17

1526 Words

Aruna merenggangkan seluruh sendi ototnya. Hari pertama yang berat sekali baginya. Seharian ini Aruna bahkan nyaris melupakan makan siangnya karena sibuk disuruh melakukan ini dan itu. Bahkan tugas remeh seperti membuatkan kopi dan teh untuk semua karyawan di divisi pun di bebankan kepadanya. Sejujurnya Aruna tidak senang, dia bahkan sampai berpikir untuk mengadukan ini pada Papanya. Tapi dia merasa itu begitu kekanakan. Dia sendiri yang menginginkan merangkak dari bawah tanpa mengandalkan kekuatan yang dimiliki oleh Ayahnya itu. Maka sepanjang hari ini dia berusaha untuk bersabar, dan juga menyelesaikan  tugas utamanya dengan tepat waktu. Dia tahu hal ini tidak akan berjalan hanya dalam satu hari saja. "Aruna, sudah mau pulang?" Aruna menoleh. Dia tersenyum mendapati Aditya yang menu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD