“Kenapa belum tidur?” Suara seseorang mengagetkan Darrel yang asyik duduk sendirian di teras depan rumah. Darrel mengalihkan pandangannya ke sosok wanita berhijab yang kini duduk di sampingnya, tersenyum tipis, lantas meletakkan gitar yang sejak tadi dia pegang, ke sisi kirinya yang kosong. Darrel memang sedang sulit tidur. Berulang kali dia berusaha memejamkan kedua matanya, namun tetap saja rasa kantuk tidak hadir di dirinya. Rasa rindu yang teramat sangat dia rasakan pada Naya, membuatnya ingin kembali menemuinya dan memeluknya erat. Dia merindukan semua yang ada di diri Naya. Bahkan tak ada satu pun yang terlewat di dalam diri Naya. Namun kini, kondisi sang ibu yang masih belum sembuh benar, membuatnya tak mungkin bisa melakukan semua keinginannya itu.

