Chapter 2 - Mimpi yang Aneh

1380 Words
Whitown, 21 Juni 2019 R  ==========================================   Ningenation, diambil dari dua kata dalam bahasa yang berbeda: "Ningen" yang berarti manusia dalam Bahasa Jepang, dan "Nation" yang berarti negara dalam Bahasa Inggris. Sehingga, Ningenation kurang lebih berarti "Negara Para Manusia". Sesuai namanya, di Ningenation hanya ada manusia. Tidak ada elf, beast, monster, maupun mage sama sekali di sini. Atau mungkinkah? Hal itu mungkin terjadi karena Ningenation melindungi diri dari dunia luar. Negara kecil ini dilapisi oleh dinding transparan yang bekerja seperti kaca mobil. Seseorang di dalamnya dapat melihat hal di dunia luar, tapi mereka yang di dunia luar hanya melihat Ningenation sebagai daerah tandus tanpa tanda kehidupan. Sebenarnya, wilayah Ningenation itu bisa dibilang terlalu kecil untuk dianggap sebuah negara. Walaupun begitu, dalam Ningenation terdapat empat kawasan. Di setiap kawasan itu terdapat beberapa negara bagian. Jika dihitung, terdapat delapan belas negara bagian. Kawasan pertama adalah kawasan industri, semua kegiatan industri dilakukan di sini. Di daerah ini sepi penghuni, karena polusi yang terjadi di sini. Di sana terdapat tiga negara bagian. Diantaranya ada Factrozone, daerah yang isinya hanya pabrik. Lalu ada Teslatron, yang menghasilkan Energi. Terakhir ada Mineralite, daerah yang digunakan untuk mengambil mineral yang terkandung dalam bumi. Kawasan kedua adalah kawasan residental. Di sini ramai dijumpai berbagai gedung pencakar langit. Gedung-gedung tersebut biasanya berupa apartemen, hotel, atau semacamnya. Tak tanggung-tanggung, di sini terdapat sepuluh negara bagian. Diantaranya ada Aka, Orenji, Ki, Midori, Saian, Aoi, Injigo, Murasakino, Shiroi, dan Kuro. Kawasan ketiga adalah kawasan pinggir. Kawasan yang bisa dibilang sedikit berbahaya untuk ditinggali, karena kawasan ini sangat dekat dengan dinding pembatas. Ini berarti jika ada serangan oleh ras lain, daerah ini adalah yang pertama merasakan dampaknya. Alasan di atas lah yang membuat kawasan ini sepi. Karena penduduk yang tinggal di sini cukup sedikit, biasanya di kawasan ini didominasi oleh pedesaan. Terdapat tiga negara bagian yang "dikorbankan" oleh negara ini. Magisu, berbatasan dengan para Mage. Berserkin, berbatasan dengan para Beast. Yang terakhir, Sadistrict, berbatasan dengan para Monster. Terakhir, ada kawasan istimewa. Kawasan ini adalah kawasan yang diistimewakan oleh negara. Oleh karenanya, biasanya teknologi di kawasan ini adalah yang paling maju jika dibandingkan dengan kawasan lain. Terdapat dua negara bagian di kawasan ini. Ada Tokubetsuna, daerah yang berbatasan dengan para elf. Yang terakhir adalah Whitown, ibukota dari Ningenation. Saat ini di kota Whitown, lebih tepatnya di dalam sebuah gerbong kereta yang sedang berjalan... Terdapat dua orang anak SMA berumur 15 tahun kurang yang sedang melihat keluar jendela kereta. Yang pertama adalah Avatar. Anak ini adalah anak adopsi dari keluarga Tsuki. Karena itulah, anak ini kurang suka jika dipanggil "Tuan Muda" oleh pelayan keluarga Tsuki dan mengaku tidak punya nama keluarga. Avatar diadopsi oleh keluarga Tsuki dari panti asuhan saat umurnya menginjak sepuluh tahun. Anak ini katanya lahir pada tanggal 27 Juli 2004 R. Dia memiliki warna rambut yang aneh. Rambutnya berwarna putih, tapi pangkalnya berwarna hitam. Anak yatim piatu ini juga selalu menggunakan penutup mata karena mengaku mata kirinya sering berdarah dan sakit tiba-tiba. "Pemandangannya indah sekali, bukan begitu? Arata?" tanya Avatar. "Pemandangan di kawasan pinggir jauh lebih indah, Avatar... Hoaaahmmm... Mengantuk sekali," kata Arata menutup matanya karena mengantuk. "Astaga naga..." Anak yang kedua adalah Arata Tsuki. Anak ini adalah pewaris tunggal dari keluarga Tsuki. Tetapi, dia merasa kesepian di rumahnya yang sangat besar. Karena itulah, Arata cukup senang ketika dia menerima kabar bahwa keluarganya akan mengadopsi seorang anak yang seusia dengannya. Arata sedikit lebih muda dari Avatar. Dia lahir pada tanggal 30 September 2004 R. Dia memiliki rambut dan mata berwarna merah buah saga. Rambutnya cukup panjang untuk seorang laki-laki sampai-sampai menutupi wajah bagian kanannya. Avatar hanya melihat keluar jendela selama berada di dalam kereta. Sedangkan Arata hanya terdiam sambil menutup mata. Perlahan-lahan, Arata mulai takluk pada rasa kantuk yang menyerangnya. Hingga pada akhirnya, Arata menyerah pada rasa kantuknya dan tertidur di kereta. ________________________________________ Saat Arata terbangun, dia berada di sebuah ruangan yang sangat gelap. Arata bahkan tak bisa melihat tangannya sendiri. "Dimana aku? Kenapa... gelap sekali?" tanya Arata. "Akhirnya aku menemukanmu..." suara itu terdengar menggema. Arata terkejut, karena suara itu sangat kencang. Suara itu adalah suara seorang gadis. Tapi, Arata tidak pernah mendengar suara itu sebelumnya. "Siapa itu? Keluarlah! Hei! Tunjukkan dirimu!" Tiba-tiba setitik cahaya terlihat. "Mendekatlah..." suara itu terdengar kembali. Arata kemudian berjalan mendekati cahaya itu. "Semakin dekat..." kata suara itu. Arata mulai berlari. Titik itu makin terang. "Lebih dekat..." suara itu lagi. Arata berlari semakin cepat. Titik itu semakin terang. "Ayo... Sedikit lagi," lagi-lagi suara itu. Arata berlari secepat yang ia bisa. Saat dia sudah sangat dekat dengan titik itu, titik itu pecah dan mengeluarkan cahaya yang luar biasa menyilaukan. "Astaga, ya ampun... Apa yang sebenarnya terjadi?" kata Arata sambil melindungi matanya. Tak lama kemudian, cahaya menyilaukan itu menghilang dan menyisakan butiran-butiran terang. Arata pun menurunkan tangannya, dan langsung terkejut pada apa yang ia lihat saat itu. Butiran-butiran terang itu berkumpul dan membentuk sosok seorang gadis. Gadis itu memiliki rambut pirang pendek dan mata kuning keemasan. Benar, itu adalah gadis yang sebelumnya ia lihat di stasiun. "Kau kan..." "Percayalah satu hal, kita pasti akan bertemu. Percayalah..." kata gadis itu sebelum cahaya terang mengelilinginya. "Tunggu! Siapa namamu?" seru Arata. Gadis itu tersenyum padanya. "Namaku adalah..." Belum selesai gadis itu bicara, cahaya terang yang mengelilinginya semakin terang setiap saatnya. Hingga setelahnya yang Arata lihat hanyalah warna putih. Tapi sedikit demi sedikit warna lainnya mulai terlihat walaupun warnanya kabur. ________________________________________ "Hei! Arata! Hei! Bangunlah! Astaga naga... Hei!" terdengar suara yang lain. Perlahan demi perlahan suara itu semakin jelas. PLAK!  Arata ditampar oleh seseorang. "ADUH! SAKIT SEKALI!" teriaknya. "Bangunlah... Kita sudah sampai," kata suara itu yang ternyata adalah Avatar. Arata baru sadar apa yang terjadi. Dia tertidur di kereta, dan gadis yang baru saja bicara dengannya ternyata hanyalah bagian dari mimpinya. Semua itu dia sadari berkat rasa sakit di pipinya. "Astaga, ya ampun! Apa kau tak punya cara lain untuk membangunkan ku?" keluh Arata. "Tidak." jawab Avatar dengan singkat. Arata menarik nafas panjang kemudian membuangnya. "Hah... Ya sudahlah, ayo keluar! Sekarang sudah pukul 07.15," Pada saat itu juga, Avatar dan Arata keluar dari kereta untuk pergi ke tujuan utama mereka... SMA Negeri 1 Whitown. SMA itu dekat dari stasiun. Jadi bisa dibilang, Avatar dan Arata hanya mengejar waktu keberangkatan kereta setiap harinya. Jika mereka ketinggalan kereta, mereka pasti terlambat. Karena itu, Avatar dan Arata hanya fokus pada waktu keberangkatan kereta saja. Karena mereka sebelumnya berhasil mengejar kereta, mereka bisa santai sekarang. _________________________________________________________________________________________________________ Avatar berjalan ke sekolah dengan menyilang kan tangannya. Berbeda dengan Arata yang sepertinya masih bingung atas apa yang baru saja dia alami. Menyadari itu, Avatar langsung bicara. "Arata," Arata hanya diam, dia bahkan menempelkan jempolnya ke dagunya dan sedikit menyipitkan matanya. "Arata, kau ini kenapa?" tanya Avatar. Arata masih tak acuh padanya. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah tentang gadis yang ada di mimpinya barusan. "ARATA TSUKI! KAU DENGAR AKU?" seru Avatar karena kesal tidak diacuhkan olehnya. "Astaga! Ya ampun... Avatar, bisakah kau tak berteriak! Berisik tahu!" kata Arata. "Berisik gigimu! Dari tadi aku memanggilmu, tapi kau tak peduli! Astaga naga, kau ini kenapa?" tanya Avatar. "Oh... Aku bermimpi aneh. Di mimpiku, aku bertemu dengan gadis yang kulihat di stasiun sebelumnya... Gadis itu bilang kalau aku akan bertemu dengannya, tapi dia tidak menyebutkan kapan. Seakan-akan, mimpi itu ingin memberikan pesan kepadaku." "Arata, Arata, kau sendiri yang bilang kalau hal seperti itu hanya ada di film. Tapi malah kau sendiri yang percaya pada hal seperti itu. Kau m******t ludah mu sendiri, astaga naga..." kata Avatar menyindir. "Ya, ya, aku tahu... Tapi bisakah kau membantuku mencari jawabannya?" tanya Arata dengan nada sedikit tersinggung. "Astaga naga... Pertama-tama, bagaimana ciri-ciri gadis yang kau temui?" tanya Avatar. "Hmm, coba kuingat. Kalau tidak salah gadis itu berambut pirang pendek, bermata kuning keemasan, seusia kita, menggunakan tas putih, berseragam SMA 3, dan sangat can- tunggu dulu, apa hubungannya?" "Sejujurnya, pada awalnya aku pikir kau mengada-ngada saat kau mengatakan bertemu seorang gadis di stasiun sebelum kita naik kereta tadi. Tapi karena ciri-ciri yang kau berikan padaku sangat mendetail, kurasa kau benar-benar bertemu dengannya." Jawab Avatar dengan nada datar. "Mana mungkin aku mengada-ngada! Tadinya kupikir kau ingin merebutnya dari- maksudku, kupikir tadinya kau tertarik dengan gadis itu." "Merebut? Tertarik? Mulutmu! Mana mungkin aku tertarik pada seorang gadis yang bahkan belum aku lihat... Apa jangan-jangan, kau suka pada-" "MATAMU!" teriak Arata. "A-apa! Mataku kenapa? Penutup mataku bocor lagi?" tanya Avatar dengan panik. Hening sejenak... "Hehehe... Bukan itu," kata Arata sambil tertawa kecil. "Lalu apa?" kata Avatar. "Tidak ada, lupakan saja," kata Arata. ________________________________________ Tanpa disadari, mereka berdua sudah sampai di pintu gerbang SMA Negeri 1 Whitown. "Tak kusangka kita akan sampai disini tepat waktu." kata Avatar. "Kau benar, tadinya kupikir kita akan sampai pada pukul 09.00... Ayo, Avatar!" kata Arata. "Baiklah... Waktunya serius!" kata Avatar. Mereka melangkah masuk melewati pintu gerbang SMA Negeri 1 Whitown. Angin kencang berhembus meniup rambut mereka, membuat mereka merasa seakan-akan seperti dua pria gagah yang akan mengubah seluruh dunia suatu saat nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD