"Bukannya seharusnya kamu cerita ke Om Angga soal ini?" Aruna mendengus pelan, "Bukannya ini cuma masalah biasa ya? Aku pikir kebanyakan karyawan baru pasti diginiin sama karyawan yang lebih senior kan?" "Tapi aku enggak. Di kantor ku, semua orangnya baik walaupun aku cuma anak baru. Karena seharusnya memang kayak gitu. Kita kan justru butuh bimbingan mereka, bukan malah dimanfaatkan seenaknya." Mendesah pelan, Aruna duduk sambil memeluk bantal sofa. dua kakinya naik ke atas kursi dan menyilang. Selepas makan makan bersama dengan Rona dan keluarga lainnya, Aruna membawa Rona ke halaman belakang. Di halaman belakang rumahnya adalah sofa panjang yang menjorok ke tembok, menghadap ke arah halaman di depannya yang dibatasi pagar. Bukan pemandangan indah, hanya pelataran rumput yang diraw

