Bab 8

542 Words
Aku menyesal telah berkata kasar, tapi bisakah aku bertahan dengan kebodohan wanita itu? Apa aku harus mengeluarkannya dari rumah ini? Dia tampak dalam bahaya, dan rumah ini sebagai tempat dirinya berlindung. “Tuan, saya membuatkan anda cemilan siang. Apa anda ingin mencobanya, Tuan?”  Suara itu sangat lembut, seperti suara ibu. Untuk sesaat aku merasa seperti terbodohi, dengan senyum lebar aku berbalik menyambut suara tersebut. Deg Tiba-tiba jantungku terasa sakit, di bawah matahari terik aku melihat senyuman lembut itu. Senyuman yang hanya aku lihat di bibir ibu. Aku terhipnotis, daun-daun berguguran dan aku memeluk wanita yang ada di hadapanku dengan erat. Air mata menetes! Aku rindu sekali dengan ibu, wangi tubuhnya sangat sama. Aku mengeratkan pelukan hingga suara panggilan membuatku tersadar. “Tuan, apa anda sakit?” aku terkejut dengan apa yang terjadi pada diri ini, aku pun langsung berlari dari tempat itu menuju kamar. Setidaknya udara dingin dan kasur empuk milikku akan membuat hati ini damai. “Tuan... apa yang terjadi pada anda?” aku mendengar suaranya dengan jelas! Tapi aku tidak ingin membukanya. “Tuan, biarkan aku memeriksa keadaan anda...” teriaknya lagi sambil memukul pintu kamar dengan kuat. Tidak lama, aku mendengar suara Brian yang berbicara padanya. “Nona, biarkan Tuan beristirahat, Beliau mungkin sedang tidak ingin di ganggu. Sayan mohon pengertian Nona...”  Brian menyelamatkan aku! Sungguh lega. Aku sangat lelah, dan mata ini ingin terpejam untuk sesaat. Aku ingin bertemu dengan Ibu dalam mimpi kali ini. Entah kenapa rasa rindu ini mencuat tiba-tiba. Aku butuh tempat bersandar, dan aku ingin kedamaian di dalam pelukannya. Aku membuka mata, dan aku melihat padang rumput di tengah bulan terang di malam hari. Uugh! Aku merasa ngilu di antara kedua kaki. Ughh... aku merasa ada sesuatu di bagian bawah milikku. Tubuh ini tidak bisa bergerak, aku melihat kembali keadaan diriku. Pakaian ini adalah baju kebesaran kerajaan. Ugh, aku kembali merasa geli dan dengan cepat aku menyibak baju kebesaran tersebut. Mataku membulat saat melihat apa yang terjadi! Agh, aku semakin tidak bisa bergerak saat melihat apa yang ada di bawahku saat ini. Seorang wanita yang tidak dapat aku lihat wajahnya sedang memainkan batangan yang tidak pernah terjamah selama ini. Aku ingin melepaskan wanita itu dari milikku, tapi rasanya cukup nikmat. Aku tahu ini mimpi, karena tidak mungkin ada padang ilalang seindah ini pada zaman sekarang. Tapi pertanyaannya kenapa aku bermimpi seperti ini? Aku tidak pernah mengalaminya selama ini. Peristiwa saat ini adalah yang pertama bagiku. Ssst, aku berdesis saat lumatan pada ujung batangan ini semakin kuat. Aku merebahkan tubuhku di antara rerumput agar bisa menikmati apa yang terjadi saat ini. Ugh... aku mendesah saat lidahnya dengan semangat memoles batanganku dengan lembut. Aku tidak bisa menahannya, ini sungguh luar biasa. Kemana saja aku? hingga tidak pernah merasakan hal senikmat saat ini. Aku meluruskan kedua kakiku yang semakin menegang karena permainannya. Pantas saja Aray dan Bay sangat suka bermain dengan wanita. Ternyata apa yang mereka lakukan sungguh nikmat dan manghasilkan getaran untuk seluruh tubuh.“BAKAR! Habisi semuanya, mereka juga sudah mati.” teriaknya lagi. “Ibu Margaret, kau, suami dan anakmu tak akan bisa menahanku! Lihatlah keluarganmu sudah mati! Dan semua orang yang ada di sini akan mati juga. TUTUP GERBANGNYA!” teriak pria itu lagi dan lanjutkan dengan tawa yang begitu besar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD