Part 9

1377 Words
Sambil menunggu tunangannya menjemputnya di butik, Kayla pun mengobrol dengan Hana lewat sambungan telepon. Kayla menceritakan insiden tadi di dalam butik kepada Hana. Hana yang mendengar cerita Kayla pun terbahak-bahak dan merasa puas karena Kayla dapat mempermalukan Jihan di depan umum. “Kak, Mas Zacky udah datang, aku tutup ya,” izin Kayla. “Iya,” balas Hana di seberang sana. Sambungan telepon pun terputus. Kayla pun segera masuk ke dalam mobil sport berwarna kuning milik tunangannya. “Hai Honey,” sapa Zacky. “Honey ... honey ... namaku Kayla bukan honey!” omel Kayla, karena ia tidak suka Zacky memanggilnya seperti itu. Menurut Kayla mereka bukan lagi pasangan muda yang mempunyai panggilan khusus untuk pasangannya. “Emangnya kenapa kamu enggak suka dipanggil honey?” tanya Zacky penasaran. “Ya enggak suka aja. Oh iya, kenapa Mas telat menjemputku?” Kayla mencoba mengalihkan pembicaraan tentang honey. “Tadi ada sedikit masalah di kantor. Program TSW kena teguran KPI gara-gara salah satu hots berbicara kurang pantas,” jawab Zacky. Zacky merupakan seorang direktur salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. “Oh begitu.” Mobil Zacky pun berhenti tepat di depan gedung bertuliskan ‘Solera Group’. “Nanti malam Mas akan menjemputmu. Jangan lupa dandanannya jangan terlalu cantik, Mas enggak suka nanti laki-laki lain terpesona dengan kecantikan kamu!” “Iya, Mas. Kalau gitu aku kerja dulu.” “Ya.” Kayla turun dari mobil tunangannya lalu masuk ke dalam gedung Solera Group. ***** Sementara itu di ruangan CEO Solera Group, Hana tengah membujuk Sean yang tengah merajuk kepadanya. Sean mengetahui kalau Hana bertemu dengan Chandra kemarin dari Kayla. “Sayang." “Hhmm ...” Sean mengabaikan panggilan tunangannya, ia malah asyik bermain game online di ponselnya. Ia masih kesal dengan Hana, karena merahasiakan pertemuannya dengan Chandra. “Jangan marah.” Hana terus membujuk Sean agar tidak merajuk kembali kepadanya. “Hmm ...” “Aku udah nolak dia, tapi dia terus memohon. Lagi pula kami hanya berbicara sekitar lima belas menit.” “Yakin? Tidak lebih dari lima belas menit?” “Mas enggak percaya sama aku?” Mata Hana berkaca-kaca. “Bukan begitu, Sayang.” “Kalau enggak percaya tanyain aja sama Kayla!” Sean menghembuskan napasnya. “Oke, Mas percaya, tapi lain kali bilang sama Mas. Jangan pakai dirahasiain kayak gini lagi," ucapnya seraya mengusap kepala Hana dengan lembut. “Hhmm ...” “Kok gantian, jadi kamu yang marah.” Hana mengabaikan Sean. Ia kesal karena Sean tidak percaya kepadanya. “Jangan marah. Mau Mas belikan tas Hermes keluaran terbaru?” tawar Sean sebagai sogokan. “Tanpa Mas belikan aku juga masih bisa membelinya,” balas Hana dengan juteknya. “Kalau gitu kamu mau apa? Mas janji akan mengabulkan permintaan kamu.” “Seriously?” Yang dibalas anggukan kepala oleh Sean. "Apa pun yang kamu inginkan akan Mas penuhi.” “Kalau begitu ...” Hana membisikan sesuatu kepada Sean. Sean tersenyum, lalu menangkup wajah Hana. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah Hana. Tiba-tiba Kayla masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sean dan Hana pun langsung menjauhkan tubuh mereka. Keduanya terlihat sangat tingkah. “Ada apa, Kay?” tanya Hana sedikit gelagapan. Ia seperti pencuri yang tertangkap basah oleh polisi. “Ini, ada berkas yang harus Ibu tanda tangani,” jawab Kayla yang terlihat kikuk. Kayla tidak tahu jika atasannya tengah bermesraan dengan tunangannya. “Ishhh ... ganggu aja,” gerutu Sean sambil menatap sebal ke arah Kayla. “Sayang, Mas akan kembali ke kantor. Nanti malam Mas jemput, ya,” pamit Sean. “Iya, Mas.” Sebelum pergi Sean menyempatkan mencium kening dan pipi Hana. Sementara itu, Kayla memalingkan wajahnya agar tidak melihat kemesraan atasannya. ***** Waktu berjalan sangat cepat, teriknya matahari kini telah berganti menjadi dinginnya malam. Saat ini Hana dan Aeri tengah menanti Sean yang akan menjemput mereka. Tak berselang lama mobil yang dikendarai oleh Sean berhenti di pekarangan rumah keluarga Lee. Sean pun turun dari mobilnya. Ia sengaja turun untuk membukakan pintu mobil untuk sang pujaan hati. “Silakan tuan putri.” “Terima kasih pangeran.” Sementara itu, anak-anak mereka memutar bola matanya malas melihat dan mendengar kealayan orang tua mereka. Setelah Hana dan Aeri masuk ke dalam mobil, mereka pun pergi menuju hotel tempat di mana diselenggarakannya pesta ulang tahun perusahaan YT Group. ***** Di sisi lain, “Hai Ma, malam ini Mama keliatan cantik banget.” Angga memuji calon ibu tirinya. Angga merupakan anak pertama Zacky bersama mantan istrinya. “Malam ini juga kamu keliatan ganteng banget,” balas Kayla seraya tersenyum hangat kepada calon anaknya. Angga sangat mirip sekali dengan Zacky dimulai dari wajah hingga perilakunya. “Hei! Kamu enggak salim sama Mama!” tegur Angga. Dengan terpaksa Siska pun mencium tangan Kayla. Jika Angga dapat menerima Kayla sebagai calon ibu barunya, lain lagi dengan Siska. Siska sangat menolak keras Kayla menjadi ibu sambungnya, karena ia tidak ingin posisi ibu kandungan digantikan oleh orang lain. ***** Di dalam ballroom hotel tempat diselenggarakannya pesta ulang tahun perusahaan YT Group, Surya selaku CEO YT Group tengah membuka acara tersebut. Setelah selesai memberikan pidato singkatnya, Surya turun dari atas panggung lalu menghampiri istrinya. Reyhan dan keluarganya tampak menghampiri Surya dan Rita. “Selamat ya, Sur.” Reyhan memberikan selamat kepada mantan besannya itu. “Terima kasih, Rey.” Mereka berdua tersenyum. “Di mana Hana dan cucuku?” tanya Rita sambil celingukan mencari keberadaan cucu dan mantan menantunya. “Mereka enggak bareng sama kami, mereka berangkat sama Sean. Palingan sebentar lagi mereka datang, ” jawab Reyhan. “Ya udah, kalau begitu kami akan menghampiri tamu lainnya. Kau dengan keluargamu nikmatilah pestanya,” pamit Surya. “Ya.” Namun saat Surya dan Rita akan menghampiri tamu yang lainnya, tiba-tiba Chandra dan keluarga kecilnya menghampiri mereka. “Selamat, Pi," ucap Chandra dengan tulus. “Terima kasih,” jawab Surya dengan singkat. Entahlah, Surya masih marah dengan putra satu-satunya itu. “Apa kabar Pi, Mi, apakah kalian baik-baik saja?” tanya Chandra berusaha bersikap biasa saja, tidak terpengaruh dengan sikap acuh kedua orang tuanya. “Sejauh ini kami baik-baik saja. Lalu bagaimana denganmu? Apakah kalian baik-baik saja setelah apa yang terjadi?” sindir Surya sembari menatap sinis ke arah Jihan yang tengah menundukkan kepalanya. Surya sangat membenci Jihan dan tidak sudi mengakui wanita itu sebagai menantunya. “Baik, Pi.” Di tengah obrolan canggung mereka, tiba-tiba ada seorang kolega bisnis yang mengajak Surya dan Chandra bergabung bersama para pembisnis lainnya. Karena merasa tidak enak menolak ajakan kolega bisnis itu, dengan terpaksa mereka berdua pun bergabung bersama para pembisnis lainnya. Sementara itu Jihan dan Nayla masih berhadapan dengan Rita. “Nenek ...,” panggil Nayla dengan lirih, tapi diabaikan oleh Rita. “Cucuku Aeri!” Hana dan Aeri pun menghampiri mereka berdua. Jihan yang melihat Hana pun terkejut. Ia tidak menyangka Hana akan kembali lagi ke Indonesia. Ia kira Hana tidak berani kembali lagi ke Indonesia setelah apa yang terjadi. Ia kira hanya Aeri saja yang kembali, tidak dengan Hana. “Nenek,” panggil Aeri. “Ada apa, Sayang?” balas Rita dengan ramahnya. Nayla menatap nanar ke arah Aeri dan Rita. Neneknya sangat senang jika bertemu dengan Aeri, berbeda sekali jika neneknya bertemu dengan dirinya. Neneknya terlihat tidak suka melihat dirinya, bahkan tak jarang neneknya akan menghinanya jika bertemu dengannya. “Kalau begitu aku akan bergabung dengan para kolega bisnisku,” izin Sean yang berada di sisi Hana. “Aku juga akan menghampiri Angga,” sahut Dean. “Mom, Sena akan mencari makanan dulu, ya,” izin Sena. “Ya.” Tak lama setelah itu Hana juga berpamitan kepada Rita dan Aeri karena harus menerima telepon dari salah satu kolega bisnisnya, sehingga hanya tersisa Rita, Aeri, Nayla, dan Jihan. “Wah, siapa ini, Rit? Cantik sekali,” ujar salah satu teman arisan Rita sambil tersenyum ke arah Aeri. “Perkenalkan, dia adalah cucuku. Namanya Aeri.” Rita memperkenalkan Aeri kepada teman-teman arisannya. “Wah, cantik sekali,” puji salah satu teman arisan Rita. Jihan menatap kesal ke arah mertuanya, karena ia dan Nayla diabaikan. Bahkan putrinya tidak dikenalkan kepada teman-teman arisan mertuanya. Karena merasa diabaikan, Jihan pun pergi menghampiri kenalannya yang datang ke pesta ini. Sementara itu Nayla menghampiri Siska. “Ternyata dia saudara tirimu,” kata Siska setelah mendengar cerita Nayla. “Begitulah.” Nayla sangat sedih karena diabaikan oleh neneknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD