Tubuh Jingga terpaku menatap ruangan di hadapannya. Tak ada yang berubah dari tempat tersebut meski sudah sepuluh tahun dia tidak pernah berkunjung. Dinding yang dicat warna biru langit. Kasur di tengah ruangan dibungkus sprei warna biru tua. Rak buku di samping tempat tidur, ada banyak buku-buku berbahasa asing yang tersusun rapi di sana. Karpet beludru warna biru terhampar di lantai. Jingga ingat dulu dia sering duduk-duduk di sana bersama teman-temannya sembari bersenda gurau. Viola dan Rosa suka membaca majalah Hai yang menjadi langanan Biru. Sementara Para cowok-cowok sibuk dengan PS. Jingga memandang TV empat belas inch yang masih bertengger di meja di atas karpet itu. mesin PS milik Biru tersusun rapi di bawah meja tersebut. Kamar itu tak terlihat seperti kamar yang sudah ditingga

