“A-Apa maksudmu?” Vania memalingkan wajahnya dengan gugup. Ia masih tidak mau mengakui kebohongannya di depan suaminya itu. Galaksi mengulum senyumnya, kemudian melangkah mendekati Vania dan menarik dagu wanita itu dengan telunjuknya agar bersitatap langsung dengan netranya. “Masih mau mencoba berkelit, hm?” cibirnya dengan sinis. Vania tersenyum kikuk. “Bagaimana kamu bisa tau?” tanyanya sembari menurunkan tangan pria itu perlahan dari dagunya. Galaksi mendengkus remeh. “Apa kamu pikir bisa semudah itu menipuku?” timpal Galaksi dengan angkuh. Vania mengangguk berulang kali. “Ya, kamu memang hebat. Aku yang sudah terlalu naif karena berpikir bisa membodohimu,” tuturnya memilih untuk mengakui perbuatannya tadi. Tidak ada untungnya juga terus bersandiwara setelah ketahuan seperti ini,

