Part 12

1580 Words
Saat ini Kayla tengah belanja bulanan bersama dengan Zacky—tunangannya di salah satu mall ternama di Jakarta. “Ishhh.... Mas jangan dibalikin lagi!” omel Kayla saat Zacky mengembalikan sayuran yang sudah ia simpan ke dalam trolly ke tempat semula. Sementara itu, Zacky hanya cengengesan. “Hehehe ... maaf Honey.” Kayla mendelik ke arah Zacky. “Udah dibilangin beberapa kali jangan panggil aku Honey!” protesnya tidak terima Zacky terus memanggilnya honey. Sementara itu yang diomeli hanya cengengesan saja. “Dari pada Mas menggangguku mendingan Mas bantu aku aja,” lanjutnya. “Oke, mana catatannya.” Zacky meminta daftar belanjaan tunangannya. Kayla pun menyerahkan kertas daftar belanjaannya kepada Zacky. “Ini, Mas cari barang yang belum di ceklis di kertas itu.” “Oke.” Zacky pun pergi mencari bahan-bahan yang belum di ceklis di dalam kertas daftar belanjaan itu. Tak jauh dari tempat Kayla berdiri tampak Jihan tengah memilih buah-buahan segar. Namun saat sedang asyik memilih buah-buahan, matanya tak sengaja melihat keberadaan Kayla. Seketika mood Jihan pun hancur. Ia ingat jelas Kayla adalah perempuan yang mempermalukan dirinya di butik tempo hari. “Ishhh ... kenapa gue harus ketemu dia sih! Nyebelin banget!” gerutu Jihan. Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di pikirannya. Jihan tersenyum evil, sepertinya ia harus membalas perbuatan Kayla waktu di butik. Jihan pun pergi menghampiri Kayla yang tengah memilih sayuran segar, lalu dengan sengaja ia menabrakkan trollynya ke tubuh Kayla, kebetulan Kayla tengah berjongkok. Karena kurang keseimbangan Kayla pun jatuh. Semua orang tertawa melihat Kayla yang terjatuh dengan posisi yang sangat konyol. “Awss ...” “Maaf, saya enggak sengaja.” Jihan mengulurkan tangannya ke arah Kayla. Kayla pun menerima uluran tangan Jihan tanpa melihat wajahnya. Saat Kayla sudah berdiri, ia terkejut melihat Jihan yang tengah tersenyum ke arahnya. Senyuman yang sangat menyebalkan bagi Kayla. “Sekali lagi maaf, Mbak. Saya enggak sengaja,” ucap Jihan dengan nada dibuat-buat seolah dia benar-benar menyesal. Kayla mengepalkan tangannya. Ia tidak percaya dengan ucapan Jihan karena ia yakin, Jihan sengaja melakukannya untuk membalas kejadian di butik tempo hari. “Pasti Mbak sengaja ‘kan, karena Mbak ingin balas dendam sama saya gara-gara masalah di butik itu ‘kan!” tuduh Kayla. “Sudah saya bilang Mbak, saya enggak sengaja. Kenapa Mbak menuduh saya yang enggak-enggak, dan saya juga sudah meminta maaf kepada Mbak.” Jihan berkata seperti itu dengan raut wajah sedih untuk menarik simpatik orang-orang. “Alasan, bilang aja Mbak mau balas dendam masalah di butik itu ‘kan!” Kayla menolak permintaan maaf Jihan. Ia kekeh Jihan sengaja melakukannya. “Kenapa Mbak berbicara seperti itu. Saya ‘kan enggak sengaja, dan untuk masalah di butik itu saya sudah memaafkan Mbak.” Keributan yang ditimbulkan oleh Jihan dan Kayla pun seketika menarik perhatian para pengunjung masih super market itu. Mereka berbisik-bisik menggunjing Kayla karena sudah berlaku tidak sopan kepada orang yang lebih tua darinya. Jihan tersenyum melihat orang-orang berpihak kepadanya. Ia berhasil membuat Kayla terpojokkan. “Mbak, Mbak ini udah minta maaf, kenapa Mbak enggak dimaafin!” omel ibu-ibu yang menyaksikan pertengkaran mereka. Ibu-ibu itu merasa kesal karena Kayla sudah berlaku kasar dan tidak sopan kepada orang yang lebih tua. “Benar, Mbak itu enggak sengaja dan udah minta maaf sama Mbak. Kok Mbak enggak maafin, sih!” “Kelakuan anak zaman sekarang emang enggak ada sopan-sopannya sama orang yang lebih tua!” “Iya.” Diam-diam Jihan menampilkan smirknya. “Hahaha ... rasakan itu Medusa,” batinnya merasa puas. “Udahlah maafin Mbak ini, jangan gengsi sama orang yang lebih tua.” Dan masih banyak lagi cibiran-cibiran yang dilontarkan orang-orang kepada Kayla sehingga membuat Kayla malu. Sementara itu, di tempat persabunan Zacky melihat kerumunan di tempat tadi tunangannya memilih sayuran segar. Karena merasa penasaran Zacky pun menghampiri kerumunan itu. “Ini ada apa, ya?” tanya Zacky. “Tadi mbak yang pakai baju merah enggak sengaja nabrak mbak yang pakai baju putih, Mas. Terus mbak yang pakai baju merah minta maaf ke mbak yang pakai baju putih, tapi mbak yang pakai baju putih malah marah dan ngomong kasar ke Mbak yang pakai baju merah,” jelas ibu-ibu itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Kayla dan Jihan. Zacky menatap tunangannya meminta penjelasan. “Enggak Mas, jelas-jelas dia sengaja buat aku jatuh dan permaluin aku di depan umum,” ucap Kayla. “Eleh-eleh udah ketahuan salah malah ngeles lagi.” “Dasar anak zaman sekarang enggak ada sopan-sopannya ke orang yang lebih tua, dikutuk tahu rasa loh.” “Masnya ganteng, tapi sayang pacarnya enggak ada akhlak.” “Bener banget.” Zacky menatap tajam ke arah orang-orang yang terang-terangan menghina tunangannya. “Saya lebih percaya tunangan saya dibandingkan omongan orang lain!” “Jadi Anda lebih percaya tunangan Anda?!” Jihan tidak terima. “Iya, saya lebih percaya tunangan saya. Anda ‘kan wanita ular,” balas Zacky sambil melirik sinis ke arah Jihan. Orang-orang kembali berbisik-bisik. Mereka bingung sebenarnya ada konflik apa antara Jihan, Kayla, dan Zacky. “Saya tidak mengerti apa maksud Anda,” elak Jihan. Wajahnya sengaja ia buat sedih agar kembali mendapat simpatik para pengunjung. “Anda wanita licik yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan Anda, termasuk menjebak sahabat saya untuk tidur bersama Anda dan membuat sahabat saya tega meninggalkan istri dan anaknya demi bertanggung jawab kepada Anda!” ujar Zacky sambil tersenyum sinis. Jihan pun hanya bisa mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan ucapan Zacky. “Kurang ajar!” batin Jihan. “Saya tidak mengerti maksud perkataan Anda dan saya juga bukan orang yang Anda maksud!” bentak Jihan dengan mata yang berkaca-kaca. “Enggak usah pura-pura, Jihan. Anda sengaja ‘kan menabrak tunangan saya karena Anda ingin membalas perbuatan tunangan saya waktu di butik beberapa waktu yang lalu. Lagi pula kenapa Anda marah, tunangan saya yang lebih dulu mengambil gaun itu dan Anda tidak terima padahal masalahnya hanya sepele!” Ucapan Zacky sontak membuat Jihan terdiam tak bisa berkata-kata. “Ibu-ibu, orang yang kalian bela itu adalah orang licik. Dia sengaja ingin mempermalukan tunangan saya karena kejadian tempo hari tunangan saya dan dia ...” Zacky menunjuk wajah Jihan. “Berebut sebuah dress padahal sudah jelas dress yang diperebutkan itu adalah milik tunangan saya, dan orang ini malah memaki tunangan saya dan staff butik. Dan sekarang dia sengaja ingin mempermalukan tunangan saya untuk membalas kejadian di butik karena ia merasa dipermalukan,” jelas Zacky berapi-api. Setelah puas mempermalukan Jihan, Zacky dan Kayla pun keluar dari kerumunan itu. Zacky merangkul Kayla dan mendorong trolly itu menjauhi kerumunan—meninggalkan Jihan yang sedang ditatap aneh oleh para pengunjung. ***** Sore ini Hana dan Sean pergi berkencan. Rencananya mereka akan pergi menonton film di bioskop langganan mereka semasa sekolah dulu. Mereka berdua ingin mengenang masa-masa saat mereka masih muda. “Pokoknya kita nonton film horor!” “Mendingan kita nonton film komedi!” Sean dan Hana tengah beradu argumen di depan loket membuat antrean panjang karena terhalang pasangan ABG tua itu. “Aku ingin menonton film itu, Mas!” Perdebatan mereka tak luput dari perhatian orang-orang. Kebanyakan dari mereka kesal karena Sean dan Hana menghalangi mereka yang ingin membeli tiket. “Ishh ... malah berantem di sana lagi!” “Iya ngehalangin aja!” “Tapi mereka keliatan lucu.” “Oke kalau begitu kita nonton ...” Setelah berdebat masalah film yang ingin ditonton oleh mereka, mereka pun sepakat akan menonton film romantis saja. ***** 2 jam kemudian, “Hahahaha ... sampai sekarang aku ingin tertawa sama kelakuan Bona.” Hana masih belum move on dari film yang barusan mereka tonton. Ternyata film pilihan Sean tidak terlalu buruk. “Apalagi saat dia bertengkar dengan Asep, lalu Bona jatuh ke tong sampah itu lucu sekali hahahaha ....” Diam-diam Sean tersenyum melihat Hana yang sejak tadi tidak berhenti tertawa. “Udah jangan ketawa lagi, nanti kamu ngompol di celana,” goda Sean. “Enak aja!” Hana memukul pelan bahu calon suaminya. Sean malah cengengesan mendapat pukulan manja dari sang pujaan hati. “Kita mau makan dulu atau langsung pulang aja?” “Pulang aja Mas, aku tadi udah janji sama Aeri mau masakin makan malam buat dia,” balas Hana. “Oh, oke.” Sean menganggukkan kepalanya. Mereka pun langsung pergi ke tempat parkir. Namun, saat mereka keluar dari dalam lift, mereka melihat dua orang yang mirip dengan Kayla dan Zacky. “Bukannya itu Zacky sama Kayla, ya?” Sean menunjuk ke arah sepasang kekasih yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. “Iya, itu mereka.” Mereka pun akhirnya menghampiri Zacky dan Kayla. “Loh, kamu kenapa, Kay?!” Hana terkejut melihat Kayla yang tengah menangis di pelukan Zacky. “Zack, lo apain Kayla sampai tuh anak nangis!” tuduh Sean sambil memandang Zacky penuh selidik. “Bukan gue yang buat Kayla nangis, tapi si mak lampir,” jawab Zacky sambil berusaha menenangkan tunangannya. Sean menaikkan sebelah alisnya. “Mak lampir? Siapa?” “Maksud Lo si Jihan?” Hana yang langsung mengerti siapa yang dimaksud oleh Zacky, karena Kayla sering menjuluki Jihan ‘si Mak Lampir’. “Iya.” “Wah, gimana ceritanya?” tanya Sean penasaran. Zacky pun menceritakan kejadian tadi dimulai saat ia meninggalkan Kayla sampai ia ikut membalas perkataan Jihan. “Jadi gitu,” kata Zacky setelah selesai menceritakan semuanya. “Kayaknya gue harus buat perhitungan sama si pelakor!” Hana tidak terima Kayla yang sudah dianggapnya adiknya sendiri malah dipermalukan oleh Jihan yang notabenenya adalah musuhnya. “Liat aja Ji, gue pasti bakal bales lo!” batin Hana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD