Prolog (Part 3)

1539 Words
Whitown, 17 Maret 2029 R  ==========================================   "Lima menit ya..." kata si Anak Penasaran. "Lima menit dari mananya! Sekarang sudah setengah jam, dan dia masih belum datang!" kata si Anak Paling Tua. "BENAR KAN, ORANG ITU PASTI HAN- ADUH! BISAKAH KAU BERHENTI MEMUKULKU!" Teriak si Anak Penakut sebelum dia dipukul oleh teman di sebelahnya. "Sudah berapa kali kami katakan padamu, orang itu bukan hantu! Berhentilah berpikir orang itu hantu!" kata teman di sebelahnya. "Sampai kapan kau akan menganggap pria itu hantu, penakut!" kata si Anak Paling Tua. "Sudahlah, mari kita berpikir positif... Kurasa orang itu tidak hanya buang air kecil." kata si Anak Penasaran. "Memangnya apa lagi yang akan ia lakukan di kamar mandi jika tidak buang air kecil?" tanya si Anak Paling Muda. "Entahlah, mungkin Buang Air Besar atau bahkan-" "Mana ada! Aku kan sudah bilang kalau aku hanya buang air kecil!" potong sebuah suara di atas pohon. Yang tak lain dan tak bukan adalah si Pria Misterius. "Kau sudah ada di sana? Sejak kapan?" tanya si Anak Paling Muda. "Aku kan sudah bilang akan datang dalam lima menit, kalian saja yang terlalu malas melihat ke atas pohon..." katanya sambil turun dari pohon dengan cara yang sama dengan sebelumnya. "LI-HMPH!" teriak si Anak Penakut sebelum teman di sebelahnya membungkamnya. "Berarti kau sudah ada di sana sejak awal?" tanya gadis di belakang. "Kenapa kau tidak bilang?" tanya si Anak Paling Muda. "Apa aku harus memberitahu kalian setiap kali aku datang?" kata si Pria Misterius. "TENTU SAJA HARUS! KAMI SUDAH MENUNGGUMU SETENGAH JAM! s****n!" kata si Anak Paling Tua. "Aneh," pikir si Anak Penasaran. "Maafkan aku... Bicara soal memberitahu, sampai mana ceritaku tadi?" tanya si Pria Misterius. "Umm... Revolusi kemanusiaan?" "Ah... Benar, Revolusi kemanusiaan..." "Apa yang terjadi saat itu?" tanya si AnakPenasaran. "Saat itu, seluruh umat manusia memohon pada Tuhan untuk bisa bertahan hidup dari tekanan ras lainnya. Pada akhirnya, Tuhan meminta manusia untuk mengirimkan orang-orang yang menurut mereka bisa dipercaya agar kejadian sebelumnya tidak terulang kembali..." "Kejadian apa?" tanya si Anak Paling Muda. "Kejadian monster dan mage, kau lupa?" kata teman di sebelahnya. "Singkat cerita, semua manusia yang terpilih dikirim ke suatu tempat yang sama. Di sana, Tuhan memberikan kekuatan baru bagi manusia-manusia terpilih tersebut. Kekuatan yang lebih kuat dari semua kekuatan yang ada di dunia saat itu, bahkan kekuatan sihir elf sekalipun bukan tandingan dari kekuatan itu. Kekuatan elemen..." ceritanya. "Kekuatan elemen?" "Benar, nak... Kekuatan elemen. Bahkan beberapa di antaranya memiliki keistimewaan lainnya..." "Wow!" seru si Anak Paling Muda. "Mereka bersatu dan menciptakan sebuah organisasi yang bernama PEKUM yang bertujuan untuk menjaga umat manusia dari tekanan ras-ras lainnya." "PEKUM?" "Pasukan Elemen Khusus Umat Manusia." "Nama yang keren, tapi malah aneh jika disingkat..." pikir si Anak Penasaran. "Akhirnya, pada tanggal 7 April, terjadilah sebuah perlawanan oleh umat manusia yang dipimpin oleh para PEKUM. PEKUM bisa membuat ras-ras lainnya takut pada mereka, dan membuat manusia hidup dengan damai. Bahkan mempengaruhi penanggalan kalender. Tahun yang pada awalnya diawali oleh bulan Januari berubah jadi bulan April. Ditambah tahun kita saat ini dihitung berdasarkan revolusi itu," "Aku tidak mengerti..." kata si Anak Paling Muda. "Sekarang tahun berapa?" tanya si Pria Misterius. "2029..." kata si gadis di belakang. "2029 Revolusi, berarti sudah 2029 tahun sejak revolusi itu terjadi..." "Oh..." Semua anak akhirnya mengerti. "Apakah ada di antara mereka yang menyalahgunakan kekuatan mereka?" tanya si Anak Penasaran. "Tentu saja ada..." "ADA JUGA YANG LUPA DIRI?" teriak si Anak Penakut. "Ada, bahkan banyak..." "Astaga," "Mereka bersatu membentuk sebuah organisasi yang bertujuan untuk menguasai seluruh dunia. Organisasi itu dinamakan 'Sekaijuu no Seifuku-sha' yang berarti Penakluk Seluruh Dunia. Disingkat 'SnS'. Mereka didirikan dan dipimipin oleh seseorang yang bernama Hanzo Nisshoku." "Semengerikan itu kah?" tanya si Anak Penasaran. "Sangat mengerikan, organisasi itu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Lebih parahnya lagi, mereka juga beraliansi dengan ras lainnya. Sehingga secara tidak langsung, mereka mengkhianati ras mereka sendiri. Yang paling mengerikannya, Hanzo Nisshoku memiliki kemampuan mengendalikan semua kekuatan elemen dan punya keistimewaan lainnya!" "TIDAK MUNGKIN!" teriak anak-anak itu. "Lalu apa yang terjadi dengan PEKUM?" "PEKUM merubah nama dan tujuannya. Namanya berubah jadi PEKAN, dan tujuannya berubah yang pada awalnya melindungi umat manusia dari ras-ras lainnya menjadi melindungi semua ras dari ancaman SnS dan menghancurkan organisasi itu." "Kenapa jadi PEKAN?" tanya si Anak Penasaran. "Pasukan Elemen Khusus Antar Negara." "Oh," "Baiklah, kurasa ceritaku sudah habis..." kata si Pria Misterius sambil berdiri. "Tuan!" seru si Anak Paling Muda. Hal itu membuat semua anak dan Pria Misterius itu menatapnya. "Ada apa?" "Siapakah anggota PEKAN yang paling kuat?" tanyanya. Hal itu membuat si Pria Misterius kembali duduk, dan melanjutkan ceritanya. "Aku hanya akan menyebutkan tentang Whitown Elemental Trinity," "Whitown Elemental Trinity?" tanya si Anak Paling Muda. "Tiga anggota PEKAN yang terkuat saat ini. Di negara bagian Whitown ini," "Kenapa hanya tiga?" tanya si Anak Penasaran. "Pertama, hari sudah sore... Kedua, dari 2020-an tahun dan 18 negara bagian di negara ini, pasti banyak yang sangat kuat dan percayalah, sampai tahun depan pun ceritaku tak akan selesai jika menceritakan tentang mereka semua... Ketiga, namanya saja sudah 'Trinity', sudah pasti ada tiga orang." "Ya sudahlah... siapa saja ketiga orang ini?" tanya si Anak Paling Tua. "Yang pertama adalah 'Demon', di-" "SEORANG DEMON DI PEKAN? MANA MUNGKIN!" teriak si Anak Penakut. "'Demon' itu hanya username-nya... Ditambah bisakah kau tidak berteriak sekali saja? Astaga naga..." kata si Pria Misterius dengan kesal. "Username?" "Semua anggota PEKAN harus menyembunyikan identitas mereka, dan salah satunya adalah dengan menggunakan sebuah username." "Kenapa identitas mereka harus dirahasiakan?" tanya si Anak Penasaran. "Apa kau mau dibunuh saat kau sedang tidur? Atau diganggu oleh banyak orang saat kau ingin santai?" tanya si Pria Misterius itu. "Oh..." "Kembali ke topik, 'Demon' adalah seorang pria yang memiliki Demon Blood dalam tubuhnya. Hal itu terjadi karena neneknya melahirkan anak dengan seorang Demon." "Ujung-ujungnya Demon..." pikir si Anak Paling Tua. "Memangnya apa yang akan terjadi jika dia punya Demon Blood?" tanya si Anak Penasaran. "Kekuatan elemen dan kekuatan fisiknya akan meningkat drastis jika dia menggunakannya." "Kekuatan Elemen apa yang ia miliki?" tanyanya lagi. "Kalau soal itu, aku tak bisa memberitahu kalian..." "Lalu siapa yang kedua?" "Yang kedua adalah 'Glasses' dan sesuai namanya, dia menggunakan kacamata. Pria itu hampir tak pernah membuka kacamatanya. Dia membuka kacamatanya hanya jika ia tidur dengan tenang..." "Bukankah tidur itu sering?" "Percayalah... Jika kau adalah ketua PEKAN, jangan harap bisa tidur dengan tenang." "Kemampuan apa yang ia miliki?" tanya si Anak Penasaran. "Dia punya keistimewaan, diantaranya adalah dia bisa mengendalikan kekuatan elemen dan kekuatan elemennya tak punya batasan." "Wow! Orang itu sangat kuat! Apakah ia tampan?" kata gadis di belakang. "Sayangnya bagimu, dia sudah punya kekasih." "Aw..." gadis itu memasang wajah cemberut karena hal itu. "Astaga! Orang itu pasti yang paling kuat!" kata si Anak Paling Muda. "Bukan bermaksud mengecewakanmu, tapi Trisula Pekan memiliki kekuatan yang setara. Ditambah aku baru menceritakan dua dari mereka." "Lalu siapa yang ketiga?" tanya si Anak Penasaran. "Yang ketiga adalah yang paling istimewa menurutku, dia bahkan punya tiga keistimewaan lainnya selain bisa menggunakan kekuatan elemen." "Siapakah dia?" "'Eyescar' dan lagi-lagi sesuai namanya, dia punya bekas luka di matanya. Pria satu ini adalah pria paling misterius yang pernah ada di keanggotaan PEKAN." "Kenapa?" "Hanya sedikit anggota PEKAN yang benar-benar tahu kekuatan elemen dan keistimewaannya. Bahkan sang Grandmaster sekalipun tidak benar-benar tahu kemampuannya." "Grandmaster?" tanya si Anak Penasaran. "Grandmaster adalah pemimpin semua anggota PEKAN yang ada di seluruh dunia." kata si Pria Misterius sambil berdiri. "Oh..." "Baiklah, ceritaku sudah habis... waktunya kita berpisah." kata si Pria Misterius sambil berjalan menjauh dari mereka. "Tunggu!" kata si Anak Penakut. "Ada apa lagi?" tanya si Pria Misterius sambil terus berjalan tanpa berbalik arah. "BAGAIMANA BISA KAMI YAKIN KALAU KAU TIDAK MENGARANGNYA?" teriaknya. Kali ini anak-anak yang lainnya tidak memukulnya, karena mereka pun sebenarnya tidak terlalu percaya pada perkataan si Pria Misterius. Pria Misterius itu berhenti berjalan menjauh, dan angin berhembus kencang. "Sesuai janjiku, akan aku tunjukkan bukti sekaligus apa yang kalian inginkan." katanya sambil melepas tudungnya. Semua anak terkejut melihatnya. Disaat si Anak Penakut hampir berteriak, Pria Misterius itu mengacungkan telunjuk kirinya dan menempelkan nya ke mulutnya sendiri. "Shh..." suara bisikan itu terdengar. Tanda isyarat untuk tetap diam. Tak lama kemudian Pria Misterius itu menjentikkan jarinya. CTAK!  Suara petikan jari terdengar, dan Pria Misterius itu sudah menghilang dari hadapan mereka. Semua anak di taman itu sangat terkejut. Beberapa kesulitan bernafas saking terkejutnya. Bahkan si Anak Penakut pingsan setelah melihat apa yang ada di balik tudung itu. "Di-dia k-kan..." Kata si Anak Penasaran tergagap-gagap. Pria itu berambut hitam acak-acakan, dengan bekas luka di leher dan mata kirinya. Mata kirinya berwarna merah, berbeda dengan mata kanannya yang berwarna coklat. ________________________________________ Sementara itu, di taman bagian lain... Pria Misterius itu sedang duduk di bawah pohon rindang sambil melihat sebuah pick gitar kayu di tangannya. Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, seseorang menutup matanya dengan tangannya. Tangan yang halus. "Tebak siapa ini..." suara itu terdengar di belakang kepalanya. "Kumohon Sena, berhentilah main-main..." kata pria itu. Pengelihatan pria itu sudah kembali, dan saat melihat ke belakang... Dia melihat seorang gadis seusianya yang berambut pirang panjang dan bermata hijau memasang wajah cemberut. "Ayolah, bagaimana bisa kau tahu ini aku?" kata gadis itu. "Kau pikir dengan suara khas itu, kau bisa menipuku? Percayalah, aku bahkan bisa merasakan hawa keberadaan mu..." kata pria itu. Gadis itu kemudian duduk di samping Pria Misterius itu. "Ngomong-ngomong, cerita yang bagus..." "Terima kasih," "Kau tidak benar-benar berpikir mereka akan melupakan wajahmu kan?" tanya gadis itu. "Mereka hanya anak-anak, paling minggu depan juga mereka lupa pernah bertemu denganku..." "Kalau kau mau tahu, anak-anak memiliki daya ingat yang sangat tinggi..." "Ya, aku tahu kok..." "Lalu kenapa kau perlihatkan wajahmu pada anak-anak tadi?" "Memangnya kenapa?" "Bagaimana kalau mereka ingin mencari tahu lebih soal dirimu?" "Sena, dengarkan aku. Mereka hanya anak-anak... Jika mereka memberi tahu orang tua mereka, orang tua mereka tidak akan menganggapnya serius." "Lalu bagaimana jika orang tua mereka menanggapinya dengan serius?" "Kalau hal itu terjadi, aku terpaksa mengganti namaku..." "Menggantinya jadi apa?" "Kuro," "Nama yang aneh..." kata gadis itu sambil menahan tawanya. "Ya, aku tahu..." "Tapi aku serius, nama Avatar jauh lebih cocok untukmu..." Pria itu menatap matahari terbenam, kemudian diikuti oleh gadis itu. Angin berhembus kencang, sehingga jubah yang dikenakan keduanya tertiup angin. "Terserah apa katamu... Sena," kata Pria itu.     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD