Suara deru motor terdengar memasuki halaman luas kediaman Bamantara. Motor berkapasitas mesin besar tersebut melesat dengan kecepatan sedang ketika beberapa bawahan menyapa sang pemilik kendaraan tersebut—Langit Bamantara. Pemuda itu memarkirkan motor sport kesayangannya di dalam garasi besar yang dimiliki keluarga Bamantara tersebut. Vania bergegas turun dari motor adik iparnya dengan wajah merengut masam. Ia membenarkan surainya yang berantakan karena tertiup angin selama perjalanan. Tidak lupa ia juga mengusap-usap bokongnya yang terasa panas dan tegang karena terlalu lama duduk di atas jok motor yang terasa tidak nyaman. Posisi duduk menyamping dan laju kecepatan motor membuat Vania sulit untuk memposisikan dirinya dengan tenang. Setiap detik di atas motor itu, jantung Vania selalu di

