Bab 12

513 Words
Saat aku memikirkan Zahra tiba-tiba telepon berdering. "Halo siapa..?" "Raja Alfa, ini aku Bay! Aku hanya ingin mengatakan bahwa Aray kabur.  Hah, aku sudah menduga ini. Memejamkan mata untuk sesaat adalah hal terbaik. Memangnya sampai mana pemuda itu bisa kabur dariku?  "Biarkan saja dia pergi! kau tahu 'kan dia pasti kembali." "Baiklah Raja, Aku hanya ingin mengatakan itu. Dan apa boleh aku bermain di rumahmu?" "Kau ingin kemari???" "Ya Raja..." "Silahkan saja! karena aku juga mengundang Zehra di sini." tidak ada jawaban di seberang sana dan aku menutup telepon. "Tuan Zehra mengatakan dia segera datang kemari, apa yang perlu aku siapkan Tuan?" aku menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Brian. Sedangkan wanita dihadapanku masih berjongkok sambil menatap wajah ini, rona pipi merah muda yang ada di wajahnya memudar. Diaia tampak terdiam sambil mengerutkan kening. "Siapa yang mau datang, Tuan? apa dia wanita? Aku tidak mau ada wanita datang kemari!" Aku menatap heran dirinya siapakah yang mengatur? "ini rumahku bukan rumahmu!" dia terdiam sejenak dan pergi begitu saja masuk kedalam kamarnya. Dar, suara pintu terbanting membuat aku sedikit terkejut. "Tuan, apa anda tidak terlalu keras padanya?" "Aku hanya memperjelas ini rumah siapa!" Brian terdiam setelah aku mengatakan itu. PING, sebuah pesan masuk ke ponselku. Aku menatapnya Lamat, dan membaca berulang kali. Dipesan itu tertulis bawa Aray tidak ingin menikah sebelum aku menikah. Tarz. Jujur saja aku tidak suka dengan bunyi pesan itu. Brian yang ada di sana terkejut karena aku membanting ponsel dengan kuat. "Tuan..." Aku memberi kode pada bagian untuk tidak bicara saat ini. Dari sekian banyak keturunan adik-adikku, Aray adalah satu-satunya pria yang berani memerintahku seperti ini. "Kau cari Aray sampai ketemu! bawa dia ke hadapanku." Brian tampak terkejut dengan ucapan dan suara keras yang keluar dari mulutku. Pada dasarnya keturunan Playboy Aray sangat tak bisa menikah saat ini. Dia masih muda dan karier sedang naik daun. Daripada dia pusing memikirkan Raja yang terus memaksa lebih baik bersenang-senang saat ini. Karena bisa mati jika terus menerima tekanan yang tiada henti. Aray merasa dirinya sedang dilanda gejolak yang tak mampu ditahannya. Dia mulai mencari labuhan gejolak, pada wanita mana dia akan menumpahkan hasrat yang terpendam. Hingga pada suatu titik dimana dirinya harus menemui seorang wanita bayaran. Sebut saja wanita PSK. Ini termasuk pada inti penyatuan dalam melepaskan yang telah lama terpendam. Dia mencari wanita yang telah disediakan oleh tempat bordil. Wanita itu telah terpajang di dalam suatu ruangan seperti sesuatu yang berada didalam etalase. Dia memandang setiap wanita yang dilihatnya. Semua terlihat cantik dan sangat menggoda dirinya. Sampai pada tatapan yang menyentuh hati dan hasratnya. "Aku ingin dia?" Tunjuk Aray yang merasa wanita itu sangat seksi dimatanya. "Oke tuan, tunggu saja dikamar! Nanti anak itu akan kesana." Aray dengan wajah yang serius langsung menuju kamar yang telah dipesannya. Didalam hatinya, dia rasa kalau tumpukan hasratnya akan tersalurkan dengan wanita itu. Didalam ruangan itu, Aray telah menantikan wanita yang ditunjuknya tadi. Dia membuka baju karena tubuhnya terasa panas. Mungkin dirinya sudah tak kuasa menahan gejolak dalam tubuhnya. Tok... Tok... Akhirnya yang ditunggu sudah datang. Aray segera menuju pintu dan membukanya. "Masuk!" Perintah Aray dengan gaya acuhnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD