제1화 : Siapa Kamu?
Suasana di bandara cukup ramai sore ini, seorang pria berbadan tinggi dengan pakaian serba hitam mengambil ponsel dari sakunya.
Dia memeriksa pesan yang sedari tadi membuat ponselnya bergetar.
" Doryeon-nim (tuan muda), pesawat sebentar lagi akan berangkat." Kata seorang pengawal menghampirinya.
" Ne (iya)." Jawab pria itu memasukkan ponselnya kembali. Ia menghela nafas lalu bersiap-siap.
Pesawat lepas landas dari Barcelona menuju Seoul.
---------------
@Oh_Group
" Mwo, Sehun dalam perjalanan pulang ke Korea?" Tanya seorang pria memakai jas hitam terkejut.
" Ne bujang-nim (direktur)." Jawab sekretarisnya menunduk.
Siwon berdiri dengan cemas, ia mondar-mandir di ruangannya.
" Kenapa dia harus kembali ke Korea." Gumam pria itu mengepalkan tangannya dan sedikit memukul meja di depannya.
--------------------
Malam semakin larut dan gerimis segera datang, seorang gadis berlari sambil menangis.
" Kim Sejeong, kenapa kau percaya dengan b*****h itu." Batinnya sambil menyeka air mata dengan tangannya.
BUUUKK
Gadis itu menabrak Sehun dari belakang dan membuat ponselnya terjatuh.
" Josonghamnida sajang-nim (maafkan saya, pak)" Kata Sejeong membungkuk meminta maaf. Sehun menatap tajam ke arahnya lalu mengambil ponselnya yang terjatuh di jalan.
" Yaa, kau liat ponselku tidak menyala?" Kata Sehun kesal.
" Aku tidak sengaja menabrakmu dan itu juga salahmu kenapa menelpon di tengah jalan." Omel Sejeong tidak terima disalahkan.
" Kenapa kau menyalahkanku, seharusnya aku yang marah padamu kenapa kau yang marah padaku, menyebalkan." Jawab pria itu frustasi.
" Mworago (apa katamu)?"
Sejeong menatap Sehun sinis lalu merebut ponsel dari tangannya. Berulang kali gadis itu mencoba menyalakannya tapi hasilnya nihil.
" Yaa, yaa geumanhae (hentikan), ponsel itu sudah mati sebaiknya kau ganti rugi." Ujar Sehun merebut ponselnya kasar.
" Ah, aku akan menggantinya tapi tidak sekarang." Kata Sejeong berpikir keras.
Sehun menatapnya sinis, barusaja tiba di Korea ia sudah mendapat kesialan.
" Sajang-nim kau liat itu, sepertinya ada sesuatu yang terjadi." Bohong Sejeong menunjuk ke arah belakang Sehun. Pria itu langsung menoleh ke belakang dan gadis itu langsung berlari sekuat tenaga.
" Yaaaa." Teriak Sehun tidak percaya dirinya telah tertipu.
" Doryeon-nim, mwo hasimnika (tuan muda, apa terjadi sesuatu)?" Tanya pengawal berlari mendekatinya.
" Dwaesseo (sudahlah)." Jawab Sehun kesal lalu masuk ke dalam mobil.
Moodnya benar-benar jelek hari ini, dia memegangi kepalanya dan mobil pun melaju.
Tak berapa lama mereka sampai di sebuah rumah mewah. Sehun turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam rumah tersebut.
" Eommoni (ibu)." Panggilnya melihat wanita paruh baya sedang menyiapkan makanan.
" Ommo, Sehun-ie." Jawab nyonya Oh memeluk Sehun.
" Sekarang kau sangat besar dan tinggi." Lanjutnya.
" Apa aku juga tampan?" Tanya Sehun menggoda.
" Geurom (tentu), kau memang yang paling tampan." Jawab nyonya Oh tertawa.
" Wasseo (kau datang)." Kata seorang lelaki paruh baya mendekatinya.
" Ne abeoji (ayah), annyeong hasimnika." Sapa Sehun sedikit membungkuk.
Mereka duduk di meja makan dan banyak hidangan sudah tertata rapi.
" Annyeong nae dongsaeng (hallo adiku), kau pulang selamat?" Tanya Siwon menghampiri mereka dan raut wajah Sehun langsung berubah.
" Ne hyung-nim, oraenmaniyeyo (lama tidak bertemu)." Jawab Sehun tersenyum paksa.
Mereka menikmati makan malam bersama, tidak henti-hentinya nyonya Oh mengambilkan makanan untuk Sehun. Wanita paruh baya itu sangat senang karena sudah lama tidak makan bersama seperti ini. Sebenarnya Sehun tidak nyaman dengan tatapan kebencian dari Siwon.
" Sehun-ie mulai besok kau bisa menempati posisi CEO di Oh Group dan Siwon-ie aku tempatkan di Taeyang Group." Kata Tuan Oh tersenyum. Mereka semua tampak terkejut mendengarnya.
" Abeoji, kenapa mendadak sekali?" Tanya Siwon.
" Sepertinya ini terlalu cepat, aku tidak mungkin mengganti posisi hyung-nim." Kata Sehun.
" Aku ingin Siwon menjadi lebih sukses dan itu harus dibuktikan dengan mengelola Taeyang Group menjadi lebih besar."
" Abeoji." Rengek Siwon.
" Aku tidak butuh penolakan, kalian sudah dewasa jadi harus berpikir yang matang." Kata Tuan Oh berdiri lalu berjalan ke kamarnya.
Semua orang terdiam karena masih terkejut dengan keputusan Tuan Oh yang tiba-tiba ingin mengganti posisi Siwon. Sehun juga terdiam, pikirannya belum kembali normal karena terlalu lelah dengan perjalanan hari ini.
-------------------
@ruang kerja Siwon
Prangggg
Siwon membanting gelas di depannya. Dia mengepalkan tangannya penuh amarah. Tidak terpikirkan olehnya kalau Sehun akan menggantikan posisinya secepat itu. Posisi yang selama ini menjadi kebanggannya harus ia relakan untuk adik yang tidak pernah ia inginkan ada di dunia ini.
••••••••••••••••••
07.00 KST
Sejeong masih tertidur lelap, setelah semalaman menangis ia merasa lelah. Seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah menengah dengan name tag Kim Da Reum berjalan menghampirinya.
" Noona, apa kau tidak bekerja, ini sudah siang?" Kata Da Reum.
Gadis itu tidak menjawabnya, ia hanya mengangkat tangannya memberi isyarat akan bangun 5 menit lagi.
----------------
Sejeong membuat omelet telur untuk sarapan pagi ini.
Dua porsi makanan sudah siap.
" Da Reum-ah nanti jangan pulang malam-malam." Kata Sejeong meletakkan omelet di meja.
" Ne noona, mmm bagaimana kabar appa (ayah)." Tanya Da Reum.
" Belum ada perkembangan, nanti aku ingin mengunjunginya." Jawab Sejeong sedih.
" Aku yakin appa pasti akan segera sadar." Kata Da Reum tersenyum.
Sejeong tersenyum lalu melahap makanan di depannya.
----------------
Suasana kantor begitu ramai, para karyawan saling berbisik karena hari ini ada CEO baru.
" Sejeong-ah kau tahu Oh daepyo-nim sangat tampan." Kata gadis cantik duduk di samping Sejeong.
" Jennie eonni, kau sudah punya kekasih, jadi jangan pernah melirik pria lain." Celetuk Sejeong menatap gadis itu sinis.
" Arraseo (aku mengerti)." Jawab Jennie kesal lalu melangkah meninggalkan Sejeong.
Seorang pria membawa file ditangannya berjalan menghampiri Sejeong.
" Annyeong Sejeong-ssi."
" Annyeong Kim sajang." Jawab Sejeong sedikit membungkuk. Jennie langsung berjalan mendekati mereka karena penasaran.
" Kau bisa memberikan ini pada Oh Sehun daepyo-nim, dia CEO baru kita mulai hari ini." Kata Kim sajang memberikan file pada Sejeong.
" Ne." Jawab Sejeong tersenyum.
Jennie menawarkan diri untuk memberikan file itu.
" Biar aku saja bukankah kau sedang sibuk?" Kata Jennie mengedipkan matanya ke arah Sejeong.
" Andwae (tidak boleh)." Kata Kim sajang.
Sejeong tersenyum lalu berjalan ke ruangan CEO baru itu. Dia membuka pintu lalu melihat ke arah Sehun yang berdiri di depan jendela kaca membelakanginya.
" Annyeong hasimnika daepyo-nim, Kim Sejeong imnida. Kim sajang menyuruhku membawa file ini untuk anda." Kata Sejeong meletakkan benda itu di atas meja.
Perlahan Sehun membalikkan badannya. Sejeong membelalakkan matanya melihat pria di depannya yang begitu tampan menatap ke arahnya.
" Aigo apa dia manusia, kenapa dia sangat tampan." Batinnya tidak percaya.
" Kim Sejeong-ssi." Panggil Sehun membuyarkan lamunannya dan tiba-tiba raut wajahnya berubah.
" Seolma (tidak mungkin)." Gumam Sejeong mengingat wajahnya yang tidak asing. Sehun hanya menatapnya dingin tanpa ekspresi.
" Kau mengingatku?" Tanya Sehun.
" Sajang-nim, ah tidak maksudku daepyo-nim josonghamnida (maafkan aku), aku benar-benar tidak sengaja melakukannya." Ucap Sejeong menyesal.
" Mwo, kau bahkan menipuku kau bilang tidak sengaja melakukannya?"
" Malam itu pacarku mengkhianatiku jadi pikiranku sedang tidak baik...
" Aku tidak ingin mendengar curhatanmu!" Bentak Sehun.
Sejeong menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. Ia terus berpikir apa yang harus ia lakukan agar tidak dipecat dari pekerjaannya. Tiba-tiba gadis itu mengangkat kedua tangannya memohon agar di beri kesempatan lagi. Ia berjanji akan melakukan apa saja yang Sehun inginkan.
" Jeball daepyo-nim, tolong bantu aku." Pinta Sejeong memelas.
" Apa saja yang aku inginkan?" Tanya Sehun meyakinkan.
" Ne." Jawab gadis itu mengangguk.
" Baiklah aku akan memikirkannya." Jawab Sehun tersenyum jahat.
-----------------
Sejeong berjalan sambil menekuk wajahnya kembali ke tempat duduknya. Rasanya ia barusaja tertimpa gedung besar yang roboh.
" Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Jennie penasaran.
" Eonni, ternyata daepyo-nim baru itu orang yang kuceritakan semalam." Jawab Sejeong hampir menangis.
" MWORAGO (apa katamu)?" Teriak Jennie terkejut.
" Pelankan suaramu." Kata Sejeong frustasi.
" Yaa, terus apa yang terjadi?"
" Aku bilang padanya kalau aku mau melakukan apa saja asal jangan memecatku, aku membutuhkan pekerjaan ini."
" Ckckck, kau sudah buruk di matanya."
Sejeong meletakkan kepalanya di atas meja. Ia bingung apa yang harus ia lakukan kalau Sehun benar-benar memecatnya. Dia merelakan harga dirinya di depan pria itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
--------------------
Sehun berjalan menuju ruangan Tuan Oh (ayahnya) dengan wajah dinginnya. Semua karyawan melihat ke arahnya, mereka jatuh cinta dengan visual Sehun.
" Daepyo-nim." Panggil Kim sajang mendekatinya.
" Jong In-ah." Jawab Sehun sedikit tersenyum melihat sahabatnya.
Mereka berjalan menuju ruangan untuk berbincang-bincang. Sudah 3 tahun lamanya mereka tidak pernah bertemu semenjak Sehun kembali lagi ke Barcelona. Jong In merasa bangga melihat pria itu menjadi CEO Oh Group. Ia berjanji akan selalu membantunya.
••••••••••••••••
Sejeong sampai di rumah sakit, ia membuka pintu lalu berjalan perlahan mendekati pria paruh baya yang terbaring dengan banyak kabel di tubuhnya.
" Annyeong appa (hallo ayah)." Sapa Sejeong sedih.
" Bagaimana kabar appa." Lanjutnya menahan tangis lalu memegang tangan ayahnya erat.
" Bogoshipeunde (aku merindukanmu)." Lanjutnya mengusap air mata.
Ayah Sejeong mengalami kecelakaan setahun yang lalu dan menyebabkannya koma.
Sejeong menutup pintu lalu berjalan untuk pulang.
" Kim Sejeong-ssi." Panggil pria dengan jas putih berpapasan dengannya.
" Cha Eun Woo songsae (dokter Cha Eun Woo)." Jawab Sejeong tersenyum.
Mereka sampai di kedai, seorang ahjumma membawa sup panas untuk mereka.
" Khamsahamnida." Ucap Eun Woo.
Sejeong menyicipi kuahnya dan dia berseru karena supnya sangat enak.
" Cha songsae terima kasih kau sudah merawat ayahku." Kata Sejeong.
" Apa yang kau bicarakan, bukankah sudah tugasku sebagai dokter menjaga pasiennya, kau tidak perlu sungkan." Jawab Eun Woo tersenyum.
" Makan supmu nanti dingin." Lanjutnya.
Sejeong tersenyum lalu melahap sup di depannya. Setelah bertemu dengan ayahnya kini perasaannya sudah lebih baik, dia tidak lagi frustasi dengan kejadian siang tadi. Eun Woo terus menatap kearah Sejeong dan itu membuat gadis itu sedikit canggung.
" Waeyo (kenapa)?" Tanya Sejeong bingung.
Tiba-tiba pria itu mengusap kuah sup di sudut bibir Sejeong dan mata mereka bertemu.
" Mian (maaf)." Kata Eun Woo gugup lalu menenggak soju di depannya.
Annyeong, Jangan lupa vote dan coment ya ....