bc

You Can See Me in The Dark

book_age18+
42
FOLLOW
1K
READ
dark
sadistic
tragedy
Writing Challenge
no-couple
mystery
evil
crime
Writing Academy
wild
like
intro-logo
Blurb

Dunia. Satu kata yang penuh dengan sekelumit rahasia yang tak semuanya dapat dikulik. Rumit, sebuah kata yang dapat mendeskripsikannya dengan cukup tepat sasaran.

Begitu pula dengan sesosok ini. Rumit, penuh rahasia, dan tak sembarang orang dapat melihatnya. Bukannya tak kasat mata, namun keahlian yang dimilikinya membuat sesosok Gwen Voyez mampu membuat orang – orang tak dapat berpikir jernih dan memunculkan dugaan – dugaan konyol yang kian membuat Gwen tertawa keras mengamati dari sudutnya.

Namun sekali lagi, sepandai apapun Gwen ingin menyembunyikan fakta latar belakang hidupnya, maka semakin banyak pula orang – orang ingin menguliknya. Sosok pembunuh yang tak pernah diketahui kejelasannya apakah sosok tersebut merupakan manusia atau bukan.

Untuk menemui sosok tersebut, ada peraturan tak tertulis yang harus kalian ketahui.

1. Kegelapan adalah 100% kehidupannya. Maka kau hanya bisa menemuinya dikegelapan.

2. Kalian hanya dapat melihat bayangannya. Namun jangan salah, dia dapat mendengar bahkan hingga deru nafas dan detak jantungmu dari sisi tergelap tempatnya berada.

3. Jangan memaksanya menjawab pertanyaanmu. She never made a sound.

4. Menemuinya berarti ada dua kemungkinan yang terjadi. Dia menerima permintaanmu untuk membunuh seseorang, atau justru kau yang dibunuh olehnya.

Jadi tentukan dan yakinkan diri kalian. Dia tak akan pernah mendengar permohonan kalian untuk berhenti membunuh ketika diri kalianlah yang menjadi sasarannya.

“I can see you, but you can't see me. Aku senang melihat percikan darah muncul di kegelapan, akan ada jeritan kecil, you will beg me, but I just stay in the dark, camouflaged like a shadow. Bukankah itu terdengar menarik bahkan memacu adrenalinmu?”

Cover

Gambar: Pinterest

Font: Abys, Canva Free

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Dentang jam yang berasal dari bangunan menara jam dipusat kota terdengar dengan begitu keras sebanyak 1 kali. Menunjukkan bahwa waktu setempat telah memasuki pukul 1 malam. Hembusan angin menghempaskan dedaunan pohon – pohon besar yang tumbuh begitu rimbun, menimbulkan rasa mistis dan kelam dari salah satu sisi kota tersebut. Desis dan bisikan hewan malam cukup sunyi malam itu, seolah makin mendukung keheningan yang membuat orang – orang biasa akan lebih memilih merapatkan selimutnya, tertidur dikamar rumahnya yang terasa aman. Srak! Krukk! Batang serta dedaunan dari sebuah pohon disana bergerak, membuat sesosok pria yang semula duduk bersandar dibawahnya terkesiap dengan detak jantung bertalu – talu. Matanya bergerak cepat, gelisah. Deru nafasnya spontan terengah. Tangan kokoh pria itu bergetar dan mendingin seketika. “K-kau… aku…” pria itu menelan ludahnya kasar. Menutup matanya sekilas, berusaha mengumpulkan nyali menemui sosok yang sudah semingguan ini ditungguinya dibawah pohon oak tua yang rimbun. Ia tak mungkin mati sia – sia setelah selama itu menunggu sosok ini. Sosok yang kini bahkan bayangannya pun tak terlihat, namun pria itu yakin bahwa ia tak salah, itu adalah sosok pembunuh yang paling terkenal di kota itu selama 8 tahun ini, yang bahkan para polisi pun tak sekalipun dapat melihat kilasannya, meskipun dalam bentuk bayangan. Sosok terlihai dalam mencabut nyawa manusia, bahkan malaikat pencabut nyawa pun nampaknya bersaing dengan sosok ini dalam mengincar nyawa seseorang. “T-tolong… ada se-seseorang yang ingin kulenyapkan. Dia… dia wanita tua menyebalkan yang beg-itu pelit! Ibuku.. a-aku… aku ing-in kau melenyapkannya karena ak-u butuh har-harta warisan darinya!” tepat setelah pria itu menyelesaikan perkataannya, sosok yang berada dibalik batang pohon yang ditutupi rimbunnya dedaunan tersebut menengokkan wajahnya kearah samping menghasilkan suara deritan batang pohon tua akibat pergerakannya. Tak terlihat sama sekali memang, tapi pria itu seketika dapat merasakan sekujur bulu kuduknya merinding. Suara deritan pohon tua itu terdengar seolah mengejeknya detik itu. Sratt… clakk! Erghh… geghhh… Pria itu memelototkan kedua matanya. Tangannya meraih sebuah benda yang secara tiba – tiba menancap dilehernya dengan bergetar. Seketika darahnya berdesir serta seluruh otot tubuhnya melemas seolah dilolosi satu persatu, menyadari bahwa itu adalah sebuah pisau kecil yang sangat – sangat lancip. Benda tersebut menancap begitu dalam pada leher pria itu, membuat pria itu tergeletak seketika dan terkejang, kemudian kehilangan nyawa begitu saja. Oh, satu yang perlu kalian ketahui lagi. She knows everything, sebelum kalian menemuinya. Dan itu adalah rahasia yang sebagian besar orang tak pernah ketahui, hingga membuat mereka dengan nekat mengumpulkan nyali menemui sosok Gwen Voyez, tanpa mereka ketahui bahwa sosok Gwen telah memutuskan siapa yang akan terbunuh ditiap pertemuan dengan para manusia dungu yang memintanya untuk mencabutkan nyawa manusia lainnya. Drukk… Sosok itu turun dengan begitu mudah dari atas batang tempatnya berpijak tadi. Srakk.. srak.. Dedaunan kering yang jatuh diatas tanah makin memperjelas langkah misteriusnya. Sosok tersebut mengulurkan tangannya, memegang pisau lancip yang menancap dengan setia dileher pria tadi yang kini terlihat masih terkejang kecil, mungkin efek dari otot yang ada dalam tubuhnya. Bukannya mencabut pisau yang tertancap, tangan itu justru secara perlahan menggerakkan pisau dalam genggamannya kesamping, pelan namun pasti. Membuat tetes darah berubah menjadi kucuran darah yang mengalir deras tanpa dapat dicegah. Sudut mata sosok itu terangkat dalam kegelapan, seolah bahagia dan menikmati apa yang ia lakukan detik ini, melihat ada sosok tak berdaya mati dalam sekian detik karenanya dengan keadaan leher yang nyaris terpisah. Dengan santai ia mengusapkan darah yang melekat dipisaunya pada baju korbannya, lalu berdiri untuk kembali melangkah, pergi mengabaikan keadaan manusia yang telah meregang nyawa disana. “Kalian akan saling berebut harta hingga ke neraka…” - Seorang wanita paruh baya menggigil dalam kegelapan malam. Selama seminggu ini toko yang ia miliki telah ia tutup, terserang gangguan kecemasan mendadak membuatnya tak mampu menahan ketakutan tanpa sebab tiap mendapati seorang pelanggan yang ingin berbelanja ditokonya. Matanya mengedar keseluruh sudut toko takut – takut, tak bisa untuk terlelap dengan tenang sedetik saja meskipun raga tuanya telah lelah terjaga selama seminggu penuh. Putranya terbunuh seminggu lalu setelah bertengkar hebat dengannya. Wajah tua yang biasanya lebih sering terlihat sinis serta angkuh itu kehilangan identitasnya seketika. Cittt… Itu derit pintu yang terbuka. Spontan wanita tua itu menenggok kearah asal suara. Nafasnya terengah – engah, jantungnya bertalu kencang dan perutnya mulas seketika. Kedua tangannya bergetar, bukan efek usia namun efek ketakutan yang juga menghasilkan keringat dingin yang menetes tanpa dapat dicegah. Sebuah bayangan manusia dengan postur tinggi menjulang mulai nampak semakin jelas, diikuti langkah kaki yang kian mendekat. Detik demi detik terlewati, wanita paruh baya itu tak dapat mendengar apapun selain suara detak jantungnya. Dukk. Dukk.. dukkk… Sosok itu telah sampai didepan ruang tempat wanita tua itu berada yang tak tertutupi pintu. “Nyonya? Apa yang kau lakukan di-” “PERGI! JANGAN BUNUH AKU! PERGI! PERGI!!!” jerit wanita itu dengan histeris, menghasilkan kernyitan terkejut serta bingung dari manusia lainnya yang juga ada disana. “Sorry, apa maks-” “PERGI! KELUAR DARI RUMAHKU! PERGI!” pria yang berdiri didepan ruang tempat wanita paruh baya itu meringkuk hanya mengangkat bahunya acuh, tak paham dengan tingkah wanita paruh baya pemilik toko tempatnya biasa membeli kebutuhan pokoknya. ‘mungkin karena baru saja kehilangan putranya.’ Itu pikirnya. Dengan santai pria itu keluar dari rumah yang juga menjadi satu dengan toko tersebut, meninggalkan wanita paruh baya itu histeris sendirian disana. Hening. Keadaan tempat itu kembali hening sepeninggal pria tadi. Hanya terdengar deru nafas yang tersengal dari wanita tua itu. Hampir menghela nafas lega, sebelum suara deritan terdengar dari balik tembok kayu tempatnya meringkuk, membuatnya menjerit ketakutan. Jragkk!! Sebuah panah yang terbuat dari besi lancip masuk dari sela jendela, menancap pada tembok, tepat disamping kepala wanita paruh baya itu, yang kian membuatnya histeris. Dengan kalap wanita paruh baya itu berlari sembari berteriak. Pintu belakang adalah tujuan utamanya sekarang, baginya itu adalah jalan satu – satunya yang menurutnya paling aman. Hingga membuatnya berlari secepat kilat untuk meraih pintu belakang rumahnya, tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya sama sekali. Cklekk.. Crashhh! Wanita paruh baya itu melotot, kepalanya mendongak, mulutnya terbuka dan menutup tergeragap. Kedua tangannya spontan memegangi lehernya sebelum tergeletak begitu saja ditempat. Bukan sebuah panah yang mengenai lehernya kali ini. Tapi sebuah tali yang terikat kencang didepan pintu belakang rumahnya lah yang membuat lehernya tergorok begitu saja. Hampir sama seperti keadaan putranya yang terbunuh seminggu lalu, leher wanita tua itupun nyaris terputus dengan cara berbeda. Bau anyir darah mulai tercium. Tetes demi tetes darah yang tersisa ditali yang mengenai lehernya tadi jatuh, menetesi lantai kayu tempat wanita paruh baya itu tergeletak kehilangan nyawa. “Temui anakmu dineraka.” Suara hewan – hewan malam melirih selama beberapa waktu, seolah ikut merasakan keadaan yang mencekam secara tiba – tiba dilingkungannya. Sosok yang menyeringai dikegelapan itu lalu berbalik, tugasnya untuk menghabisi manusia malam ini selesai. Masih ada malam – malam berikutnya yang menunggu. Jadi, apakah kalian yang akan menjadi target selanjutnya? To be continued~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

HYPER!

read
559.3K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

HOT NIGHT

read
607.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook