Hanya Takut

1253 Words
Afila menatap tajam wajah suaminya yang sudah berdiri di depan pintu pagar,sekalipun suaminya tengah terlibat perbincangan dengan lelaki yang Afila ketahui bernama pak Yono. " Kalau begitu saya pulang dulu ya pak Nanda,nanti malam saya akan ke rumah." Pamit pak Yono pada Nanda. " Iya pak,hati-hati di jalan." Nanda tersenyum. Setelah tidak terlihat tubuh lelaki paruh baya itu,Nanda membalikkan tubuhnya masuk ke rumah. Langkahnya terhenti dan menatap lama pada Afila yang sudah menghujami dengan wajah kesal,walau begitu masih terlihat cantik. " Sayang kok cepet banget pulangnya?" " Darimana?" " Ngobrol panjang dengan pak Yono? ada masalah yang harus di selesaikan.Kenapa?" " Kenapa abang tanya? maksudnya abang apa coba mencalonkan diri jadi lurah di kompleks ini?" Nanda tertawa pelan salah tingkah,padahal ia baru saja akan membicarakan baik-baik terkait dirinya yang di calonkan. " Abang di calonkan pak Yono sayang." " Abang tau kan Afila aja males ikut kegiatan ibu-ibu di kompleks,rumit dan melelahkan kok malah ikut seperti itu." " Nanti abang bantuin kalau Afila kesulitan jadi ibu lurah ya." " Pokoknya Afila enggak mau,Afila doakan abang kalah dalam pemilihan bulan depan."Afila menatap sinis pada nanda. " Sekalipun kalah,abang masih bisa membiayai hidup Afila kok." " bukan itu maksud Afila,kalau abang nanti terpilih jadi lurah abang bakal nggak ada waktu buat istri cantik ini di rumah.Belum lagi perusahaan yang harus abang urus,sedangkan ngurusin perusahaan aja sampai sekarang belum mau punya anak,gimana nanti jadi lurah? apa ia harus Afila nungguin Dua tahun lagi." Ungkap Afila pada Nanda penuh kekesalan. Dengan lembut Nanda mengusap kepala Afila," ya udah sekarang abang lepaskan program kita,jadi kita tunggu si kecil datang nemenin kita berdua,i will call you Mommy." Afila mengerucutkan bibir tertawa pelan." Jangan gitu juga sih," " Abang mandi dulu ya,kita ke rumah mama sore ini." " Nginep di sana kan bang?" jawab Afila antusias,bahkan terlihat senang. Nanda menggeleng," enggak,nanti malam abang ada rapat dengan pak Yono dan yang lain." " Tuh kan," Afila kembali kesal,binar kebahagiaan di wajahnya sudah tergantikan. Tawa Nanda terdengar sembari menuju ke kamar mandi,Afila menghentakkan kakinya pada lantai ruang tamu. LYMS " Cantik banget lho,kita cuma mau kerumah mama kok." Nanda menatap heran pada istrinya. " biasa aja perasaan," jawab Afila memperhatikan dirinya sendiri di kaca yang berada pada ruang tamu. " Jangan cantik-cantik dong,nanti abang berubah fikiran mau kerumah mama." Nanda mencium pipi Afila singkat. "Ih Abang! kan,kan." Afila yang tengah membenarkan hijabnya langsung menghindar. " Sudah? berangkat sekarang ya takutnya pulang kemalaman." Afila mengangguk dan buru-buru mengunci pintu rumah. " Mau ada beli sesuatu nggak?" tanya Nanda pada Afila yang sudah duduk di sampingnya. " Apa ya?" ujar Afila berfikir. " Perlengkapan mandi atau kebutuhan makeup?" Nanda mengingatkan apa yang sedang di fikirkan oleh Afila. " Ia sih,tapi pasti bakal nggak keburu.Besok-besok aja deh," " kalau gitu pulang ngantor besok biar abang yang beliin,Afila di rumah aja." " Beneran?" Afila terkekeh. " kenapa emang?" " Ya gapapa kalau emang mau,baik banget sih suami Afila." " Namanya juga sayang,apalagi nanti kalau udah punya si kecil,abang bakal lebih sayang banget sama orang yang di samping abang sekarang." " Aih manis banget," Afila memeluk lengan Nanda." Jadi nggak sabar nungguin si kecil hadir di hidup kita berdua." " Tapi besok bantuin abang ya untuk pencalonan lurah." Senyum Nanda menunjukkan sederetan gigi rapinya pada Afila. " Asal abang tau anggukan ini terpaksa ya,demi si kecil nantinya." Kata Afila mengangguk. " Kalau di temani istri,sosialiasinya jadi pake cinta gitu." " Kenapa sih abang berambisi banget jadi lurah,Afila doakan biar abang kalah." " Abang hanya ingin membuat kompleks kita lebih baik dari sebelumnya." " Tapi Afila nggak bisa jadi pelengkap dari bapak lurah seperti abang,jangankan buat ikutan acara-acara seperti itu,nemenin abang meet-up dengan rekan kerja abang aja selalu nolak kan?" " Fighting,sayang pasti bisa.Ada abang di samping sayang." Afila mendumel tanpa melihat ke arah Nanda sekalipun lelaki itu tengah tersenyum padanya. " Mama," Afila mengejutkan Husna yang tengah menyapu halaman belakang rumah,bahkan ia tidak menyadari menantunya berkunjung. " Eh menantu mama,dateng kok ngabarin." Ujar Husna menatap kaget pada Afila dan Nanda. Afila tertawa pelan sembari memeluk tubuh perempuan itu." Surprise buat mama dong," " Kalau kalian ngabarin mama kan bisa di masakin," " Kita nggak nginep kok ma," sambung Nanda yang sudah duduk di kursi halaman. " Loh kok nggak nginep? banyak kerjaan di kantor ya Nan?" Nanda menggeleng," enggak ma,cuma nanti malam ada kumpulan di perumahan Nanda." Husna tertawa mendengar ucapan anak lelakinya barusannya," bagus itu Nan." " Doakan Nanda menang di pemilihan lurah bulan depan ya." " Lho - lho kamu calon lurah? kok nggak ada kabar-kabar apapun yang nyampe,mama doakan kamu menang tapi dengan syarat harus amanah ya." " Jangan di doakan abang menang ma,Afila males jadi ibu - ibu apa itu namanya?" sambung Afila pada Husna,bahkan ia masih memeluk mama dari suaminya itu. " Oh ia,kalau Nanda menang Afila jadi ibu lurah dong,aduh mama jadi merasa nggak enak sama kalian berdua." Kata Husna merasa rendah diri. " Apaan sih ma,Afila males sebenernya abang ikut sebagai calon lurah.Kalau bukan karena cinta,Afila udah ngambek sama dia." Afila menunjuk pada lelaki yang tengah tertawa di kursi. " Tuh Nan denger apa kata istri kamu," Husna mengusap kepala Afila pelan." Udah isi belum?" Afila terdiam lama setelah mendengar pertanyaan mamanya barusan," belum ma." Jawabnya di sertai gelengan. " Sabar dan jangan lupa terus berusaha ya,mama selalu tunggu kabar bahagia dari kalian.Enggak program kan?" " Enggak ma,cuma belum di titipin ke rahim Afila mau gimana." " Ya udah jangan sedih,masuk yuk." Afila mengangguk dan melepaskan pelukannya. " ikut masuk nggak Nan?" panggil Husna pada Nanda yang tengah asik membaca koran pagi tadi. " Nanti nanda nyusul ma," " Oh ya udah." Sambung Afila mengajak masuk Husna,sesekali mereka tertawa pelan dan terlihat sangat bahagia. " Papa mana ma?" " Papa belum lama pamit ke kantor,mungkin masih banyak kerjaan." " Kak Erin udah ada kesini?" " Udah Tiga hari yang lalu sama Varo,kakak mu itu lagi nggak bisa ngapa-ngapain Fil." " Loh kenapa ma? kak Erin sakit?" Husna tersenyum pelan." enggak,tapi lagi hamil muda dan kamu tau lah pastinya nggak bisa bangun dari tempat tidur,nasib baik mertuanya sayang sama dia jadi apapun yang Erin lakukan nggak ada jadi permasalahan.Nanti kalau kamu udah positif tinggal di rumah mama aja,biar mama yang urusin kamu." Jelas Husna. " Iya ma,pasti kak Erin bahagia banget ya ma." " Semua istri berharap segera di berikan kepercayaan seorang anak,sama seperti Afila kan.Pasti bahagia,ya sudah kamu ambilin mama s**u di freezer." Ujar Husna,ia sadar menantunya akan terlihat kecewa jika terus saja masih membahas anak perempuannya yang telah di beri kepercayaan seorang calon anak. Afila mengangguk dan langsung menuju ke freezer. " Afila juga pengen cepet-cepet bahagia seperti kak Erin ma," Husna tersenyum menatap punggung Afila. " Abang,kak Erin lagi hamil muda loh." Ujar Afila bersemangat dengan membawa satu kue hasil buatannya dengan Husna. Nanda mengecilkan volume tv yang sedang ia tonton dan menatap wajah istrinya. " Iya? sayang dapet kabar darimana?" Nanda mengambil kue dari tangan Afila. " Mama yang ngomong tadi di dapur,pasti bahagia banget kak Varo sama kak Erin." " Sayang juga bakal punya kok." " Tapi kok sampai sekarang belum juga." " Kemarin kan kita program,mulai hari ini Afila udah bebas dari obat-obatan lagi jadi lebih mudah." Afila tersenyum merasa bersalah,jika suaminya tahu selama ini ia tidak pernah sama sekali membiarkan pil itu menghalangi rahimnya agar ada bayi kecil bersemayam selama sembilan bulan di sana. Namun hingga sekarang belum juga ada tanda-tanda dia akan datang membuat ada rasa takut yang menjalar di sekitar hatinya. semoga ini semua hanya rasa takut saja tanpa ada yang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD