"Kalau gini aman!" Raja menatap puas pada pintu ruang tempat dia bermain game yang sudah ia kunci. Pria itu berpikir, di mana dia bisa menyimpan kunci kamar itu agar tidak ketahuan Kanaya? "Cuma ini satu-satunya hal yang buat gue ilang stress. Kuliah kedokteran itu berat, butuh penghilang stress. Belum lagi masalah cewek-cewek gue, sekarang bakal ditambah soal si bisu itu, eh, Kanaya, bisa mati kurus kering gue kalau gak ada ruangan ini!" gumam Raja. Kemudian, dengan sedikit tertarih, Raja masuk kembali ke dalam kamarnya. Pergelangan kakinya masih sakit. "Bantal guling juga udah gue umpetin." Pria itu tersenyum menyeringai, merasa idenya sudah sangat sempurna. "Enak aja gue rugi bandar sana sini nikahin dia, cinta kagak, apes iya, apa dia bilang di surat kontrak konyol itu? Gue, seor

