Aku memutuskan untuk mengikuti Vienna dan Riga keluar markas. Sebenarnya memang sudah tidak ada yang bisa kukerjakan di sini. Daripada aku terlibat pembicaraan aneh-aneh dengan Kak Langit dan Tino, lebih baik aku kabur saja. Aku memisahkan diri dari Vienna dan Riga saat kami sampai di dekat tangga. Kelas mereka ada di lantai satu sedangkan kelasku ada di lantai dua. Aku harus menapaki tangga untuk sampai ke atas sana. Koridor kelas sebelas sudah cukup sepi. Beberapa guru juga sudah hadir di kelas. Aku memasuki kelas dan langsung disambut oleh Melodi, teman sebangkuku. Belum ada guru yang datang di kelasku sehingga beberapa siswa masih sibuk membuat keributan. "Gue kira lo izin nggak masuk sekolah," ucap Melodi begitu aku meletakkan tas di bangkuku. Aku mengedikkan bahu, "Gue cuma date

