dia lanjut lagi bertanya kepada Dragon. “Oh iya, kau masih belum memberitahuku, tentang apa yang akan kita lakukan di Kerajaan Nexus nanti. Apakah Night crow berada disana?” Tanya Melinda.  “Tidak, sebenarnya ada seorang Penyi- ... Aaah.” Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya tersebut, tiba-tiba Dragon merasakan sakit di bagian pundaknya.  “Hei, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?” Tanya Melinda dengan perasaan cemas karena melihat Dragon yang kesakitan.  “Tidak apa-apa, Benda yang ada di- ... Aaakh.” Dragon semakin merasa kesakitan saat akan memberitahu Melinda mengenai batu mantra yang ada di dalam pundaknya itu.  “Sepertinya ada yang tidak beres dengan tubuhmu. Sebaiknya sekarang kau istirahat saja dulu.” Melinda semakin khawatir.  Lalu Dragon mulai teringat dalam benaknya, bahwa dia tidak boleh memberitahu siapapun tentang Flaur, juga tugas yang telah diberikan Flaur kepadanya. Dia ingat bahwa Flaur bisa memperhatikan setiap gerak-geriknya walau dari kejauhan. Kali ini dia harus lebih berhati-hati.  “Aku baik-baik saja, hanya sedikit merasakan sakit pada bekas lukaku. Tidak usah khawatir.”  “Sepertinya aku tahu mengapa kau bisa kesakitan seperti itu.” Kata Melinda.  “Benarkah?” Tanya Dragon, sambil sedikit terkejut.  “Ya, kau kelelahan karena telah berjalan cukup lama, apalagi Kerajaan Nexus jaraknya masih sangat jauh dari sini. Iya kan?” Begitulah kesimpulan Melinda.  Dragon sempat mengira bahwa Melinda tahu kalau di dalam tubuhnya itu ada batu mantra yang dikendaikan oleh seorang penyihir, tetapi sepertinya Melinda tidak mengetahui hal itu sama sekali. Maka dari itu Dragon kembali bersikap biasa-biasa saja.  “I- iya... Sepertinya aku sedikit kelelahan, tapi tak apa. Aku masih sanggup untuk terus berjalan.” Jawab Dragon.  “Aku sangat mengenal kawasan ini, dari sini kita nanti akan menjumpai sebuah gurun yang sangat luas, bernama Gurun Zuci. Kusarankan untuk membawa persedian bekal yang sangat banyak sebelum kita tiba disana, atau kau akan menderita nantinya.” Tutur Melinda.  “Jangan khawatir, kudengar disana banyak serangga yang mengandung air, juga banyak kadal gurun besar yang bisa kusantap. Maka dari itu aku pasti akan baik-baik saja.” Ujar Dragon.  “Kau itu keras kepala... Oh iya, selain hewan-hewan itu, ada juga hewan yang patut untuk diwaspadai disana ... Yaitu, ular raksasa penjaga Gurun Zuci.”  “Ya, aku pernah dengar tentang ular itu. Sampai sekarang pun masih banyak orang yang sering menjumpainya di sana.” Kata Dragon.  “Syukurlah sampai sekarang dia masih hidup. Tidak seperti hewan buas lainnya. Ular itu adalah hewan penjaga Gurun Zuci yang sudah hidup disana selama ratusan tahun. Walaupun ular itu tidak pernah menyerang manusia yang lewat, tetapi jika ada orang yang macam-macam terhadapnya, maka orang itu bisa terbunuh.” Ucap Melinda yang terdengar sedikit ketakutan.  “Tidak perlu diberi tahu pun, sudah pasti aku tidak akan macam-macam jika bertemu dengan ular itu.” Kata Dragon.  “Baguslah kalau kau mengerti.” Ucap Melinda.  “Kau kira aku ini bodoh ya? Hoey!” Dragon sedikit kesal karena Melinda telah meledeknya. Ternyata mereka berdua bisa saling bercanda walaupun baru saling mengenal.  Tak beberapa lama kemudian, mereka berdua melihat sesuatu dari kejauhan. Di tengah jalan, ada sebuah kereta kuda yang sedang terhenti dikarenakan salah satu rodanya mengalami kerusakan. Ada dua orang laki-laki yang sedang berada di dekat kereta kuda tersebut, satu orang sedang memperbaiki roda, sedangkan yang satu orang lagi sedang berdiri sambil mengelus kuda yang ada disana.  Dragon menghampiri mereka sambil berteriak. “Permisi, apa kalian butuh bantuan?”  Kedua lelaki itu tampak langsung kaget ketika Dragon datang sambil menawarkan bantuan. Sepertinya mereka mengira bahwa Dragon adalah orang asing yang akan berbuat jahat, maka dari itu mereka berdua jadi terlihat sangat ketakutan, sehingga keduanya segera saling mendekati satu sama lain, kemudian sama-sama menjaga jarak dari Dragon, dengan ekspresi wajah yang terlihat cemas serta sekujur tubuh yang tampak gemetar.  “Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku tidak akan menyakiti kalian.” Ucap Dragon menenangkan mereka berdua.  “Ma-maafkan kami, kami kira kau juga adalah seorang perampok.” Ucap salah satu laki-laki itu.  “Ya, kemarin aku dan kakakku diserang oleh komplotan perampok yang ingin merebut seluruh barang bawaan kami.” Ucap satu lagi laki-laki disampingnya.  Lalu Sang kakak memperkenalkan diri, mereka berdua merupakan kakak beradik yang berprofesi sebagai pedagang. “Perkenalkan, namaku adalah Nara, dan adikku ini bernama Beppu. Kami adalah pedagang dari kota Aster di wilayah timur”  “Namaku Dragon, dan ini adalah- ...” Sebelum Dragon akan memperkenalkan Melinda kepada mereka berdua, Melinda segera berbisik kepada Dragon. “Kau tidak perlu mengenalkanku kepada orang lain, jangan beritahukan tentang aku kepada siapapun.” Bisik Melinda yang suaranya hanya dapat terdengar di telinga Dragon.  “Ini adalah- ... Lempengan yang terbuat dari emas. Haha.” Kata Dragon kepada mereka berdua dengan perasaan yang sedikit canggung, karena kesannya jadi terlihat sombong.  Mereka berdua tidak menganggap ada keanehan sama sekali, sebaliknya malah terpukau dengan perkataan dari Dragon tersebut. Kemudian tanpa basa-basi lagi, Dragon segera menawarkan bantuan kepada mereka berdua untuk memperbaiki roda yang keadaannya patah itu.  Dragon disuruh mengambil perkakas yang ada di dalam kereta untuk mengungkit dan memperbaiki roda. Saat Dragon membuka tirai yang menutupi kereta tersebut. Alangkah terkejutnya dia, karena melihat adanya seorang wanita yang sedang terbaring tak sadarkan diri di dalam kabin kereta kuda tersebut.  “Ke-kenapa ada wanita disini?" Tanya Dragon di dalam benaknya. Kemudian Dragon bertanya kepada dua kakak beradik itu, "Permisi, apakah yang sedang tertidur ini adalah saudara perempuan kalian?"  "Bukan." Jawab Nara.  "Lalu, siapa ini?" Dragon bertanya lagi.  Kemudian, Nara mulai menjelaskan tentang hal yang sudah dialaminya kepada Dragon. “Dia adalah penolong kami. Ketika kami diserang oleh komplotan perampok, dialah yang datang dan menolong kami, dia jago sekali dalam hal bela diri, sehingga para perampok itu langsung mundur dan menyerah setelah dihajar olehnya. Walaupun akhirnya dia juga mendapatkan luka yang cukup serius dari pertarungan tersebut, terutama di bagian samping perutnya, sehingga kini dia sedang tak sadarkan diri.”  “Kami berniat untuk mencari kota terdekat supaya bisa segera mengobatinya.” Kata Beppu.  “Kalau begitu, kita perbaiki roda kereta kuda ini secepat mungkin.” Kata Dragon.  Singkat cerita, mereka kembali melanjutkan kehiatan untuk memperbaiki roda. Dragon segera mengerjakan tugasnya dengan penuh semangat, mereka saling membantu supaya pekerjaannya cepat selesai, setelah itu hanya tinggal memasangkan roda yang baru saja diperbaiki tersebut, dan akhirnya kondisi kerta kuda itu kembali seperti semula.  Setelah pekerjaan mereka beres dan kereta kuda sudah siap untuk dapat digunakan lagi, kedua kakak beradik itu bertanya kepada Dragon tentang kemana tempat yang akan dia tuju. Kemudian Dragon menjawab bahwa dia akan pergi ke Kerajaan Nexus, Kebetulan sekali tujuan mereka juga sama. Sekarang ini mereka akan pergi melewati Gurun Zuci supaya dapat sampai ke wilayah Kerajaan Nexus, untuk berdagang disana dan juga menemukan tabib. Maka dari itu Nara dan Beppu mengajak Dragon untuk ikut bersama mereka, lalu dengan senang hati Dragon menerima penawaran tersebut. Dia ikut menumpang kereta kuda milik kakak beradik itu untuk pergi ke Kerajaan Nexus bersama-sama.  Nara dan Beppu duduk di depan sambil memegangi tali yang mengendalikan laju kudanya. Sedangkan Dragon duduk di dalam kereta kuda itu bersama wanita yang sedang tak sadarkan diri, juga beberapa barang dagangan berupa tembikar dan berbagai macam perkakas di dekatnya, Dragon duduk menghadap ke arah wanita itu, dengan perasaan yang sedikit canggung. tapi tak masalah, dia tetap mencoba untuk menikmati perjalanannya di dalam kereta kuda tersebut dengan santai. Beruntung sekali dia dapat bertemu dengan Beppu dan Nara sehingga dia bisa mendapatkan tumpangan untuk melewati Gurun Zuci tanpa harus susah payah berjalan.  Tak beberapa lama kemudian, Melinda berbisik kepada Dragon, sepertinya Melinda sedang menginstruksikan sesuatu kepadanya. Melinda menyuruh Dragon untuk mendekatkan telapak tangannya kepada luka di tubuh wanita yang sedang terbaring di hadapannya itu. Awalnya Dragon tidak mau melakukan hal tersebut, karena itu bukanlah sebuah tindakan yang sopan untuk dilakukan disaat seperti ini, tetapi Melinda terus saja memaksa serta meyakinkan Dragon untuk melakukan hal itu, katanya dia ingin mencoba kemampuan dari kekuatan yang telah lama tak digunakannya. Maka dari itu dengan perasaan takut serta ragu-ragu, Dragon mulai mencoba untuk mendekatkan telapak tangannya kepada luka di bagian perut wanita tersebut.  Lalu tiba-tiba telapak tangan Dragon mengeluarkan cahaya, dan hal itu membuat Dragon jadi sedikit panik karena kaget. Cahaya tersebut menyinari dan menyembuhkan luka-luka yang ada di tubuh wanita itu. Melinda menjelaskan bahwa kekuatannya berasal dari elemen cahaya, dan dia dapat menggunakan kekuatan cahayanya tersebut untuk melakukan penyembuhan terhadap luka-luka goresan dan sayatan, sehingga dulu kekuatannya itu juga sangat berguna untuk membantu teman-temannya yang terluka dalam pertarungan. Tapi kekuatan penyembuhan itu tidak dapat digunakan untuk luka yang lebih parah dan lebih dalam dari ini.  Saat Melinda masih menjelaskan tentang hal itu kepada Dragon, tiba-tiba wanita yang sedang disembuhkan oleh cahaya dari tangan Dragon tersebut, perlahan membuka matanya dan kemudian dia kaget saat melihat Dragon yang sedang menjulurkan tangan ke tubuhnya. Dengan seketika dia langsung berteriak sekencang-kencangnya, karena menganggap bahwa Dragon sedang melakukan tindakan macam-macam terhadap dirinya. Lalu Dragon benar-benar dihajar habis-habisan di dalam kereta kuda itu.  Tak lama kemudian, setelah Dragon sudah selesai dihajar, Beppu terlihat sedang mengintip ke dalam sambil menjelaskan semua yang telah terjadi kepada wanita yang baru siuman itu, sedangkan wajah Dragon terlihat sudah babak belur. Wanita itu juga menyadari bahwa luka yang ada di perut bagian sampingya telah sembuh total, dan hal itu terjadi karena jasa Dragon yang telah menyembuhkannya. Maka dari itu dia segera meminta maaf kepada Dragon karena telah salah paham. Lalu Dragon menerima permintaan maaf itu dan tidak mempermasalahkannya sama sekali.  Melinda berbisik kepada Dragon. “Aku juga minta maaf padamu, karena aku, kau jadi babak belur sampai seperti ini.”  “Diam.” Ucap Dragon kepada Melinda dengan nada berbisik.  Setelah itu, wanita yang ada di hadapan Dragon langsung memperkenalkan dirinya kepada orang yang telah menyembuhkannya tersebut. Namanya adalah Tatsui, dan dia adalah seorang ahli beladiri dari sebuah Desa kecil di wilayah timur. Tatsui sedang melakukan perjalanan seorang diri untuk menuju ke suatu tempat. Waktu itu dia tidak sengaja berpapasan dengan Beppu dan Nara yang sedang diganggu oleh komplotan perampok. Nara dan Beppu tidak berdaya ketika para perampok itu akan mengambil paksa barang-barang bawaan mereka. Maka dari itu Tatsui segera bertindak dan menolong mereka berdua, dia mendatangi lalu melawan para perampok itu dengan serangan-serangan mematikannya, lalu akhirnya dia berhasil menghajar serta mengalahkan mereka semua tanpa tersisa. Walaupun dalam pertarungan tersebut, Tatsui juga mendapat luka sayat yang cukup parah di bagian perutnya.  Setelah para perampok itu melarikan diri, Tatsui langsung ambruk dan tak sadarkan diri karena luka-luka yang dideritanya, juga karena dia sudah kelelahan. Saat melihat hal itu, Nara dan Beppu langsung saja memberikan pertolongan pertama terhadap luka-luka Tatsui dengan cara membersihkan dan membalutnya. Mereka berdua memutuskan untuk membawa Tatsui ke Desa atau Kota terdekat supaya lukanya dapat benar-benar disembuhkan oleh tabib, Tetapi Tatsui yang sempat siuman, bersikeras tidak mau dibawa ke tabib terdekat, dia ingin segera diantarkan saja ke tempat tujuannya, yakni kota Togu di wilayah Kerajaan Nexus.  Tatsui berkata kepada Nara dan Beppu bahwa tujuannya saat ini adalah Kota Togu. Katanya dia sudah harus sampai di Kota Togu dalam waktu dua hari, maka dari itu Tatsui bersikeras ingin segera sampai disana dan tidak mau dibawa ke tempat lain, dia juga meyakinkan Nara dan Beppu supaya tidak usah terlalu memikirkan tentang luka-lukanya, dan biarkan saja luka-luka tersebut sembuh dengan sendirinya selama di perjalanan nanti. Karena Kota Togu juga merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Nexus, itu artinya arah tujuan mereka Semua sama.  Walaupun di sepanjang perjalanan tersebut, Nara dan Beppu selalu merasa sangat cemas terhadap kondisi Tatsui. Namun tak disangka, rupanya kini luka-luka Tatsui dapat sembuh total berkat pertolongan dari Dragon. Bahkan Beppu sangat kagum karena Dragon tak hanya sudah membantu memperbaiki roda kereta kuda mereka, tapi dia bahkan juga telah menyembuhkan luka Tatsui. Lalu Nara bilang bahwa pertemuan mereka dengan Tatsui dan Dragon merupakan sebuah keberuntungan yang besar, karena semua masalah yang sedang mereka hadapi dalam perjalanan, kini sudah tuntas sepenuhnya. Mereka semua sangat berterima kasih kepada Tatsui dan Dragon Atas pertolongan-pertolongannya.  Dragon terlihat sangat gugup dan canggung saat menerima pujian-pujian itu. Sedangkan Melinda hanya tertawa sendiri saat mendengar hal tersebut. Dragon berkata bahwa dirinya juga tidak tahu dengan apa yang telah dia lakukan, semuanya terjadi begitu saja, dan dia juga bersyukur karena kini Tatsui telah sembuh kembali.  Kemudian mereka saling mengobrol ringan di sepanjang perjalanan itu. Tatsui bertanya kepada Dragon mengenai tujuannya ke Kerajaan Nexus, dan Dragon hanya menjawab bahwa dirinya memiliki urusan dengan seseorang disana. Dragon sama sekali tidak memberitahukan mengenai Flaur ataupun tujuannya untuk mencuri bola Aporion karena batu mantra yang ada di dalam tubuhnya akan berdenyut dan memberikannya rasa sakit jika Dragon sampai menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Dia juga tidak menceritakan mengenai Melinda dan kekuatan lempengan emas yang ada di bahunya itu, karena Melinda melarangnya untuk memberitahukan tentang dirinya kepada orang lain. Maka dari itu, Dragon beralasan bahwa lempengan emas itu hanyalah sebuah hiasan. Banyak sekali hal yang Dragon rahasiakan terhadap orang-orang yang baru dikenalnya itu, namun itu semua demi kebaikan dirinya juga.  Lalu Dragon juga bertanya kepada Tatsui mengenai apa tujuannya pergi ke Kota Togu, dan mengapa Tatsui harus sudah tiba disana dalam waktu dua hari. Kemudian Tatsui mulai menjelaskannya kepada mereka semua yang ada di kereta kuda itu, karena kini kondisinya sudah membaik.  “Tujuanku ke Kota Togu adalah untuk ikut serta dalam Turnamen yang selalu diselenggarakan disana setiap empat tahun sekali. Siapapun boleh ikut dalam Turnamen tersebut, dan peserta yang mendaftar selalu banyak, dikarenakan hadiahnya yang sangat besar. Maka dari itu aku tidak boleh sampai datang terlambat, jika sampai terlambat maka aku tidak akan kebagian jatah sebagai peserta. ” Kata Tatsui.  “Kalau aku boleh tahu, hadiahnya berapa?” Dragon penasaran.  “Hadiahnya adalah 500 keping emas. Apakah Tuan Dragon juga akan mengikuti Turnamen itu?”  “Tidak, aku tidak berniat untuk ikut walaupun hadiahnya memang besar, karena aku tidak punya waktu untuk ikut serta dalam Turnamen tersebut... Maaf, tapi bisakah kau jangan memanggilku Tuan Dragon, panggil namaku saja.” Pinta Dragon kepada Tatsui.  “Baiklah kalau begitu, Tuan Dragon... Eh maksudku Dragon.” Ucap Tatsui, lalu dia melanjutkan perkataannya, “Sayang sekali, padahal aku sangat ingin menyaksikanmu unjuk kebolehan disana.” Kata Tatsui sambil tersenyum.  Kemudian Dragon bertanya lagi, “Kalau aku boleh tahu, kau akan menggunakan uang hadiah itu untuk apa nantinya?”  Tatsui terdiam sejenak, lalu dia menjawab. “Sekitar 1 setengah tahun yang lalu, Desa tempat tinggalku diserang oleh seorang penyihir jahat beserta para anak buahnya.”  "Oh ya, siapakah nama penyihir jahat itu?" Tanya Dragon.  "Namanya adalah Stellan flaur."  Setelah Tatsui memberitahu nama Penyihir itu kepada Dragon, maka seketika itu juga wajah Dragon langsung terlihat pucat, dia tidak tahu harus berkata apa, karena dia tidak bisa memberitahu Tatsui mengenai urusannya dengan Flaur. Dan kalaupun Tatsui tahu bahwa saat ini Dragon sedang menjalankan tugas dari Flaur, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Maka Dragon hanya diam saja sambil mendengarkan cerita dari Tatsui.  “Aku dan para petarung di Desa kami, tidak dapat menghentikan mereka, kami semua kalah dari pasukannya. Flaur membunuh dan menculik banyak orang dari Desa kami. Ayahku yang merupakan kepala Desa juga ikut dibawa oleh Flaur... Sampai sekarang aku tidak tahu, entah kemana dia membawa pergi ayahku beserta penduduk desa yang lain.” Ucap Tatsui dengan raut wajah yang menunjukan kesedihan mendalam.  Sepertinya Dragon tahu mengenai ayah Tatsui dan dimana keberadaannya, tetapi dia tidak dapat memberitahukannya. Jadi dia hanya berkata. “Tidak usah khawatir, ayahmu pasti baik-baik saja. Jangan berpikiran buruk.” Ucap Dragon.  "Terima kasih untuk nasehatnya.” Tatsui berterima kasih kepada Dragon sambil mengusap air matanya.  Dragon menganggukan kepalanya, lalu Tatsui kembali berbicara. “Setelah penyerangan itu, warga Desa kami yang tersisa, mencoba untuk kembali bangkit dari kesedihan dan keterpurukan kami. Sekarang kami semua sedang berusaha untuk membangun kembali Desa kami yang telah dihancurkan oleh Flaur beserta para anak buahnya. Karena itu, kami membutuhkan uang yang sangat banyak untuk dapat memperbaiki segalanya... Turnamen itu adalah satu-satunya harapan bagi kami semua. Dan ini adalah tanggung jawab besar yang harus kuemban demi terwujudnya harapan dari para penduduk di desaku.”  “Wah, kau benar-benar memiliki sebuah tujuan yang sangat besar, demi desamu. Aku harap kau akan berhasil dan memenangkan hadiah dari Turnamen itu.” Ucap Dragon sambil menyemangati Tatsui. Lalu Tatsui hanya tersenyum dengan wajah yang memerah.  “Aku berharap, Dragon juga dapat mengikuti Turnamen itu... Supaya kita bisa saling menunjukan kemampuan kita.” Kata Tatsui bersikeras.  “Sayang sekali, mungkin lain kali saja.” Jawab Dragon sambil tersenyum.  Setelah melalui waktu perjalanan yang cukup panjang semalaman, akhirnya kereta kuda yang mereka tumpangi telah tiba di Gurun Zuci. Tumpukan pasir yang sangat besar dan luas, terbentang sejauh mata memandang. Karena sudah memasuki waktu tengah hari, maka suhu udara di gurun itu terasa sangat panas, sampai-sampai Beppu dan Nara pun terlihat sedang mengemudikan kereta kuda sambil bertelanjang d**a. Kereta kuda yang mereka kendarai, berjalan di sepanjang jalan setapak yang terhampar cukup lebar disana, karena memang sudah tersedia sebagai jalur aman bagi para pengelana dan pedagang yang akan melintasi Gurun Zuci.  Dragon dan Tatsui masih terlihat sedang mengobrol ringan di dalam kereta kuda itu, lalu tiba-tiba Nara berteriak memanggil nama Dragon dan Tatsui, untuk memberitahu mereka bahwa ada suatu pemandangan yang mungkin jarang terlihat oleh orang awam. Yakni, Ular raksasa Gurun zuci sedang menampakan diri. Ular raksasa yang disebut-sebut sebagai hewan agung penjaga Gurun tersebut, memang jarang sekali menampakan dirinya, maka dari itu Nara dan Beppu terlihat sangat antusias ketika melihatnya. Dragon dan Tatsui juga segera menengok keluar untuk dapat melihat pemandangan menakjubkan tersebut. Mereka terlihat sangat terkesan saat melihat ular raksasa itu meliuk-liuk di dalam pasir, seperti sedang berenang di dalam air. Seluruh wilayah Gurun Zuci ini adalah daerah kekuasaannya, dan tidak ada yang berani macam-macam terhadap hewan agung tersebut.  “Dulu aku sering sekali datang kesini untuk melihatnya, dan kini sepertinya dia sudah tumbuh menjadi semakin besar dan kuat. Aku sangat kagum sekaligus ingin menangis.” Kata Melinda kepada Dragon.  “Kenapa kau ingin menangis?” Tanya Dragon.  “Karena setelah sekian lama, kupikir aku tidak dapat melihat pemandangan yang seperti ini lagi.” Jawab Melinda, lalu Dragon menanggapi jawaban tersebut dengan berkata, “Oh begitu... Lihatlah selama mungkin yang kau mau.” Kata Dragon sambil tersenyum.  Kemudian Tatsui bertanya kepada Dragon. “Kau sedang berbicara dengan siapa?”  “Eh, anu, aku hanya sedang bergumam sambil mengagumi ular raksasa itu.” Jawab Dragon,  Setelah itu Dragon merasakan adanya keanehan, karena ular raksasa yang sedang dilihatnya tersebut, jaraknya semakin dekat dengan kereta kuda yang sedang dia tumpangi. Ular raksasa itu seolah-olah sedang mendekat ke arah mereka sambil menyelam di dalam pasir. Seluruh pasir di sekitar kereta kuda itu tiba-tiba bergemuruh.  Tiba-tiba, laju Kereta kuda tersebut jadi semakin melambat, karena kudanya merasakan ada sesuatu yang sedang bergerak di bawah kaki mereka, setelah itu kereta kuda tersebut berhenti. Nara dan Beppu merasa kebingungan dan sedikit khawatir setelah hal itu terjadi. Mereka berdua takut jika ular raksasa itu akan menabrak kereta kuda mereka, ditambah lagi dengan kuda milik mereka yang terlihat panik dan berontak tanpa henti.  Dragon segera keluar dan menuruni kereta kuda diikuti oleh Tatsui di belakangnya, dia ingin memastikan bahwa ular raksasa itu hanya sekedar lewat saja dan tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Tatsui dan Dragon segera membantu Nara dan Beppu untuk menenangkan kuda mereka.  Lalu tiba-tiba secara mengejutkan, ular raksasa Gurun zuci mendadak muncul dan keluar dari dalam pasir di dekat tempat mereka sedang berada. Ular itu menunjukan tubuh serta kepalanya yang sangat besar, yang mampu melahap sebuah rumah dan menelannya secara langsung. Dragon dan yang lainnya terlihat sangat kaget karena tidak pernah menduga bahwa hal itu akan terjadi. Seekor ular raksasa agung penjaga Gurun tersebut, sedang berada di hadapan mereka sambil menatap mereka semua dengan kedua matanya, yang memancarkan sorotan tajam. Sedangkan Dragon dan kawan-kawan hanya terperangah dengan mulut yang menganga, saat menyaksikan hal tersebut, sambil berpikir, sekarang apa yang akan terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD