Seperti biasa tepat pukul 04.00 bunyi alarm, suara merdu Bunda dan ketukan pintu sudah menyeruak masuk kedalam gendang telinga ku. Aku pun langsung terbangun membukakan pintu, untuk menjawab panggilan bunda.
"
Iyaa Bun, Nia udah bangun" sambil mengucek ngucek mata
"Iya sayang. Langsung siap-siap yaa. Kalo udah selesai turun kita sarapan" kata Bunda
"Siap Bunda sayang" jawabku dengan gaya hormat seperti tentara.
Aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan semua ritual pagi. Setelah semua dirasa sudah siap, aku langsung turun untuk sarapan pagi bersama keluarga ku.
"Morning Abiii.. Bunda.. Abang.." teriak ku sambil berlari kecil menuruni anak tangga dengan senyum yang merekah
"Hati-hati sayang. Nanti kamu terjatuh" kata Bunda
"Nia nanti bisa pulang sendiri?" kata Abi, setelah aku sukses menempelkan b****g ku di kursi
"Bisa ko Bii. Lagian Nia udah besar, jadi bisa jaga diri. Abi gak usah khawatir" ucap ku meyakinkan Abi
"Emang yang bilang Nia masih kecil itu siapa?" jawab Abang
"Yeee, Nia gak nanya sama Abang!" balas Nia sengit sambil melirik Abang tajam, setajam silet.
"Udah dong. Bunda kan udah bilang, jangan bertengkar di meja makan. Itu gak baik"
"Maaf Bunda" jawab kami bersamaan
"Ya sudah, sekarang cepat kalian habiskan sarapannya. Siap-siap berangkat" kata Bunda
Kami pun segera menghabiskan sarapan dan langsung bersiap berangkat. Mengingat Jakarta yang selalu macet. Jadi kami memutuskan berangkat lebih awal. Setelah pamit pada Bunda, aku bergegas masuk ke mobil. Abang pun segera menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit, menuju sekolah ku. Tidak ingin membuang waktu, aku pun berpamitan pada Abang
"Nia masuk dulu ya Bang. Abang hati-hati bawa mobilnya" ucap ku kemudian mencium punggung tangan Abang
"Belajar yang benar, Abang jalan dulu"
Aku pun segera turun, lalu melambaikan tangan pada Abang, karena 10 menit lagi gerbang akan di tutup.
"Pagi Pak" sapa ku pada Pak Oyot
"Pagi Neng" jawab Pak Oyot sambil sedikit membungkukkan badan
Aku pun berjalan menuju kelas ku yang berada agak jauh dari gerbang.
0~0~0
Setelah 2 minggu keberadaan ku di sekolah..
KRINGGG...
Bel tanda istirahat pun berbunyi, seperti biasa setelah guru keluar, semua murid berhamburan menuju kantin, begitu juga aku bersama dengan teman-temanku.
Setibanya di kantin, kami langsung mencari bangku kosong. Sialnya kami mendapatkan kursi kosong tepat di seberang bangku kekuasaan gank Rick yang di pawangi oleh Andra si most wanted sekolah yang paling di takuti dan di segani seluruh siswa Pertiwi.
"Kalian mau makan apa ntar gue yang pesan" tawar Siska
"Nia bakso sama air mineral aja"
"Sukma samain sama Nia cuma minumnya es jeruk aja" kata Sukma
"Gue mau siomay sama es jeruk dah" lanjut Putri
"Samain kaya Nia" kata Intan
"Bakso tiga, Siomay satu, air mineral dua, es jeruk dua yaa"
"Oke. Gue pesan dulu" kata Siska
"Okey" ucap kami kompak.
Sambil menunggu Siska kembali. Aku pun mengedarkan pandangan melihat-lihat keadaan seluruh kantin.
Deggg...
Tiba tiba pandangan ku bertabrakan dengan Andra, aku terkejut!
Aku langsung mengalihkan pandangan ku ke layar I-phone ku. Aku tidak tau kenapa tiba-tiba jantung ku berdetak sangat cepat saat ini. Aku tidak mau teman-teman ku mengetahui, aku pun berinisiatif ke toilet untuk menormalkan detak jantung ku
"Nia ke toilet bentar ya" kata ku sedikit gugup
"Aku ikut" jawab Intan
"Ya udah ayo" ajak ku
Kami pun beranjak menuju ke toilet.
Tanpa ku sadari ternyata Andra pun pergi mengikuti ku ke luar kantin. Tak lama kami pun kembali ke kantin tapi tiba-tiba di tengah jalan kami di halangi Andra. Kami pun berniat melewatinya, lagi-lagi Andra menghalangi dengan merentangkan kedua tangannya.
"Sorry kami mau lewat" kataku. Tapi Andra hanya diam dan matanya terus menatap ku intens, tatapannya hampir membuat nyaliku menciut
"Kalau gak ada keperluan, silahkan minggir, kami mau lewat" kata ku, tapi Andra tetap diam
'Apa maunya dia sebenarnya, apa maksudnya menghalangi jalan seperti ini' batin ku
Kemudian tanpa di duga dia menyuruh Intan untuk pergi ke kantin dan meninggalkan ku bersama nya
"Lo balik ke kantin. Gue pinjem teman lo bentar" Katanya datar
Intan pun langsung beranjak pergi meninggalkan ku yang membuat ku menjadi panik! Sepeninggalan Intan aku memberanikan diri menatapnya dan lagi-lagi dia masih menatap ku, tatapan yang sangat intens dan tajam membuat ku tidak bisa berkutik.
Aku terkejut tiba-tiba Andra menarik tangan ku menuju ke rooftop. Aku hanya bisa berdoa dengan segala doa yang ku tau, berharap Andra mendapatkan ilham dengan membiarkan aku kembali berkumpul dengan teman-teman ku di kantin. Tapi harapan ku musnah karena sekarang kami sudah berada di rooftop dan ku lihat Andra mengembok pintu rooftop, aku semakin panik, aku tidak tau harus berbuat apa. Ku lihat dengan perlahan Andra mendekatiku.
'Ya tuhan bantu akuuuuu, ku mohonnnnn' jerit batin ku
Ku lihat dia menyunggingkan senyum smirk nya, membuat ku panas dingin mencemaskan apa yang akan terjadi selanjutnya,
"Lo kenapa?"
"Lo sakit? Atau lo gugup berdua sama gue disini" godanya
Aku hanya bisa menggelengkan kepala ku, kemudian aku coba beranikan diri berkata
"Ke..ke..kenapa N..Ni..Nia d..di b..ba..bawa ke..ke..si..ni.." kataku terbatah-batah. Kemudian ku dengar dia tertawa
"Lo yang mulai semuanya, oke kalo lo lupa, gue flashback dari awal"
Aku pun menatapnya bingung..
"Pertama, waktu lo datang bersama Pak Oyot dan itu juga pertama kali gue liat lo ada di sekolah ini."
"Apa lo masih ingat, dengan cerobohnya lo jalan sampe lo nabrak cowo."
"Kedua, kejadian di kantin yang menghebohkan seluruh murid pertiwi sampe gue harus turun tangan, apa lo ingat kejadian dimana dengan angkuhnya lo ngelawan seorang cowo yang notabene seorang most wanted di sekolah ini." cecar nya lagi
"Ketiga, yang harus lo tau. Cowo itu gue!
Apa lo masih inget?" ucapnya tajam
Aku terkejut dan hanya terdiam mencerna semua ucapannya, sambil menundukkan kepala semakin dalam. untuk menutupi rasa gugup, aku pun mengepalkan kedua tangan dan memejamkan mata ku. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan pada ku untuk balas dendam.
"Kenapa lo diam, mana keberanian lo yang pernah lo pamerin di hadapan gue dulu, apa nyali lo menciut." ucapnya tajam
Aku mendengar langkah nya mendekat, aku semakin takut. Aku takut dia melakukan sesuatu pada ku. Aku kembali di kejutkan oleh perlakuannya yang tiba-tiba mengelus rambut ku sambil berkata
"Mulai sekarang lo jadi cewe gue" tegasnya.
Aku pun refleks mengangkat kepala, saat aku ingin buka suara lagi-lagi dia menunjukan sikap angkuhnya
"Gue Ga Nerima Penolakan." katanya tegas dengan senyum smirk kemenangan.
Aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Karena mulai sekarang hidup ku tidak akan tenang. Tanpa ku sadari pintu rooftop sudah terbuka lalu dia menarik tangan ku menuju ke kelas ku.
"T..ti..tidak usah d..di an..tar N..Nia b..bis..bisa se..sen..sendiri" kataku terbata-bata
"Gua udah bilang nggak ada penolakan, lo denger gue ngomong apa tadi" ucapnya sedikit nyaring
Aku kembali menganggukkan kepala, karena percuma, jadi aku hanya memilih diam. Sesampainya di dalam kelas, dia mengacak rambut ku yang tentunya membuatku sangat kesal
"Pulang nanti lo jangan kemana mana, gue jemput lo di kelas. Ngerti" katanya dengan lembut
Aku kembali hanya bisa mengangguk, sambil tetap menundukkan kepala ku.
"Gue balik ke kelas, lo pada jagain cewe gue." tegasnya dengan nada dingin.
Semua teman ku yang melihat menjadi shock. Mereka hanya bisa menganggukkan kepala, sampai Andra menjauh dari kelas, barulah ada kehidupan lagi di dalam kelas.
"SEJAK KAPAN LO JADIAN!!!" Kata ke empat sahabatku kompak