Bab 3 – Dibelenggu oleh Status

847 Words
Matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela besar kamar Ariana, menyinari ruangan dengan cahaya keemasan. Namun, tidak ada kehangatan yang terasa. Hatinya tetap berat. Semalam, ia hampir tidak bisa tidur. Pikiran tentang Leonardo, pernikahan ini, dan masa depannya terus mengganggu benaknya. Bagaimana mungkin hidupnya berubah begitu drastis dalam hitungan hari? Ketukan pelan di pintu membuyarkan lamunannya. “Nyonya Devereaux, sarapan sudah siap,” suara seorang pelayan wanita terdengar dari balik pintu. Ariana terdiam sejenak. Gelar itu terasa begitu asing baginya. Nyonya Devereaux. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri sebelum menjawab. “Aku akan segera turun.” Saat ia melihat pantulan dirinya di cermin, ia menyadari sesuatu—mulai hari ini, ia bukan lagi Ariana Laurent. Ia adalah istri Leonardo Devereaux, wanita yang harus beradaptasi dengan kehidupan yang penuh kemewahan namun juga penuh aturan. Di ruang makan penthouse, Leonardo sudah duduk di kursinya. Pria itu tampak rapi seperti biasa—kemeja putih dengan tiga kancing atas terbuka, rambut hitamnya tertata sempurna, dan wajahnya tetap tanpa ekspresi. Seolah pernikahan mereka tidak membawa perubahan apa pun baginya. Ariana melangkah masuk, merasa sedikit canggung. Ia tidak terbiasa sarapan dengan pria yang hampir tidak ia kenal, tapi kini adalah suaminya. Leonardo melirik sekilas sebelum kembali menyesap kopinya. “Duduk.” Ariana menurut, mengambil kursi di seberang pria itu. Pelayan segera datang, menyajikan hidangan lengkap—telur orak-arik, roti panggang, buah segar, dan jus jeruk. Ia mengambil garpu, mencoba makan meski perutnya terasa tidak nyaman. “Aku akan mengantarmu ke butik sore ini,” suara Leonardo tiba-tiba memecah keheningan. Ariana mengerutkan kening. “Untuk apa?” Leonardo menaruh cangkir kopinya dengan tenang. “Makan malam dengan rekan bisnis, ingat? Aku tidak ingin kau datang dengan pakaian yang tidak sesuai.” Ariana merasakan api kecil menyala dalam dirinya. Jadi, menurutnya aku tidak cukup pantas untuk dunia mewahnya? “Aku bisa memilih pakaianku sendiri,” jawabnya dengan nada yang lebih tajam dari yang ia maksudkan. Leonardo menatapnya. Tatapannya gelap, penuh otoritas, tapi juga seperti sedang menilai sesuatu dari dirinya. “Kau adalah istriku sekarang, Ariana. Orang-orang akan mengawasimu. Aku tidak ingin mereka meragukan statusmu.” Kata-kata itu menusuknya. Jadi, ini hanya tentang status? Tentang bagaimana dia terlihat di mata orang lain? Ariana ingin membantah, ingin mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan dunia bisnisnya, tetapi ia tahu Leonardo tidak akan peduli dengan pendapatnya. Jadi, ia hanya menghela napas dan mengangguk. “Baiklah.” Butik mewah di pusat kota New York terasa seperti dunia lain bagi Ariana. Para pegawai butik, yang sudah diberi tahu siapa dia, memperlakukannya seperti ratu. Mereka menawarkan berbagai gaun mewah, masing-masing lebih indah dari yang lain. Namun, bagi Ariana, semuanya terasa seperti kostum, bukan bagian dari dirinya. Leonardo duduk di sofa dengan santai, memperhatikan saat pegawai butik membantu Ariana mencoba berbagai pilihan. “Kau harus memilih yang elegan, tetapi tidak terlalu mencolok,” katanya sambil menyesap segelas anggur yang disediakan untuknya. Ariana memutar matanya dalam hati. Tentu saja, semua harus sesuai dengan keinginannya. Ia mengambil gaun hitam dengan potongan sederhana namun anggun, lalu berjalan ke ruang ganti. Saat ia keluar, ia bisa merasakan tatapan Leonardo padanya. Matanya sedikit menyipit, seolah menilai sesuatu. “Bagus,” katanya akhirnya. “Itu cukup.” Ariana mengangkat alis. “Cukup?” Leonardo berdiri, mendekatinya perlahan. “Kau terlihat menawan, tetapi tidak berlebihan.” Ariana tidak tahu mengapa hatinya berdebar mendengar kata-katanya, tapi ia segera mengabaikan perasaan itu. Ini hanya formalitas, bukan pujian tulus. Ketika transaksi selesai, Leonardo melangkah lebih dulu ke pintu. Ariana mengikutinya, tetapi sebelum ia bisa keluar dari butik, seorang wanita tiba-tiba berdiri di hadapannya. “Ariana Laurent, bukan?” Ariana menoleh dan melihat seorang wanita cantik berambut cokelat gelap menatapnya dengan senyum dingin. Mata hijau tajamnya memancarkan sesuatu yang berbahaya. Leonardo yang tadinya sudah berjalan keluar tiba-tiba berhenti dan berbalik. Ekspresinya berubah lebih tajam. “Apa yang kau lakukan di sini, Celeste?” Ariana menahan napas. Celeste? Siapa wanita ini? Celeste tertawa kecil, melipat tangannya di d**a. “Oh, aku hanya penasaran. Aku tidak menyangka kau akan menikahi gadis seperti ini, Leonardo. Aku kira kau punya selera yang lebih… eksklusif.” Ariana merasakan darahnya mendidih. Wanita ini baru saja meremehkannya secara terang-terangan. Namun sebelum ia bisa membalas, Leonardo bergerak. Dengan satu langkah panjang, ia berdiri di samping Ariana, satu tangan melingkari pinggangnya. Tatapan Celeste berubah sedikit saat melihat gerakan itu. “Ariana adalah istriku,” suara Leonardo terdengar lebih dalam dari sebelumnya, penuh otoritas dan peringatan. “Dan aku tidak mengizinkan siapa pun meremehkannya.” Ariana terkejut. Ia tidak menyangka Leonardo akan membelanya. Celeste mendengus, tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya menatap Ariana dengan tatapan yang mengatakan bahwa ini belum berakhir, lalu melangkah pergi. Begitu wanita itu menghilang, Leonardo melepas tangannya dari pinggang Ariana. “Siapa dia?” Ariana akhirnya bertanya. Leonardo menatapnya sejenak sebelum menjawab. “Mantan tunanganku.” Jantung Ariana berdetak lebih cepat. Jadi, pria ini pernah bertunangan? Mengapa ia tidak pernah mendengar tentang itu? Banyak pertanyaan ingin ia tanyakan, tetapi Leonardo sudah berbalik, melangkah keluar butik tanpa menunggu. Ariana menatap punggungnya, merasakan perasaan aneh yang mulai tumbuh dalam dirinya. Siapa sebenarnya Leonardo Devereaux? Dan rahasia apa lagi yang ia sembunyikan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD