7 • tertarik

1203 Words
dara dan areeska, duduk bersama di lantai di pinggir rang latihan sambil menatap ketiga laki-laki anggota Tim mereka yang belum selesai berlatih, begitupula kezia di area gym. “dara." panggil areeska tanpa menatap dara. “iya?" dara pun demikian tatapannya lurus ke depan menjawab panggilan areeska. “kamu ada tertarik dengan salah satu diantara mereka?" “tertarik?" “iya. mungkin saat pertama melihat salah satu dari mereka ada yang buat kamu penasaran?" dara menolehkan wajahnya menatap areeska. “kamu suka salah satu dari mereka?" areeska ikut menatap dara , “kokvkamu bisa berpikir begitu?" “peryanyaanmu seolah sedang memastikan kalau laki-laki yang membuat aku tertarik di antara mereka bukan laki-laki yang kamu suka." areeska memasang cengirannya, “kamu jago menebak ya." “tensng aja, aku belum kenal mereka dan juga aku belum terpikir untuk kesana." “yah untuk jaga-jaga saja kalau-kalau nantinya kamu memutuskan untuk mengenal dekat salah satu dari mereka." “baiklah , jadi siapa yang tidak boleh aku dekati?" areeska terkekeh kecil, “bukanbtidak boleh didekati kok hanya jangan sampai menaruh hati. kamu saingan beratku soalnya." dara tersenyum kecil, “tidak perlu bersaing , jadi siapa?" areeska melirik sekilas ke arah para laki-laki lalu menatap dara lagi, “Xavier." ucapnya dengan suara kecil. “kamu menyukainya?" “ya baru sebatas tertarik karena kami belum lama saling kenal." dara mengangguk paham, “okeu aku mengerti." “kalian sedang bicarakan apa?" kezia berjalan mendekati dara dan areeska. “aku hanya sedang berkenalan dengan dara." areeska kembali cengirannya. “bukannha sudah saling kenal dari kemarin?" “maksudki lebih kenal lagi, kami hanya sedang bertukar cerita peribadi." kezia memicingkan mata menatap areeska lalu dara yang sedang memasang wajah datarnya , tidak ingin terlibat dalam karangannya areeska. “Aku tau kalau kamu sedang berbohong ," ucap kezia pada areeska, “tapi aku tidak peduli , menurutku ini bukan urusanki." kezia berpindah dan duduk di sisi dara. “kalau begitu kenapa kamu bertanya?" areeska menatap kesal kezia. “hanya iseng." areeska berdecak sebal. “kalian mahu makan siang?" ketiga gadis itu mengangkat wajahnya bersama menatap ketiga laki-laki yang sudah berdiri tak jauh dari mereka dengan kondisi berkeringat karena baru saja selesai latihan. dara berdiri di tempatnya, “lebih naik kita ganti pakaian dulu lalu bertemu di ruang makan." “aku setuju," kezia ikut berdiri disusul areeska ,. “sepuluh menit dari sekarang , kita bertemu lagi di ruang makan." semua menyetujui . “okey, kalau gitu sekarang kembali ke ruang masing-masing." Xavier lebih dulu meninggalkan ruang latihan diikuti semua timnya. sekitar sepuluh minit kemudian, mereka sudah berkumpul lagi di ruang makan. kezia, areeska dan sera mengambilkan makan siang untuk mereka dan para laki-laki. sedangkan yang laki-laki mengambilkan minuman. “setelah ini kita latihan di ruang latihan s*****a kan?" tanya areeska disela makan siang. “iya," sahut Natan, “satu jam setelah makan siang, kita diminta ke sana untuk latihan. ********** “hai!" dara dan yang lainnya menatap bersama ke arah pintu masuk ruang latihan di mana salah satu senior mereka datang dan mendekat. “kenalin, aku Stella yang akan melatih kalian siang ini." “salam kenal kak Stella." ucap dara dan yang lain bergantian . “salam kenal juga untuk kalian." Stella tersenyum ramah. “sudah makan siang kan?" “sudah kak." “bagus, sekarang kita akan berlatih mengenai s*****a-s*****a di sini ya. kalau sebelumnya kalian kecuali dara, sudah diajari Arnol mengenai jenis s*****a dan pelurunya yang sesuai , hari ini aku akan melatih kalian untuk penggunaannya . untuk dara , ku dengar alfa sudah melatihmu menggunakan s*****a?" “iya kak." “tidak masalah, nanti Timmu bisa membantu menjelaskan jenis-jenisnya. karena jumlahnya pas jadi bisa dibagi Tim berpasangan untuk latihan hari ini. ada yang mau membaginya? atau aku saja yang bagikan?" “aku akan bersama Natan , dara bersama Aldo agar Aldo bisa membantu dara mengenali jenis s*****a, Aldo lebih cepat paham mengenai ini. Tim areeska akan bersa Xavier kak. " terang kezia Stella tersenyum mendengar Stella , “bagus, sekarang bisa dimulai per-tim. aku akan jelaskan secara singkat teknik dasarnya dan kalian lanjutkan latihan prakteknya." dengan cepat dan jelas, Stella mengajari teknik penggunaan setiap s*****a yang sudah ia ambil untuk menjadi contoh. “jadi kira-kira seperti itu cara menggunakannya. setiap s*****a pastinya berbeda sesuai jenisnya, jadi kalian harus paham seluruhnya." “baik kak." ucap semuanya bersamaan. “aku akan mengawasi kalian dari pinggir ruangan, kalian bisa latihan sepuas kalian." Stella berpindah tempat dan duduk di sofa yang diletakkan di sana. selagi yang lain mulai berlatih. Stella menyibukkan diri dengan sebuah perangkat tablet yang ia bawa sejak masuk ke dalam ruang latihan . Tim sudah dibagi, dara mengangkat sekilas wajah bahagia areeska karena berlatih bersama orang yang ia suka saat ini. “tadi kak Stella sudah sebutkan sekilas nama-nama senjatanya." Aldo memulai penjelasannya pada dara, “aku hanya akan memperjelaskan lagi." dara mengangguk sekilas, “okey." “dimulai dari s*****a ini--" dara mendengarkan dengan serius setiap ucapan Aldo. tidak ada satu pun yang ia izinkan terlewat dari pendengarannya . beruntung dara memiliki daya menangkap dan daya ingat yang bagus, membuatnya lebih mudah memahami dan mengingat semua informasi yang ia terima. “bagaimana? sudah jelas?" “sudah, sangat jelas. terima kasih." “yakin? aku menjelaskannya cukup panjang tadi dan kamu sudah langsung mengerti? tidak ada pertanyaan?" dara menatap Aldo dengan tatapan yakin, “kamu ragu?" “bukan, hanya saja--" “aku akan ualngi intinya saja ya, karena kalau aku ulangi semua, kita tidak akan memulai latihan nantinya." “okey , silakan" dara pun menjelaskan inti dari setiap penjelasan Aldo tadi. tidak ada yang terlewat meski hanya intinya saja membuat Aldo cukup takjub “baikkah aku percaya." ucap Aldo setelah dara selesai bicara. “mr.harry memang tidak berbohong." “jadi, kita bisa mulai latihan?" “okey, kita mulai dari s*****a pertama ." “oranf cerdas kalau disatukan begitu ya ? areeska menatap Aldo dan dara yang tak jauh dari tempatnya. obrolan dara dan Aldo tadi sedikit terdengar olehnya. “tidak perlu perhatikan yang lain, fokus saja pada latihanmu sendiri." areeska menoleh pada Xavier, “iya iya , tapi bagaimana kalau mereka saja yang kita jadikan ketua Tim? bukan karena dara anak dari boss kita tapi karena memang kemampuannya yang patut diakui menurutku." “soal itu, bisa kita bicarakan nanti saat semua berkumpul. kita juga harus mendengar pendapat yang lain termasuk pendapat dara dan Aldo." areeska menggangguk mengerti “okey" ************** Stella mengumpulkan kembali dara dan yang lain begitu dirasai waktu latihan mereka sudah cukup . “apa kami bisa gunakan ruangan ini di luar jam latihan?" tanya dara sebelum Stella menutup penemuan hari ini. “tentu saja, sama seperti ruangan lain, ruangan ini boleh kalian pakai untuk berlatih kapan pun selama memang untuk latihan, semua yang ada di sini boleh digunakannya." “terima kasih kak." Stella tersenyum, “aku sudah melihat latihan kalian dan sangat memuaskan. tetap bertahankan kemampuan kalian serta tingkatkan untuk kebaikan kalian tentunya saat turun ke lapangan nantinya. sekarang kalian boleh istirahat , malam nanti tidak ada latihan apa pun jadi Tim kalian bisa berkumpul untuk mengobrol atau lebih saling mengenal satu sama lain. ini penting agar kerjs Tim kalian semakin baik." Stella menutup dan berpamitan pada semuanya lalu lebih dulu meninggalkan ruangan. “kita juga harus mandi dulu ." ucap Natan yang diangguki semuanya bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD