Chapter fourteen : Dagger vs Claw

3124 Words
 Dalam Turnamen Kota Togu yang berlangsung di Stadion Amritzer, 14 peserta telah selesai menjalankan pertarungan, dan dari 14 orang peserta tersebut, 7 orang telah berhasil menjadi pemenang serta berhak untuk maju ke babak pertarungan yang selanjutnya, dimana nantinya para pemenang tersebut akan saling berhadapan satu sama lain.  ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) ( Azter ) ( Zhoei ) ( Ajora ) ( Bernie Zarr ) (Glauss vs Dragon)  Sekarang, hanya tinggal satu pertarungan lagi yang tersisa, untuk menentukan siapakah peserta yang akan menjadi pemenang ke 8. Ini adalah pertarungan terakhir yang akan menutup babak pertama dalam Turnamen Kota Togu, yakni pertarungan antara Dragon melawan seorang Kesatria luar yang bernama Glauss. Nama Dragon masih terdengar asing bagi seluruh penonton yang sedang menyaksikan Turnamen Kota Togu, sedangkan nama Glauss lebih dikenal oleh banyak orang, karena dia adalah seorang Kesatria luar yang telah banyak mengalahkan penjahat serta sering melayani dan melindungi masyarakat, sehingga namanya lebih digaungkan oleh kebanyakan orang yang ada disana.  Para penonton di seluruh tribun bersorak sambil menyerukan nama Glauss berkali-kali untuk menunjukan dukungan mereka terhadap Kesatria luar tersebut, suasana disana lebih terasa meriah dari sebelumnya, karena pertarungan yang akan berlangsung merupakan pertarungan terakhir di hari ini, seluruh penonton terlihat sangat bersemangat.  “Baiklah para hadirin sekalian! Apakah kalian sudah siap untuk menyaksikan pertarungan selanjutnya?!!” Teriak sang Pembawa acara, yang dijawab oleh suara para penonton yang sangat meriah dan bersemangat.  Lalu sang Pembawa acara melanjutkan perkataannya, “Baiklah, dua peserta yang akan bertarung selanjutnya adalah Glauss melawan Dragon! ... Pada formulir pendaftaran Turnamen, Dragon menulis bahwa dirinya adalah seorang pandai besi, apakah seorang pandai besi dapat mengalahkan seorang Kesatria luar terkenal yang bernama Glauss? Mari kita saksikan bersama-sama Pertarungan mereka berdua!”  Dragon segera berdiri dari kursinya dengan badan yang tegap, kemudian Tatsui dan Gill menyemangati dirinya yang akan melaksanakan pertarungan. Dia diikuti oleh Glauss dari belakang menuju ke atas lantai arena Turnamen. Lalu setelah mereka berdua telah sampai disana, mereka berdua saling bertatap mata, dan saling memperhatikan satu sama lain, Glauss memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Dragon, dengan pakaian tunik berwarna merah, dan kedua tangan yang dibalut perban.  Seluruh penonton memberi dukungan yang sangat meriah terhadap Glauss, lalu sambil tersenyum, Glauss berbicara kepada Dragon. “Perkenalkan, namaku adalah Glauss sang cakar naga. Aku adalah seorang Kesatria luar yang paling terkenal di seluruh penjuru wilayah Kerajaan Nexus, kau pasti mengenalku kan?”  “Tidak tahu, tidak pernah dengar.” Ucap Dragon dengan ekspresi wajah datar.  “Apa?” Glauss seakan sangat terkejut mendengar hal itu. Kemudian dia melanjutkan perkataannya, “Selain di Kerajaan Nexus, namaku juga sangat terkenal di Kerajaan lain, apakah kau tidak pernah mendengarnya?” Tanya Glauss dengan ekspresi wajah yang sangat penasaran.  “Tidak.” Jawab Dragon secara singkat.  “... Ya- ya sudahlah, tidak masalah, yang penting sekarang kau sudah tahu siapa aku.” Kata Glauss sambil menunjukan ekspresi wajah yang terlihat lebih tenang.  “Kau sedang berusaha untuk menghibur dirimu sendiri ya?” Tanya Dragon.  “Apa kau bilang?!” Kata Glauss dengan nada marah.  Lalu beberapa saat kemudian, sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan mereka telah dimulai, maka dari itu Glauss segera membuka perban yang membalut kedua tangannya sambil berkata, “Terserah kau saja. Aku tidak peduli walaupun kau tidak mengenalku, yang penting sekarang ini aku akan menunjukan kekuatanku padamu, dan aku akan membuatmu mengingat namaku untuk selamanya.”  Glauss menunjukan apa yang ada di balik perban yang sedang dilepasnya itu, ternyata tangan yang dimilikinya itu bukanlah tangan manusia biasa, namun tangannya itu lebih mirip seperti cakar seekor naga bersisik hijau, yang terlihat sangat kuat dengan kuku-kuku tajamnya, yang siap digunakan untuk mencabik-cabik tubuh lawan.  “Oh, jadi kau punya cakar kadal.” Ucap Dragon sambil merasa terpukau.  “Cakar naga! Ini adalah cakar seekor naga! Bodoh!” Teriak Glauss karena kesal setelah diledek oleh Dragon. Kemudian dia melanjutkan perkataannya, “Oh iya, cepat kau keluarkan dan tunjukan pedangmu padaku, lalu kita bertarung!"  "Aku tidak akan menggunakan pedang ini." Ucap Dragon.  "Apa? Jadi kau mau menghadapiku menggunakan tangan kosong? Jangan meremehkanku ya." Ujar Glauss.  "Tidak, aku akan menggunakan sesuatu yang lain."  "Waw. Jadi kau punya kekuatan tersembunyi ya? Baiklah kalau begitu ... Karena namamu adalah Dragon, apakah kekuatanmu itu juga ada hubungannya dengan seekor naga? Sama sepertiku.” Tanya Glauss.  “Tidak juga.” Kata Dragon sambil memunculkan dua buah pisau belati di tangannya.  Hal itu membuat seluruh penonton menjadi sangat terpukau, setelah melihat pisau belati yang tiba-tiba muncul di kedua tangan Dragon, begitupun juga dengan sang Pembawa acara yang mulai memuji kekuatan Dragon tersebut, ada juga beberapa orang penonton di tribun yang pernah menyaksikan Dragon mengeluarkan pisau belatinya itu, ketika dia sedang berurusan dengan Kalpen dan Zhoei di gerbang Kota Togu.  “Hey, dia adalah orang yang waktu itu kan?”  “Iya benar, itu dia orangnya. Yang menantang kakak beradik angkuh itu.” Begitulah percakapan di antara beberapa penonton yang ada di tribun.  Kemudian Glauss tersenyum lebar setelah melihat apa yang telah dikeluarkan oleh Dragon, lalu tanpa banyak bicara lagi, Glauss langsung berlari ke arah Dragon, sambil memuji pisau belati yang terlihat sangat mengkilap itu. Dan dengan penuh semangat, Dragon juga berlari ke arah Glauss. Mereka berdua saling bertemu di tengah-tengah arena dengan cakar dan pisau belati yang akan saling berbenturan.  Bagai saling bersahutan, cakaran dan sayatan dari kedua belah pihak terus dilancarkan serta dihindari oleh satu sama lain. Sepertinya Dragon merupakan lawan yang cukup setara bagi Glauss, karena mereka berdua terlihat seimbang, serta dapat menahan dan menghindari serangan dari masing-masing lawan dengan cepat.  Mereka berdua terlihat sangat menikmati pertarungan tersebut, setiap benturan dari cakar dan pisau belati yang mereka gunakan terdengar seperti alunan musik penambah semangat di telinga kedua orang itu. Yang sedang melangsungkan pertarungan secara sengit.  Mereka berdua berbicara kepada satu sama lain, sambil tetap dalam keadaan bertarung. Glauss yang pertama kali memulai obrolan.  “Aku bisa mengalahkan ratusan orang dalam waktu singkat. Namun sekarang, hanya menghadapi satu orang sepertimu saja, kenapa susah sekali? Kau bisa mengimbangi gaya bertarungku, kau memang bukan orang sembarangan.” Kata Glauss.  “Jangan meremehkanku, tangan kadal. Lihat saja, kau pasti akan kukalahkan.” Ujar Dragon.  “Aku tidak meremehkanmu, Pandai besi!” Kata Glauss yang terlihat sangat kesal.  “Jangan bawa-bawa profesiku, tangan kadal!” Kata Dragon membalas perkataan dari Glauss.  “Kau yang mulai duluan menyebutku tangan kadal, dasar Pandai besi!!” Ujar Glauss.  Sepertinya semakin lama pertarungan tersebut semakin memanas, sehingga suasana panas tersebut mempengaruhi para penonton yang sedang menyaksikan mereka bertarung, dan menjadikan seuruh tribun bergemuruh, karena mereka berdua tak hanya bertarung dengan adu fisik saja tetapi juga dengan adu mulut. Sementara itu di tribun penonton Khusus peserta, Gill yang sedang duduk berdua dengan Tatsui, juga melangsungkan obrolan.  “Mereka berdua memiliki gaya bertarung yang sama.” Ucap Gill.  “Maksudmu?” Tanya Tatsui kepada Gill dengan ekspresi wajah penasaran.  “Mereka berdua adalah tipe orang yang sangat bersemangat, dan hal itu kadang bisa membuat mereka bertarung secara membabi buta. Itulah kesamaan di antara mereka berdua.” Jelas Gill kepada Tatsui.  “Memang benar sih, Dragon mempunyai sedikit masalah dalam mengendalikan emosinya.” Kata Tatsui.  “Tapi lihatlah, sepertinya Glauss lah yang bisa bersikap lebih tenang.”  “Hmm, ya. Ketenangan memang adalah kunci untuk bisa memenangi sebuah pertarungan.” Ucap Tatsui.  Dragon dan Glauss masih terlihat terus saling menyerang satu sama lain, pertarungan sengit mereka mampu memukau para penonton, tidak bisa diketahui siapa yang lebih unggul dan siapa yang sudah kewalahan. Dragon benar-benar tidak dapat menemukan celah sama sekali untuk melukai tubuh lawannya itu, begitupun juga dengan Glauss yang terlihat sangat berusaha keras supaya dapat melukai tubuh Dragon.  Sambil terus melancarkan serangan dan menghindari serangan dari Glauss, Dragon berpikir dalam benaknya. Dia membayangkan perkataan yang pernah diucapkan oleh gurunya. Saat mereka sedang berlatih bertarung. Waktu itu, ketika Dragon sedang berlatih dengan gurunya, tidak ada serangan dari Dragon yang benar-benar dapat mengenai tubuh gurunya, lalu secara cepat, tiba-tiba kepala Dragon terkena pukulan dari pedang kayu milik gurunya, hingga dia jatuh tersungkur mencium tanah, kemudian gurunya berkata.  (“Kau itu memiliki gaya bertarung yang terlalu sembrono karena terbawa emosi. jika kau ingin menjadi lebih dari hanya seorang Prajurit biasa, hilangkanlah kebiasaanmu itu .... Apakah kau tahu, apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan orang termakan emosi? ... Aku hanya perlu bersikap tenang, lalu aku pasti akan mendapati banyak celah yang terbuka. Dan hal itu juga berlaku untukmu nak, kau harus bisa mengendalikan emosimu yang selalu meluap-luap itu. Supaya orang lain sulit menemukan celah untuk menyerangmu. Kau harus bisa menekan serta menahannya satiap kali kau sedang berada dalam sebuah pertarungan, ingat itu.”)  Perkataan dari gurunya itu, membuat Dragon berusaha untuk bersikap lebih tenang saat dia sedang menghadapi sebuah pertarungan, maka dari itu sembari terus menahan dan menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Glauss. Dengan perasaan tenang, Dragon juga berusaha untuk menemukan celah yang tepat supaya serangannya dapat mengenai lawannya itu.  Hingga akhirnya Dragon berhasil, dia menemukan celah untuk menyerang. Lalu dengan cepat, pisau belati yang ada di tangannya itu berhasil menyayat pundak Glauss hingga berdarah, dan setelah konsentarsi Glauss sedikit terbuyarkan akibat serangan tersebut, maka Dragon segera melancarkan serangan lain. Dia menendang tubuh Glauss hingga tersungkur ke belakang lalu terkapar di lantai.  Kemudian, Glauss segera meloncat supaya dapat berdiri kembali dengan cepat. Setelah itu dia berkata, “Kau memang hebat, tapi jangan kaupikir bahwa aku akan kalah hanya dengan luka seperti ini.”  “Datanglah kemari !!” Teriak Dragon.  “Hyaaa !!!” Mereka berdua berteriak sambil berlari untuk kembali bertarung secara habis-habisan.  Mereka kembali saling serang, tubuh Glauss menjadi semakin panas hingga mengeluarkan uap, dan hal tersebut membuat pergerakan o menjadi sedikit terganggu, sehingga dengan mudah Dragon mampu mendaratkan lagi sebuah sayatan pada pinggang kemudian pada sisi perut Glauss, dan Dragon juga berhasil memukul wajah Glauss lalu menendang lagi tubuhnya hingga terhempas cukup jauh.  Setelah itu, Glauss kembali berdiri dengan tubuh yang mengeluarkan cukup banyak uap. Ketika Dragon menatap Glauss dengan sangat serius, dia melihat adanya keanehan pada diri Glauss. Yakni, mata Glauss berubah menjadi seperti mata hewan reptil. Lalu Sekujur tubuhnya mengeluarkan hawa panas, dan seluruh permukaan kulitnya seakan-akan mempunyai sisik. Sepertinya saat ini tubuh Glauss mulai berkembang ke mode yang lebih kuat dari sebelumnya.  "Sudah lama aku tidak merasakan sensasi pertarungan yang seperti ini ... Kau benar-benar membuatku sangat bersemangat. haha." Ucap Glauss yang wujudnya sudah sedikit berubah.    “Wah, kau benar-benar berubah menjadi seperti kadal.” Ucap Dragon.    “Naga!! Bukan kadal! Sudah kubilang kan, aku ini berjuluk si cakar naga! Tubuhku ini sudah dicampur  dengan DNA seekor naga. Aku adalah manusia hybrid, atau sering disebut juga sebagai manusia setengah hewan ... Sekarang aku sudah ada dalam mode rampage, yakni suatu keadaan dimana kondisi fisikku meningkat secara drastis. Tak kusangka kau bisa membuatku sampai bertarung menggunakan mode ini.” Kata Glauss.    “Meningkat secara drastis ya?” Dragon bertanya-tanya sambil terus memperhatikan Glauss.    Lalu tanpa banyak bicara lagi, Glaus segera berlari dengan cepat hingga tiba-tiba dirinya sudah berada di dekat wajah Dragon. Yang seketika merasa terkejut, dan tanpa sempat berbuat apa-apa, sebuah luka cakaran tiba-tiba sudah ada di perutnya, hingga rompi yang ada di tubuh Dragon robek, lalu tubuh Dragon terhempas cukup jauh sampai ke tepian arena. Setelah itu Glauss kembali menghampiri Dragon dengan sangat cepat. Namun kali ini Dragon segera melompat ke samping untuk menghindari cakaran dari Glauss yang mampu menghancurkan lantai, lalu Dragon segera berdiri kembali supaya dapat berlari menjauh sambil menghindari semua serangan yang dilancarkan oleh Glauss di belakangnya. Dragon mengeluarkan banyak pisau belati yang kemudian dilemparkannya ke arah Glauss secara beruntun, tapi semua serangan dari pisau belati tersebut berhasil ditepis oleh cakar Glauss, lalu setelah Glauss sudah semakin dekat dengan tubuh Dragon, dia segera menendang kepala Dragon sampai tubuh Dragon terhempas lagi ke tepian arena di sisi sebelahnya. Dragon benar-benar kewalahan mengimbangi kecepatan serta kekuatan milik Glauss yang sudah meningkat pesat dalam waktu singkat tersebut.  Bahkan setelah Dragon telah berdiri kembali, Glauss sudah berada di hadapannya tanpa dia sadari, lalu Glauss melancarkan sebuah pukulan yang sangat keras ke dagu Dragon, kemudian memukul pipi Dragon ke samping hingga tubuh Dragon kembali terhempas, lalu pedang milik Dragon terlepas dari punggungnya dan terlempar cukup jauh. Dragon benar-benar dihajar habis oleh Glauss hingga sekujur tubuhnya dipenuhi banyak luka. Perut Dragon dipukul dengan sekuat tenaga, hingga terpental lagi ke tepian arena. Lalu sambil menahan rasa sakit di perutnya, Dragon berbicara kepada Melinda.    “Dia kuat sekali, apakah kau mempunyai kekuatan yang berguna untuk saat-saat seperti ini?” Tanya Dragon kepada Melinda.    “Kurasa ini saatnya kau mulai menggunakan pedangmu itu!” Suruh Melinda kepada Dragon.    “Pedangku terlempar ke sisi lain dari arena ini. Tapi walaupun saat ini pedangnya ada padaku, aku tetap tidak akan menggunakannya.” Ucap Dragon.    "Kau ini keras kepala sekali." Ujar Melinda.  Lalu tangan Dragon yang sedang memegangi perut, mulai memancarkan cahaya, yang merupakan cahaya penyembuh dari Melinda, sehingga kini bagian perut Dragon jadi terasa baikan. Dengan kekuatan penyembuhan dari Melinda, perut Dragon yang mengalami luka kini sudah sedikit terobati.  Kemudian Glauss kembali mendekati Dragon, dengan cakarnya yang diarahkan ke hadapan wajah Dragon, sambil bertanya. “Apa yang sedang kau lakukan?!”  Lalu secara mengejutkan, Dragon segera berdiri kembali dengan tubuh yang tegap, dan hal itu membuat Glauss jadi bertanya-tanya. “Ke- kenapa kau tampak tidak lagi merasa kesakitan? Apakah kau memiliki kekuatan untuk memulihkan diri?” Tanya Glauss.    “Walaupun tubuhku ini tidak pulih sepenuhnya. Tapi tenaga sisa yang kumilik ini sudah cukup untuk mengalahkanmu!”    “Apa kau bilang!” Ujar Glauss.    "Hyaaa!" Teriak Dragon yang kembali melancarkan berbagai serangan kepada Glauss.    “Waah ... Mereka berdua benar-benar para petarung yang sangat hebat, keduanya memberikan perlawanan yang sangat sengit, mari kita lihat siapa diantara mereka berdua yang akan menang? ... Tetapi sepertinya Glauss yang lebih unggul.” Kata sang Pembawa acara.    Dengan bersusah payah, Glauss berusaha untuk kembali mendaratkan serangan ke tubuh Dragon, namun dengan cekatan, Dragon berhasil menghindari semua serangan tersebut. Tetapi lama kelamaan Glauss akhirnya berhasil mencengkram pundak Dragon, lalu dia melemparkan Dragon hingga terbanting ke samping. Setelah itu Glauss segera mendaratkan serangan pamungkas, berupa cakaran yang akan menikam langsung tubuh Dragon yang sedang dalam keadaan terkapar di lantai. Namun cahaya yang menyilaukan mata, segera keluar secara singkat dari lempengan emas di bahu Dragon. Hal itu membuat konsentrasi Glauss sedikit buyar sehingga cakaran mautnya tidak berhasil mengenai tubuh Dragon, dan serangan dari cakarannya itu malah mengenai lantai arena hingga hancur.     Dragon telah berhasil menghindari serangan mematikan tersebut, dia sudah berada di jarak yang cukup jauh dari Glauss. Tapi kemudian setelah mengetahui dimana keberadaan Dragon, Glauss segera melesat lagi menuju ke arah Dragon, dengan kecepatan tinggi. Lalu dengan dua buah pisau belati di tangannya, Dragon sudah siap untuk menahan serta menangkis segala serangan dari Glauss, yang akan dilesatkan dengan sangat kuat kepadanya. Dengan sangat gesit, Dragon menghindari setiap ayunan dari cakar Glauss yang mengarah ke tubuhnya, sambil mencoba untuk menyayat tubuh Glauss menggunakan pisau belati yang ada di tangannya, namun percuma saja, karena pisau-pisau belati itu akan langsung terlepas dan terlempar jauh saat Glauss menahan serta menepis semua serangan dari Dragon. Dia benar-benar kewalahan untuk dapat mengimbangi kecepatan serta kekuatan dari Glauss, sehingga dirinya lagi-lagi harus mendapatkan luka cakar di bagian tangan, perut, serta kakinya. Namun itu semua tidak menghentikan usaha Dragon untuk terus menyerang Glauss, entah sudah berapa banyak pisau belati yang dia keluarkan, sehingga kini di lantai arena Turnamen tersebut sudah banyak pisau belati yang berserakan. Glauss juga sudah mulai jengkel karena Dragon masih saja belum tumbang, bahkan setelah berkali-kali dia terkena serangan dari cakar Glauss.    Lalu, karena semua serangan pisau belati dari tangannya selalu berhasil ditahan serta ditepis oleh cakar Glauss, maka Dragon juga mulai melemparkan beberapa pisau belati ke atas, sehingga kini selain harus menghindari serangan pisau belati dari depan, Glauss juga jadi harus menghindari banyak pisau belati yang berjatuhan ke arah kepalanya. Glauss benar-benar dibuat kerepotan oleh semua tindakan dari Dragon. Lalu Dragon melontarkan pertanyaan kepada Glauss, “Walaupun kekuatan fisikmu itu meningkat, tapi apakah kulit di tubuhmu itu menjadi keras?” Tanya Dragon.    “Apa maksudmu?” Glauss kebingungan.    “Karena aku pernah menghadapi hewan reptil yang kulitnya lebih keras daripada dirimu.”    Setelah itu Dragon mulai menunjukan gerakan menipu, Dragon seakan-akan sedang berusaha untuk menyayat wajah Glauss, lalu dengan cepat Glauss berhasil memegangi kedua tangan Dragon, sehingga Glauss jadi terlihat gembira karena kini dia hanya tinggal mematahkan kedua tangan Dragon tersebut. Namun itu merupakan bagian dari rencana Dragon. Karena sebenarnya, dia sedang mengincar sesuatu yang lain.    Mata Dragon terus menoleh ke arah atas, karena dia sedang mengincar pisau belati yang sebelumnya telah dia lemparkan ke atas. Saat pisau belati tersebut jatuh ke bawah, maka mulut Dragon segera menggigit gagang pisau belati yang jatuh dari atas tersebut, untuk kemudian segera dia tusukan ke d**a kanan Glaus dengan menggunakan mulutnya. Itu merupakan serangan yang cukup fatal dari Dragon.    “Akh! ... Ka- kau benar-benar.” Ucap Glauss, setelah dia mendapatkan luka tusukan di bagian dadanya itu. Sehingga dia jadi kehilangan banyak darah, dan hal tersebut membuat dirinya tumbang lalu jatuh dalam keadaan berlutut. Setelah itu dia memuntahkan darah dari mulutnya.  Sedangkan Dragon masih tetap berdiri dengan kondisi tubuh yang sudah sangat tak karuan dipenuhi luka-luka lebam serta cakaran, ekspresi wajahnya terlihat sudah benar-benar sangat kelelahan. Dengan nafas yang terengah-engah, Dragon masih memegang pisau belati di kedua tangannya, dan satu lagi di mulutnya sambil terus menatap Glauss dengan sorotan mata tajam.  Lalu setelah itu, Glauss berbicara kepada Dragon. “Wah, benar-benar pertarungan yang sangat menyenangkan. Kau bukanlah seorang pandai besi biasa ... Dragon.” Kata Glauss yang sudah mulai menyebut Dragon dengan nama. Kemudian tubuh Glauss ambruk ke lantai, dan tak sadarkan diri karena kehilangan cukup banyak darah. Maka dari itu sang Wasit memutuskan untuk segera menyatakan Dragon sebagai pemenangnya.  Lalu seketika itu juga para penonton bersorak untuk kemenangan yang telah diraih oleh Dragon, mereka semua merasakan semangat pertarungan yang sama seperti halnya Dragon dan Glauss, sang Pembawa acara juga tak henti-hentinya mengajak seluruh penonton di tribun untuk memberi dukungan serta tepuk tangan yang meriah bagi Dragon.  Kemudian, sambil menatap ke langit, Dragon melepaskan semua pisau belati yang sedang digenggamnya, begitupun juga dengan pisau belati yang ada di mulutnya, semuanya telah terjatuh ke lantai. Lalu Dragon segera memejamkan mata dan membuka mulutnya lebar-lebar, untuk kemudian berteriak sekencang-kencangnya di tengah arena yang menjadi pusat perhatian bagi semua orang itu. Dan hal tersebut membuat sorakan seluruh penonton menjadi lebih meriah lagi, sehingga suasana di dalam Stadion Amritzer menjadi lebih ramai dan lebih hidup dari sebelumnya  Beberapa saat kemudian, tubuh Dragon juga mulai terkulai lemas, dia jatuh dan terkapar di atas lantai arena. Dengan sangat cepat, para Penyihir medis yang sedang menangani Glauss juga segera datang menghampiri Dragon. Mereka berdua Langsung dibawa ke ruang perawatan untuk mendapatkan penanganan secara intensif.  “Benar-benar dua orang petarung yang berlebihan.” Ucap Bernie Zarr. Padahal pertarungan sebelumnya antara dia dengan Chap blaze juga tak kalah berlebihan.  “Dragon menang. Yeah!!” Gill terlihat sangat senang.  “Ya, dia benar-benar hebat.” Lalu setelah mengatakan hal itu, Tatsui segera berdiri dari kursinya, untuk pergi meninggalkan Gill. Kemudian dia berjalan pergi untuk meninggalkan tempat tersebut.  “Selanjutnya adalah giliran kita.” Kata Tatsui sambil menengok ke arah Gill lalu kembali berjalan pergi.  Kemudian Gill mengangguk sambil berkata, “Ya.”  Dengan berakhirnya pertarungan di antara Dragon dan Glauss, maka semua pertarungan para peserta Turnamen kini telah selesai dilaksanakan. Pertarungan mereka berdua menjadi pertarungan penutup bagi Babak pertama Turnamen Kota Togu yang diselenggarakan pada hari tersebut. Kini secara resmi. Sang Pembawa acara segera memberikan kata-kata perpisahan untuk menutup acara akbar itu. Pertandingan babak kedua Turnamen akan dimulai dan dilangsungkan pada esok hari di tempat yang sama, yakni di Stadion Amritzer.  Turnamen yang akan dilangsungkan besok akan mempertandingkan para peserta yang telah berhasil memenangkan pertandingan di babak pertama. ( Gill ) ( Tatsui ) ( M. Big hit ) ( Azter ) ( Zhoei ) ( Ajora ) ( Bernie Zarr ) ( Dragon )
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD