Bab 14

554 Words
"Ya, terimakasih tuan." Jawab wanita itu. Mereka bingung harus mulai dari mana dan siapa yang memulainya? Keraguan pun muncul disaat salah satu dari mereka harus memuaskan. Ya, wanita itu harus memuaskan Tuan Aray. Wanita tersebut mendekati Aray dengan perlahan. Langkah perlahan membuat Aray semakin merinding geli di sekujur tubuhnya. Wajah Tuan terlihat memerah dan dia berusaha menyiapkan diri untuk pertempuran malam ini. Sekujur tubuh wanita bayaran itu telah berada di dalam pikirannya. Aray telah siap menyerahkan apa yang dimilikinya. Pria dan wanita akan menyatu, sehingga Aray akan mengeluarkan sesuatu yang terpendam oleh wanita itu. Jemari Aray menyentuh dagu wanita itu dan menariknya agar segera menyentuh bibir tipis wanita ini. Meraih bibirnya dan melumat dengan lembut dan perlahan. "Kamu milikku saat ini! Puaskan aku, jangan sampai merasa tidak bahagia." Tegasnya. Wanita itu merasakan sentuhan yang sangat lembut dari Aray. Ini kah yang dinamakan malam bercinta? Terasa begitu menegangkan. Sungguh sangat kaku baginya melakukan ini dengan wanita yang sangat berpengalaman dalam bidangnya. Ini akan menjadi pemuas gejolak dalam dirinya. Perlahan membuka pakaian yang menempel pada tubuh wanita itu, hingga memang benar-benar tanpa sehelai benang pun yang menempel. Mata pria ini membesar dan terasa dalam tubuhnya telah bergejolak ingin meraih wanita itu dalam dekapannya. Dia merebahkan tubuh wanita di atas ranjang. Tangan pria itu telah berada didada wanita yang telah dipesannya. Meremat dan melumat d**a wanita itu dengan penuh gejolak. batangan sudah siap masuk dalam lubang. Tangan meraih batangan dan merematnya. Menggosok perlahan hingga benar-benar menonjol. Wanita itu melumat benda itu hingga terdengar suara desahan. Tak tahan, langsung menarik tubuh wanita itu dan membaringkannya kembali ke ranjang. Dia mulai menyiapkan tempat landasan yang akan dimasukkan oleh batangan. Jemarinya meraba tempat itu dan membuat istrinya menggeliat hingga dipenuhi oleh cairan panas. Mulai menggerakkan batangan ke arah lubang. "Akh..." batangan telah masuk dalam lubang dengan perlahan agar percikannya dapat dikendalikannya. Wanita itu meraung hebat dan geliatnya tak terkendali. Tangannya menjambak rambut Aray. Menahan rasa perih yang saat ini menyelimuti dirinya. Tak lama, Aray merasakan adanya lahar panas yang akan menyembur keluar. "Apa kau merasakannya?" Bisik Aray. Wanita hanya mengangguk dengan hujaman yang dilakukan Aray, sambil menggigit tipis bibirnya. "Mau keluar!" Jerit Aray. Dan akhirnya pisang nakal itu menyemburkan lahar panasnya. Aray merebahkan dirinya disamping wanita itu. Memang terlalu cepat bagi Aray memuntahkannya. Lain kali ia harus lebih memuaskan karena wanita itu telah dibayar full time untuk memuaskan dirinya. "Kenapa Tuan!" Tanya wanita itu yang merasakan kalau Aray sudah mengeluarkan cairannya. "Tidak." Aray merasa gejolaknya masih berdesir di tubuhnya. "Istirahat dulu tuan! Nanti diulang lagi." Aray tersenyum. "Maaf sayang!" Aray menunduk karena dalam hitungan menit sudah mengeluarkan tanpa aba-aba. Sungguh memalukan bagi dirinya, percuma bayar wanita itu tapi hanya sebentar melakukan permainan dengannya. Entah berapa kali pria tersebut melakukan seks. Tanpa sadar suara ketukan semakin nyaring terdengar. “Tuan, anda di panggil Raja!” Ternyata Brian yang ada di balik sana. “Jangan mengganggu aku! Pergi sana.” teriak Aray kesal. Tok tok tok! “Raja akan mengurangi hak atas warismu jika seperti ini...” teriak Brian kesal. “Apa anda benar-benar siap dengan segala keputusan yang akan raja buat?” Pintu terbuka dan Aray mendengus kesal! “Apalagi yang di inginkan Raja?” tanya pria itu kesal. “Dia punya banyak keinginan! Jadi saya harap anda kembali secepatnya. Lagipula Raja sepertinya akan melakukan banyak hal jika anda membangkang.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD