036. Cemburu

1175 Words
"Terima kasih, Kak." Rena berkata dengan ramah kepada seorang pemuda asing yang telah menunjukkan jalan kepadanya. "Iya, sama-sama," jawab pemuda tersebut sebelum pergi ke arah lain. Karena sibuk memakan dua bungkus keripik sebelumnya di depan minimarket, Rena hampir melupakan acara festival ini dan hanya ingat ketika suara musik rock menusuk telinganya. Dia dengan memegang sebungkus keripik berjalan ke hiruk pikuk ruangan penuh suara musik yang menggelegar. Dia menoleh ke kanan kiri, menurut karakter Laras, maka mustahil gadis itu bersedia untuk berkumpul di keramaian. Jadi Rena mencari di sudut-sudut ruangan, lagi pula sosok Laras sangat mencolok jadi sangat mudah mengenali gadis itu. Benar saja, sesuai dugaannya, gadis itu sangat mudah ditemukan. Rena melihat ke sebuah sudut tempat yang jarang orang-orang terdapat seorang gadis yang duduk sendirian dengan tenang dan anggun dengan memegang segelas minuman di tangannya. "Kenapa sendiri, dimana Kak Randi?" tanya Rena dengan tatapan menelusuri sekitar, mencari sosok Randi. "Di belakang panggung," jawab Laras, tangannya menguncang pelan minuman dalam gelas, menatap cairan yang bergerak ke kanan dan ke kiri dengan penuh minat. Melihat apa yang dipegang temannya itu, Rena menyapu pandangannya ke sekitar. "Dimana kamu menemukan minuman?" tanyanya. Sedari tadi dia tidak melihat ruangan ini menyediakan minuman atau makanan. Paling banyak ada beberapa kedai di buka di luar, namun untuk minuman dengan gelas kaca seperti itu, dia tidak melihatnya sama sekali. "Randi yang mengambilnya," kata Laras. Mendengar jawaban Laras, Rena segera mengerti. Menurut sifat Randi yang selalu menuruti keinginan Laras, bahkan jika sesuatu itu tidak ada, dia akan berusaha membuatnya agar menyenangi hati gadis itu. Rena menghela napas, menatap temannya dengan pandangan kosong. Ada banyak bukti rasa suka Randi di setiap waktu, namun Laras sama sekali tidak menyadarinya satu pun. Rena merasa heran, apakah Laras adalah orang yang tidak peka atau gadis itu hanya terbiasa dengan tindakan Randi sehingga dia merasa semuanya wajar. Dia mencari tempat duduk di dekat Laras, duduk dengan memakan keripik sembari mendengarkan lagu yang tersebar di setiap sudut ruangan. Melihat ke sekitar, banyak orang memilih untuk berdiri di dekat panggung daripada duduk menyendiri seperti mereka ini. Orang-orang tersebut bahkan melompat-lompat dan ikut bernyanyi mengikuti lagu yang sedang dibawakan. Itu sangat menarik, Rena bahkan tidak kuasa menahan dirinya untuk menggerakkan kepalanya mengikuti suara detak musik. Setelah lagu berakhir, banyak mahasiswa bersorak bahagia, tampak sangat senang dan girang. Melihat ekspresi mereka saat ini, tidak ada yang akan berpikir bahwa sebelumnya mereka sangat frustrasi dengan tugas yang menumpuk dan deadline yang semakin dekat. Kemudian lagu berikutnya terdengar. Kali ini berbeda dengan musik rok sebelumnya, ini adalah jenis lagu pop yang ditemani oleh gitar. "Bukankah itu kakakmu?" kata Rena, menyipitkan mata menatap ke tengah panggung. Laras juga menatap ke arah panggung, memasang ekspresi cemberut ketika menjawab, "Ya." Di atas panggung, ada dua orang yang sedang bernyanyi dan bermain gitar. Tidak perlu dikatakan, bahwa Randi-lah yang memetik gitar. Sedangkan satu orang lainnya adalah seorang gadis yang memegang mikrofon, bernyanyi dengan sangat merdu. "Lihatlah dia, setiap waktu dekat dengan gadis yang berbeda-beda. Dulu aku pikir dia sangat kaku dengan gadis, sekarang dia tampak terlihat seperti playboy." Laras menghabiskan minuman di tangannya, meletakkan gelas di meja sekitarnya dan fokus memperhatikan kakak sepupunya. "Bukankah gadis itu orang yang sama di forum waktu itu?" kata Rena dengan ragu, kemudian dia mencoba mengingatnya lagi dan yakin bahwa dia tidak salah menebak. Mata Laras melebar, "Kamu serius?" tanyanya dengan pandangan tak percaya. "Kalau begitu, ini bahkan lebih mencurigakan!" Rena melirik Laras, kemudian menatap ke arah panggung. Tidak tahu apa yang dipikirkannya, dia menjawab pertanyaan Laras dengan suasana hati yang baik. "Ya, aku pasti tidak salah ingat. Kamu tahu bukan, aku paling ahli mengingat wajah orang lain." Laras tidak meragukan kata-kata Rena, karena itulah dia mulai meragukan perasaan Randi lagi! Sebelumnya Randi membantah memiliki hubungan dengan gadis di forum itu, tetapi melihat mereka tampak dekat sekarang, bahkan tampil di acara festival musik bersama, Laras mulai meragukan semua ucapan Randi. Kening mulus gadis itu mengkerut, tatapannya tidak nyaman tertuju di depan. Ketika dia melihat jarak antara gadis itu dan Randi kurang dari satu meter, Laras entah bagaimana merasakan gelisah. Dia memiliki keinginan besar untuk bangkit dan naik ke panggung untuk memisahkan kedua orang itu. Namun logika masih tertinggal di pikirannya, mengurungkan niatnya itu. Setelah lagu selesai, kedua orang di panggung berjalan beriringan ke belakang lalu menghilang dari pandangan setiap orang. Laras menjulurkan lehernya, ingin terus mengikuti sosok Randi dengan tatapannya, namun tidak berhasil. "Bukankah mereka tampak serasi? Gadis itu cantik," kata Rena, makan keripik dengan nikmat. "Apakah kamu buta?" tanya Laras dengan kesal. "Bagaimana mungkin mereka serasi? Sama sekali tidak," katanya dengan tegas. "Oh ya?" Rena mengangkat alisnya, "Lalu menurut seorang Laras Filandari yang selalu benar, gadis seperti apa yang serasi dengan Kak Randi?" tanya Rena, tersenyum sangat tulus ketika mengajukan pertanyaan itu. Laras melirik Rena dengan curiga, namun dia tetap memikirkan pertanyaan yang diajukan temannya itu. Berpikir gadis seperti apa yang pantas untuk kakak sepupunya, Laras tidak bisa memikirkannya sama sekali. Setiap dia melihat seorang gadis dengan Randi, Laras merasa sangat kesal dan tidak suka. "Randi masih kuliah, lebih baik dia fokus belajar daripada memikirkan gadis-gadis aneh itu," kata Laras, menjawab dengan nada penuh percaya diri, merasa bahwa dia telah memberikan jawaban yang cerdas. "Oh, sebelumnya kamu mengejar Kevin, kamu sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu." Rena tanpa ampun merusak semua kata-kata baik Laras. Bagaimana pun, sebagai teman Laras, dia tahu bahwa jawaban yang diberikan gadis itu hanyalah omong kosong. Laras mendapati dirinya tidak mampu berkata-kata di depan desakan Rena terus menerus. Dia akhirnya tidak sabar dan melotot marah, "Berhentilah bicara, kamu membuatku pusing." Rena sama sekali tidak peduli dengan kata-kata Laras. Dia terus memakan keripiknya dengan nyaman, menikmati reaksi gelisah gadis itu. "Biar aku perjelas, bukankah kamu merasa kesal dengan semua gadis yang mendekati Kak Randi, mereka tampak menyebalkan di matamu bukan?" Laras langsung mengangguk, "Sangat menyebalkan." Saking menyebalkannya, Laras ingin agar mereka tidak lagi terlihat di depannya atau depan Randi. "Kak Randi terlalu baik, tidak ada satu pun gadis yang terlihat pantas di sisinya." Rena melanjutkan. Laras mengangguk lagi, "Ya, mereka semua hanya terpesona dengan ketampanan Randi. Mereka tidak tahu apa-apa tentangnya, mereka tidak pantas untuk Randi." Rena tersenyum, "Ya, tidakkah menurutmu akan lebih baik jika Kak Randi tidak dekat dengan gadis mana pun?" Laras mengangguk lagi, kali ini dai menjawab dengan sangat antusias. "Ya, mereka semua terlihat tidak baik, apakah kamu juga berpikir seperti itu? Aku ingin sekali menarik Randi agar tidak dekat dengan gadis-gadis itu." Rena ingin menahannya, namun dia sama sekali tidak bisa. Dia akhirnya tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang menahan perutnya. Suara tawa Rena membuat Laras bingung, dia menatap ke arah Rena seolah sedang melihat seseorang yang sakit mental. "Kamu kenapa sih?" tanyanya kesal. Rena memuaskan tawanya terlebih dahulu, sebelum kembali tenang dan berbicara dengan sangat jelas kepada Laras. "Coba pikirkan, Kak Randi bagaimana pun telah dewasa, suatu saat dia akan bertemu seorang wanita dan menikah dengannya. Bagaimana menurutmu?" Tubuh Laras kaku ketika mendengar ucapan Rena. "Itu masih lama, untuk apa kamu mengatakan hal seperti itu." "Tidak, kamu hanya mengelak. Jujur saja Laras, kamu tidak rela Kak Randi dengan gadis lain. Perasaanmu saat ini disebut cemburu."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD