Chapter 2

1034 Words
Beth sedang menatap setumpuk berkas di hadapannya. Pekerjaan yang tak ada habisnya, membuatnya harus duduk seharian di kursi kerjanya. Tok Tok Tok Ceklek "Nona," panggil Xander "Tuan Xander, silahkan masuk.. Aku harap kau membawa sebuah informasi berharga, " ujar Beth dengan senyum liciknya "Tentu Nona, tetapi saya harap anda tidak kecewa dengan informasi yang akan saya berikan" "Hmm, aku mulai penasaran, Tuan Xander. Silahkan duduk!" Xander memberikan sebuah amplop cokelat berisi foto Rick bersama seorang lelaki, dan juga ada flashdisk didalam amplop itu. Beth membulatkan matanya, ia tak percaya dengan apa yang dilihat. Foto-foto Rick bersama lelaki itu terlihat mesra seperti sepasang kekasih. Beth menancapkan flashdisk itu pada laptopnya. Terlihat jelas disana video Rick sedang berhubungan intim dengan seorang lelaki. "Tak ku sangka! Ini sangat menarik, Tuan Xander!" "Tentu saja, Nona!" Beth menyimpan berkas itu, ia memberikan sebuah amplop berisi uang ratusan dolar. Xander menyeringai, ia menunduk lalu pergi dari sana. "Aku tak menyangka akan menemukan fakta unik tentang dirimu Rick!" gumam Beth Beth menelepon Catherine untuk membuatkan jadwal pertemuan secara pribadi antara dirinya dengan Rick di mansion miliknya. Calling Catherine... "Cath, atur jadwal pertemuan dengan Rick! Di mansionku!" "Baik, Nona!" "Katakan pada Rick, aku memiliki semua rahasianya!" "Hah!? Ehm baiklah Nona!" Tut tut tut Dalam hati Catherine bertanya-tanya, kali ini Beth pasti akan mendapatkan Rick dengan cara kotor. Beth selalu egois, ia hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Catherine berdoa agar tak terjadi hal buruk pada Rick. Catherine menghubungi Rick, ia memberitahu Rick mengenai undangan untuk datang ke mansion Beth. Tentu saja Rick menolak undangan itu, ia sungguh tak ingin berurusan secara pribadi dengan Beth. Kali ini Catherine sedikit khawatir, firasatnya seperti akan terjadi hal buruk pada Rick jika ia menolak Beth. "Rick, ku mohon! Datanglah! Firasatku sungguh tidak baik kali ini!" ujar Catherine memelas "Beth hanya salah satu dari sekian juta fans ku! Ia hanya gila karena aku tidak membalas perasaannya, lalu bagaimana dengan fans ku yang lain, mereka juga mencintaiku dan akupun tak membalasnya, tetapi mereka masih setia mendukungku!" "Beth berbeda! Wanita satu ini hanya mementingkan kesenangan dirinya sendiri! Bahkan ia lebih kejam dari apa yang kau lihat!" "Benarkah? Sepertinya ia lebih pantas di sebut sebagai phsyco dari pada seorang yang egois!" "Rick! Kali ini turuti apa maunya! Kau bisa mengungkapkan kekesalanmu di hadapannya saat kalian bertemu!" "Bahkan aku sudah malas melihat wajah wanita itu! Ia memang cantik, sayang aku tak tertarik!" Catherine berdecak kesal, ia menghubungi Beth. Memberitahu bahwa Rick tengah sibuk dan tak bisa datang memenuhi undangan dari Beth. "Baiklah, akan kuhubungi sendiri!" Tut tut tut 'Bagaimana bisa ia menghubungi Rick jika tak tahu nomor ponselnya? Atau jangan-jangan, Beth memang sudah memiliki nomor Rick?!' batin Catherine Rick sedang memandang layar ponselnya, ada satu pesan masuk. Ia menekan layar ponselnya dan menampilkan foto fulgarnya bersama pedro. Wajah Rick terlihat marah, ia mengumpat dalam hati. Mencari tahu siapa pelaku yang berani mengancamnya. Rick menghubungi pengirim foto itu. Ia lebih tercengang lagi saat mendengar suara Beth muncul darisana. "Kau sudah melihatnya, Rick?" "Dasar w***********g! Apa maumu?" "Aku hanya ingin makan malam bersamamu!" "Akan kubuat kau menyesal karena sudah mengacaukan hidupku!" ujar Rick geram "Hahaha... Owh.. Aku takut! Baiklah, aku tunggu kedatanganmu besok malam, ahh... Kau harus datang sendiri!" Tut tut tut Rick melempar ponselnya, ia sangat kesal kala itu. Baru kali ini ia berurusan dengan fans yang benar-benar gila menurut Rick. Rick pergi menuju apartemen milik Pedro, ia ingin menenangkan pikirannya. Pedro selalu mengerti tentang keluhan yang Rick alami. Pedro seperti seseorang yang dapat membuat Rick menurut. Sampai di apartemen milik Pedro, Rick menenggelamkan wajahnya di antara d**a bidang milik Pedro. Pedro mempererat pelukannya, dan mengusap lembut punggung Rick. "Apa terjadi sesuatu? " tanya Pedro "Hmm.. Tidak apa-apa.. Aku mau tidur, bangunkan aku jika Catherine mencariku!" "Baiklah.." Pedro kembali melanjutkan kegiatannya di dapur. Ia sangat suka memasak, jika Rick berkunjung ia selalu menghidangkan makanan yang Rick suka. "Pasti karena fans yang satu itu!" gumam Pedro Tiga jam kemudian, Rick terbangun. Ia merasa berat di bagian perutnya. Pedro sedang tidur di sampingnya. Rick tersenyum melihat Pedro yang begitu tenang didalam mimpinya. "Ehm, kau sudah bangun?" Pedro membuka matanya "Kau mengerjaiku?" "Tidak, Sayang.. Kenapa kau sangat sensitif akhir-akhir ini?" "Aku tidak sensitif, hanya masalah pekerjaan saja" "Apa fans gilamu berulah lagi?" "Hmm, ya begitulah!" "Aku memasak sesuatu untukmu, ayo kita makan!" "Ya, baiklah" Mereka menuju ruang makan, melihat hidangan di atas meja membuat Rick sedikit mereda. Pedro memang ahli membuat Rick tenang. Meski tak banyak yang bisa ia lakukan saat Rick di luar sana. Namun jika sudah berada di apartemennya, Rick akan ia perlakukan sebagaimana mestinya. Rick menyantap makanan di atas meja hingga tak tersisa. Pedro tersenyum senang melihat kekasihnya itu sudah kembali menjadi Rick yang tenang dan manis untuknya. "Bagaimana? Apa itu enak? Kau terlihat menikmatinya, " tanya Pedro dengan senyumannya "Hmm, kau selalu bisa membuatku tenang. Ya, ini sangat enak.. Lasagna dan spagetti ini.. Hmm.. Kau pandai memasak, akan ku habiskan semua ini!" "Hahaha... Habiskan, Sayang! Aku membuatnya untukmu!" Rick kembali memakan makanannya, sesekali ia mencuri pandang ke Pedro yang sibuk dengan ponsel. Selesai dengan makanannya. Rick mengambil ponselnya yang berada di atas nakas di samping ranjang. Ia melihat siapa saja yang menghubunginya saat ia tertidur. "Tidak ada yang menghubungi mu, Sayang! Ponselmu sangat tenang sejak kau tidur" "Baiklah, aku harus pergi! Aku akan kemari lusa.. Besok jadwalku sangat padat!" "Okay, kau memang orang tersibuk yang pernah ada!" "Hahaha, aku pergi dulu! Hubungi aku jika terjadi sesuatu!" "Pasti.." Rick melangkah keluar dari apartemen Pedro. Ia menghubungi Catherine untuk memastikan jika semua baik-baik saja. Calling Catherine... "Apa semua baik-baik saja?" tanya Rick "Ya! Ada apa?" "Tidak, aku hanya ingin memastikan saja!" "Cepat kembali ke apartemen! Akan ku jelaskan mengenai Beth!" "Baiklah!" Tut tut tut Rick melajukan mobilnya menuju apartemen. Wajahnya kini berubah menjadi kesal jika menyangkut Beth. "Kenapa aku harus berurusan dengan wanita gila itu!" gumam Rick Text Message From Pedro 'Hati-hati di jalan.. Aku mencintaimu!' Rick tersenyum membaca pesan dari Pedro. Sejak pertemuannya dengan Pedro setahun lalu, kehidupannya berubah seperti sekarang. Bagi Rick hidupnya lebih berwarna karena Pedro selalu bisa membuatnya tenang dan bahagia. Text Message To Pedro ' Tentu , aku juga mencintaimu' Senyum Rick merekah seketika. Ia kembali fokus kejalanan di kota. Hingga sampai di apartemen dan bertemu dengan Catherine. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD