bc

Bahagia Usai Dikhianati

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
663
FOLLOW
2.8K
READ
scandal
tragedy
like
intro-logo
Blurb

Terkadang Tiara masih tidak percaya akan kenyataan yang terjadi dalam rumah tangga yang sudah dibinanya selama tujuh belas tahun. Suami yang begitu sempurna di depan matanya, tiba-tiba tertangkap basah oleh warga sedang bersama sahabatnya sendiri di tengah malam buta. Sang suami pun terpaksa menikahi wanita beranak dua yang sudah dikencaninya diam-diam di belakang istrinya.

Tiara memilih bercerai tanpa ingin tahu lagi penyebab perselingkuhan suaminya. Meski sang suami berusaha untuk mempertahankan biduk rumah tangga mereka, tapi bagi wanita yang masih terlihat cantik dan langsing di usia yang ke-37 tahun itu, tiada maaf untuk yang namanya perselingkuhan dan pengkhianatan.

Hal itu tidak hanya menyakiti hati Tiara saja. Putri semata wayang mereka—Tania, ikut merasakan sakitnya. Putra dari wanita yang sudah merebut papanya itu merupakan teman terdekat Tania di sekolah. Apalagi kemudian Ryan memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena kecewa melihat ulah sang ibu yang sering berselingkuh dari ayahnya. Sehingga membuat ayahnya menjadi depresi dan berakhir di rumah sakit jiwa. Ryan tidak bisa lagi menahan lukanya kala sang ibu menikah dengan ayah wanita idamannya. Gantung diri adalah yang terpikir bagi remaja ganteng berusia tujuh belas tahun itu.

Pertemuan Tiara dengan cinta monyetnya kala remaja dulu dalam sebuah acara reunian, membawa Tiara kembali pada getar-getar syahdu yang dulu pernah ia rasakan. Lelaki yang selama dua puluh tiga tahun tak pernah ia tahu keberadaannya itu, kini memberi aura baru dalam hidupnya.

Arie Erlangga, duda tampan dan mapan itu langsung mengajak Tiara berkencan begitu acara reuni mereka selesai. Sama-sama menjadi janda dan duda selama setahun, membuat keduanya tidak mau membuang-buang waktu lagi untuk melanjutkan ke hubungan yang lebih serius.

Jika sang ibu sudah menemukan kebahagiannya kembali, lalu bagaimana dengan sang putri?

Seorang pemuda yang mirip sekali dengan Ryan yang sudah meninggal tiba-tiba datang menemani hari-hari remaja Tania. Randy yang kuliah di Fakultas Kedokteran itu akhirnya bisa memberi kebahagiaan bagi Tania yang juga akhirnya bisa mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter, sama seperti kekasihnya. Perjalanan cintanya juga tidak kalah romantisnya dari sang ibu.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Part 1 Kenapa Remaja itu Bunuh Diri? Suasana kampung yang terletak di salah satu lereng Bukit Barisan yang terhampar di sepanjang pulau Sumatera itu tampak lengang. Mungkin dikarenakan hari libur dan waktunya tepat tengah hari serta cuaca sedikit panas. Sehingga warga lebih memilih tinggal dalam rumah dibandingkan harus beraktivitas di luar rumah Tiba-tiba suasana kampung berubah sedikit hiruk-pikuk. Tampak beberapa orang berlarian menuju satu arah yang sama. “Ada orang gantung diri?! Ada orang gantung diri?!” “Hah?! Di mana?!” Suara-suara itu terus saja terdengar dari orang-orang yang berlarian di jalan samping sebuah rumah sederhana yang tidak terlalu besar. Hanya pekarangannya tampak asri oleh beberapa pohon alpukat dan rambutan yang sedang berbuah lebat. Sirine mobil polisi pun terdengar tidak lama kemudian. Tiara yang baru saja selesai melaksanakan salat Zuhur dengan mukena yang masih terpasang, melongok keluar jendela kecil yang terdapat di samping rumah sederhana tersebut. “Siapa yang gantung diri, Pak?” tanya Tiara menghentikan langkah seorang lelaki tua yang berjalan tergesa-gesa. “Itu si Ryan, anaknya Rusmini,” jawab laki-laki tua itu. Tiara melongo dengan mata membulat kaget. “Ya, Allah ... Ryan? Kenapa dia senekat itu mengakhiri hidupnya?” seru Tiara tidak percaya. “Makanya itu. Saya juga kaget mendengarnya. Saya ke sana dulu, ya?” pamit laki-laki berambut putih yang memakai celana jingkrang dan baju kaos tipis bergambarkan pasangan calon anggota legislatif di Pemilu tiga bulan lalu. “Silakan, Pak,” jawab Tiara sambil menganggukkan kepalanya. Gegas wanita cantik itu kembali ke kamar. Mengganti mukena dengan kerudung warna hitam. Putri semata wayangnya—Tania tampak pulas tidur di ranjang. Padahal mereka berdua baru saja usai salat Zuhur bersama. Ingin rasanya Tiara membangunkan Tania, memberitahu bahwa temannya bunuh diri. Namun, ia urungkan. “Biarlah Tania tidur dulu. Aku pergi sendiri saja ke sana,” pikir Tiara seraya berjalan keluar kamar. Wanita berusia tiga puluh tujuh tahun itu hanya berdua putrinya saja berada di rumah pada hari Minggu itu. Kedua orang tuanya sedang pergi berkunjung ke rumah Tante Rini, adik bungsu ibunya di kota Bukit Tinggi. Mereka diantar oleh Alvin—adik laki-laki Tiara. Ikut juga istri Alvin, yang bernama Flo. Mereka baru menikah sebulan yang lalu. Tiara mengunci pintu rumah dari luar dan ikut berjalan bersama orang-orang yang menuju ke lokasi kejadian. Rumah yang terletak sekitar 100 meter dari rumah orangtua Tiara. Rumah yang ditempatinya kembali sejak tiga bulan yang lalu. Rumah Rusmini sudah terlihat ramai dikerubungi oleh warga yang ingin melihat dari dekat putra sulungnya yang masih berusia tujuh belas tahun, tapi sangat nekat mengakhiri hidupnya di siang bolong tersebut. Ketika Tiara sampai di sana, tubuh kaku Ryan yang tergantung di teras rumah baru saja diturunkan oleh polisi. Suara tangis ibunya—Rusmini terdengar menyayat hati. Ditambah lagi oleh suara tangis dari adik perempuannya—Rima, yang baru berusia sepuluh tahun. Tiara berusaha menyeruak di antara orang-orang yang berkerumun. Terlihat mantan suaminya—Hendra, sedang memeluk wanitanya yang menangis histeris. Pria masa lalu Tiara itu berusaha untuk menenangkan wanita bertubuh seksi yang terus saja menangis dan menjerit tanpa ada rasa malu. Masih ada rasa sakit yang teramat perih di hati Tiara kala melihat pemandangan di depan matanya saat ini. Meskipun Hendra, laki-laki itu sudah resmi menjadi mantan suaminya tiga bulan yang lalu. Hendra terpaksa harus menikahi Rusmini karena perbuatan mereka berdua. Dunia seakan berhenti berputar ketika Tiara mengetahui bahwa suaminya sudah mendua dengan sahabatnya sendiri. Hampir satu tahun Hendra dan Rusmini bermain api di belakangnya. Tiara merelakan sang suami pergi meninggalkannya dan Tania, anak semata wayang mereka. Tawaran untuk dimadu oleh laki-laki yang sudah menikahinya lebih dari tujuh belas tahun itu tidak bisa diterima oleh wanita yang masih terlihat cantik dan langsing terawat. “Cucuku mana?! Kenapa cucuku bisa bunuh diri?! Rusmini ...?! Dasar perempuan s****l, ini semua pasti gara-gara kamu!” Lamunan Tiara jadi terhenti oleh suara keras seorang wanita tua, mantan mertuanya Rusmini. Neneknya Ryan itu datang sembari berteriak histeris. Wanita yang berusia enam puluhan itu meronta-ronta ingin melepaskan diri dari pegangan kedua putrinya. Dia tidak peduli dengan jilbabnya sudah miring ke mana-mana. Malah telapak kakinya pun tidak memakai alas. Entah tertinggal di mana. “Kasihan sekali neneknya Ryan. Dua bulan yang lalu anaknya, Bang Rudi masuk rumah sakit jiwa karena stress ditinggal istri selingkuh sama suaminya Kak Tiara.” Terdengar suara wanita bicara. “Iya. Aku juga mendengar beritanya. Sekarang malah cucu kesayangannya bunuh diri,” jawab wanita yang lain. Tiara menoleh kebelakang. Tampak dua orang wanita yang sedang asyik berbicara. Mereka sebenarnya bicara pelan, tapi karena persis berada di belakang Tiara, semua pembicaraan mereka terdengar jelas di telinganya. “Eh, Kak Tiara, kirain siapa tadi.” Salah satu dari wanita itu menyapa dengan wajah sungkan. Sri, tetangga sebelah rumah Tiara itu mungkin tidak enak hati, karena tadi dia membicarakan mantan suaminya Tiara. Tiara mengulas senyum sedikit. Mau bagaimana lagi. Perselingkuhan yang memalukan antara Hendra dan Rusmini memang sudah bukan rahasia umum. Enam bulan yang lalu, kedua orang itu tertangkap basah oleh warga pada tengah malam di rumah Rusmini sedang menikmati surga dunia ciptaan mereka berdua. *** Rusmini, teman Tiara sejak kecil. Mereka selalu sekolah di tempat yang sama sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Rumah orang tua mereka pun tidak terlalu berjauhan. Rusmini memang sangat cantik. Dia menjadi incaran dari lawan jenis sejak remaja dulu. Berbeda dengan Tiara yang tidak secantik Rusmini. Namun, ia dianugerahi Allah kepintaran yang lebih, sehingga wanita berkulit putih itu selalu menjadi juara kelas waktu sekolah dulu. Tumbuh besar dalam keluarga yang sederhana karena ayahnya Tiara hanya seorang Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Kecamatan. Sedangkan Rusmini hidupnya agak susah sejak ayahnya meninggal ketika dia masih Sekolah Menengah Pertama. Demi memenuhi kebutuhan masa remaja, Rusmini memanfaatkan benar kecantikannya untuk memikat laki-laki anak orang kaya. Lulus dari Sekolah Menengah Atas, Rusmini memutuskan untuk menikah dengan Rudi. Seorang pemuda yang berasal dari keluarga berada di kampung mereka. Meskipun tanpa ada rasa cinta di hati Rusmini untuk pria yang tergila-gila padanya sejak lama. Bagi wanita cantik itu yang penting sang suami bisa memenuhi semua kebutuhan dan keinginannya. Berbeda dengan Tiara yang masih meneruskan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri yang berhasil didapatkannya melalui seleksi ujian masuk kala itu. Persahabatan Tiara dengan Rusmini masih terus berlanjut. Mereka selalu berjumpa saat Tiara pulang ke rumah orangtuanya setiap akhir pekan dari Kota Padang, tempatnya kuliah. Meskipun mereka berbeda sifat dan tingkah laku, tapi keduanya tetap akrab dan cocok sebagai sahabat. Mereka selalu saling curhat setiap kali bertemu. “Rusmi, kamu kok gak hamil-hamil, sih? Kan udah setahun lebih kamu menikah dengan Bang Rudi?” tanya Tiara ketika sahabatnya itu datang berkunjung ke rumahnya pas hari libur. “Memang kusengaja, Ra. Males banget cepat-cepat punya anak. Ntar yang ada badanku melar semua habis melahirkan,” jawab Rusmini santai. “Kamu bagaimana, Ra? Masa udah jadi anak kuliahan belum punya cowok juga?” Rusmini balik bertanya dengan wajahnya yang semakin mulus sejak bersuamikan pemuda kaya. “Ada deh ... tunggu saja tanggal mainnya,” jawab Tiara tersenyum penuh rahasia. Terbayang wajah tampan Hendra, kakak tingkatnya di kampus. Tiga bulan lalu mereka resmi pacaran. *** Part 2 Sepasang Remaja yang Terluka Orang-orang yang berkerumun di depan rumah Rusmini sudah membubarkan diri. Ada yang masuk ke dalam rumah untuk melaksanakan fardu kifayah, menyelenggarakan persiapan pemakaman Ryan. Ada juga yang kembali meninggalkan pekarangan rumah Rusmini, termasuk Tiara. Sudah menjadi kebiasaan di kampung mereka bahwa setiap ada yang meninggal, para pelayat biasanya membawa beras atau sedikit uang untuk keluarga yang berduka. Tiara tadi belum membawa salah satunya. Jadi bersama beberapa orang tetangga dia kembali pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan Tiara mendengar cerita dari para tetangga. Saat kejadian nahas itu, Ryan berada di rumah sang ibu sejak pagi. Remaja kelas dua Sekolah Menengah Atas itu memang tidak tinggal bersama ibunya. Ryan tetap tinggal bersama sang ayah usai kedua orangtuanya bercerai. Siang itu ibu dan adiknya serta sang ayah tiri sedang melayat ke rumah kakak ipar Rusmini yang juga meninggal karena sakit. Setelah kakak iparnya dimakamkan sebelum waktu Zuhur tiba, Rusmini kembali pulang ke rumah peninggalan ayahnya itu. Rumah yang kembali ia tempati setahun terakhir ini, usai bercerai dengan ayahnya Ryan. Teras depan rumah itu terbuat dari kayu ulin yang kokoh. Di salah satu kayu itulah Ryan mengakhiri hidup. Cerita tentang Ryan belum berakhir ketika Tiara tiba di depan rumah orangtuanya. Sama seperti Rusmini, setelah resmi bercerai dengan Hendra tiga bulan lalu, Tiara memutuskan meninggalkan rumah mereka di Kotamadya Solok bersama anak gadisnya—Tania. Tiara dan Hendra sepakat untuk menjual rumah harta gono gini yang berjarak sekitar dua puluh kilometer dari kampung halamannya. Hasil penjualan rumah itu nanti akan dibagi dua. Tiara sangat berharap rumah tersebut segera terjual agar tidak ada lagi urusan dengan laki-laki pengkhianat itu. Wanita yang sudah resmi menjadi janda tiga bulan yang lalu itu membuka pintu rumah yang dia kunci tadi, lalu terus berjalan ke kamar. Tania—sang putri masih tertidur pulas. Ragu, dibangunkannya permata hati satu-satunya dalam hidupnya kini. “Nia ... bangun, Nak ....” Tiara menepuk pelan punggung anak gadisnya. Tania bergerak berlahan dan membalikkan tubuhnya menghadap Tiara yang duduk di pinggir ranjang. “Hm ... udah jam berapa sekarang, Ma?” Tania mengusap matanya yang masih mengantuk. “Kamu ngantuk sekali sih, Nia? Semalam begadang lagi pasti, nih. Kebiasaan, sih, kalau malam minggu tidurnya selalu larut,” omel Tiara mencubit hidung mungil anaknya. “Nia gak bisa tidur semalam, Ma. Kepikiran terus sama suratnya Ryan.” Tania berkata pelan dengan wajah yang tiba-tiba terlihat sedih. Jantung Tiara terasa berdenyut lebih kencang mendengar ucapan putri remajanya yang tiga bulan lagi akan memasuki usia tujuh belas tahun. “Surat Ryan? Ada apa dengan surat Ryan, Nia?” tanya Tiara penasaran. “Ryan kemarin sore nitip surat sama adiknya, karena sudah enam bulan ini Nia gak mau bertemu dan mengobrol lagi sama Ryan.” Tania menjelaskan dengan suara pelan. “Kenapa, Sayang?” Tiara menyibak poni putrinya yang menutupi mata Tania. “Entahlah, Ma. Sejak papa menikah dengan Tante Rusmi, Nia jadi malas ketemu Ryan, tapi Ryan terus saja berusaha mendekati Nia.” Tania menjelaskan dengan wajah murung. Tiara terdiam sejenak mendengar ucapan putrinya. “Tania ... ada berita mengejutkan tentang Ryan,” ucap Tiara sedikit ragu. Entah apa reaksi Tania jika mendengar berita ini. “Berita apa, Ma?” Tania bertanya cepat dan langsung duduk dari tidurnya. “Kamu jangan kaget ya, Sayang. Ryan sudah meninggal dunia, gantung diri di rumah ibunya dua jam yang lalu,” jawab Tiara pelan. “Ryan meninggal, Ma? Gantung diri?!” seru Tania. Wajah remaja itu terlihat kaget dan langsung pucat pasi. “Iya, Sayang. Mama juga tidak menyangka Ryan nekat seperti itu.” Tiara menjawab sedih. “Ya Allah ... Ryan ... tidak mungkin ....” Tania menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tidak percaya atas apa yang terjadi. Namun, sesaat kemudian suara tangisnya pun keluar. Terdengar pilu menyayat hati dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Tiara memeluk putrinya dengan rasa sedih. Meskipun Ryan adalah putra dari orang yang sudah merusak rumah tangganya, tapi Tiara tahu kalau Ryan juga menderita karena ulah ibunya yang tidak bermoral itu. Apalagi Tania sangat akrab dengan Ryan, karena sejak Sekolah Menengah Pertama sampai sekarang kelas dua Sekolah Menengah Atas, mereka sekolah di tempat yang sama di Kotamadya Solok. “Ryan meninggal karena kesalahan Nia, Ma. Ryan pasti sangat kecewa sama Nia. Pagi ini harusnya Nia memenuhi permintaan Ryan untuk bertemu, tapi Nia gak merespon surat Ryan, Ma ....” Tania menangis tersedu-sedu. “Sabar ya, Sayang. Kita doakan saja agar dosa Ryan bisa diampuni oleh Allah,” ucap Tiara membujuk sang putri. “Tania sebenarnya sayang sama Ryan, Ma .... Kenapa Nia tega mengabaikan Ryan, saat dia butuh Nia, Ma ...?” Tania terus menangis dengan rasa menyesal. “Sudahlah, Nak! Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Seandainya tahu pastilah kita akan mencegah Ryan melakukan hal itu.” Tiara mengelus punggung Tania yang masih menangis di bahunya. “Kamu mau datang melayat Ryan, Nak? Mungkin sebentar lagi jenazahnya akan dimakamkan, karena tidak diotopsi,” tanya Tiara begitu mendengar suara tangis Tania mereda. Tania mengurai pelukannya dari sang ibu. Wajah cantik dengan mata sembab itu memandang ibunya dengan murung. Pelan Tiara mengusap sisa air mata yang menetes di pipi remaja Tania yang halus. “Iya, Ma. Nia mau lihat wajah Ryan untuk terakhir kalinya,” jawab Tania pelan. “Ayo, mama antar, Sayang. Tapi kamu harus janji bisa tenang di sana, ya?” ucap Tiara. “Iya, Ma.” Tania menarik napas panjang. Berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya. Gadis remaja itu lalu bangkit untuk mencuci wajah dan mengganti baju serta memakai kerudung berwarna hitam. Tiara dan putrinya lalu berjalan ke rumah duka. Sesampainya di sana, jenazah Ryan sudah siap-siap untuk dimandikan. Namun, Tiara dan Tania masih sempat berjalan ke ruang tengah tempat jenazah Ryan terbaring kaku diselimuti kain panjang yang menutupi tubuhnya. Sekilas Tiara melihat mantan suaminya—Hendra yang duduk di samping Rusmini. Mereka berdua terkejut melihat Tiara datang bersama Tania. Segera Tiara mengalihkan pandangan dari wajah-wajah yang amat sangat dibencinya hingga saat ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TAKDIR KEDUA

read
34.0K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Tunangan Pengganti CEO

read
1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook